Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimasi Pemakaian Material Struktur dengan Optimasi Bentuk (Shape Optimization) dan Cross Section pada Struktur Rangka Batang Terhadap Kendala Reliabilitas Material Menggunakan Metode Algoritma Genetik Adha, Augusta
SPECTA Journal of Technology Vol 2 No 2 (2018): SPECTA Journal of Technology
Publisher : LPPM ITK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35718/specta.v2i2.107

Abstract

Dewasa ini, proses kegiatan konstruksi dituntut mampu menerapkan prinsip-prinsip yang ramah lingkungan. Kegiatan konstruksi yang dimulai dari proses pengambilan material seperti semen, baja atau kayu sering kali dituding memberikan dampak kerusakan lingkungan yang sangat tinggi. Ditambah lagidengan penggunaan material struktur yang sangat boros dengan dalih untuk membuat struktur aman menyebabkan jejak lingkungan yang ditinggalkan oleh kegiatan konstruksi menjadi semakin besar dan kentara.Namun demikian, seiring perkembangan teknologi material dan metode konstruksi, saat ini kegiatan dan hasil konstruksi yang efisien dan ramah lingkungan telah menjadi hal yang wajib dan terus dikembangkan. Salah satu cara untuk efisiensi konstruksi adalah dengan optimasi struktur. Berbagai metode optimasi dikembangkan untuk menghasilkan struktur yang lebih efisien dan menggunakan material yang lebih sedikit, namun tetap mampu menahan beban-beban desain yang diberikan kepada struktur.Salah satu metode struktur Meta-heuristic yang populer adalah metode algoritma genetik. Paper ini akan membandingkan metode optimasi struktur dengan modifikasi pada cross section dan modifikasi pada bentuk struktur (shape) dengan kombinasi cross section, untuk menahan beban struktur rencana dengankendala-kendala tertentu. Sebuah struktur rangka batang sederhana menjadi subjek penelitian pada paper ini. Struktur rangka batang tersebut di optimasi dengan dua cara yaitu optimasi dengan perubahan cross section penampang dan optimasi dengan perubahan cross section penampang dan dilanjutkandengan perubahan bentuk struktur.Berdasarkan hasil analisa dapat di simpulkan, dengan menggunakan metode optimasi bentuk yang dikombinasikan dengan optimasi berat, maka didapat hasil optimasi struktur yang lebih baik.
Evaluating the Socio-Economic Effects of Fly Ash and Agricultural Waste on the Construction Sector Laory, Irwanda; Ekaputri, Januarti Jaya; Kusbiantoro, Andri; Rahadi, Raden Aswin; Setiamarga, Davin H. E.; Adha, Augusta; Afgani, Kurnia Fajar
Journal Integration of Management Studies Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Integrasi Sains Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58229/jims.v2i2.232

Abstract

The building industry significantly impacts environmental degradation due to its reliance on conventional materials such as cement and concrete, which are associated with high carbon emissions and substantial energy consumption. This study explores the socio-economic impacts of substituting fly ash and agricultural waste for traditional construction materials. A comprehensive review of 50 peer-reviewed papers, industry reports, and online sources reveals that these alternative materials offer considerable benefits. Cost savings average between 15% and 20%, driven by reduced material costs and lower disposal requirements. Environmentally, using fly ash and agricultural waste significantly reduces greenhouse gas emissions, with fly ash cutting emissions by approximately 25% and agricultural waste by about 20%, primarily due to decreased energy consumption. Furthermore, technical assessments show that these materials enhance the strength and durability of concrete, meeting or exceeding conventional standards. The study also highlights broader socio-economic advantages, including support for rural economies through new markets for agricultural by-products and job creation in recycling and construction sectors. These findings suggest integrating fly ash and agricultural waste into construction practices can positively impact economic growth and environmental sustainability. However, the study acknowledges limitations such as reliance on secondary data and potential geographic biases. Future research should prioritize original data collection, long-term performance assessments, and investigation of regional material-use variations. This study underscores the practical and environmental benefits of incorporating these sustainable materials, contributing to a more eco-friendly construction industry.
Studi kasus Pengaruh Vortex Induce Vibration (VIV) pada Freestanding Drilling Conductor SAKA Energi Sesulu: Feasability study Vortex Effect induce Vibration (VIV) on Freestanding Energy Drilling Conductor SAKA Sesulu Adha, Augusta
JURNAL SAINTIS Vol. 16 No. 2 (2016)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.454 KB)

Abstract

[ID] Salah satu fase terpenting dalam proses eksplorasi minyak dan gas bumi adalah pengeboran sumur uji coba untuk mengetahui kandungan hidrokarbon pada sebuah reservoir minyak bumi dan gas. Arus laut dapat menyebabkan terjadinya VIV pada drilling conductor yang berujung pada terhambatnya operasi pengeboran atau kegagalan struktur akibat fatigue pada pipa conductor. Pada kondisi drilling test well, pipa conductor untuk test well harus diperlakukan sebagai struktur freestanding yang hanya mendapatkan kekangan arah lateral dari Texas Deck pada Drilling Rig pada bagian atas conductor. Paper ini akan menjelaskan metode yang dapat dipakai untuk melakukan analisa terhadap kemungkinan terjadinya VIV pada freestanding conductor. Studi kasus dilakukan pada struktur drilling conductor milik SAKA Energi Sesulu berdiameter 762 mm dengan tinggi 67.4 m. Analisa dilakukan dengan mempertimbangkan beban lingkungan pada kondisi servis dengan periode ulang beban gelombang 1 tahun dan kondisi storm dengan periode ulang beban gelombang 100 tahun. Berdasarkan analisa dinamik, dapat disimpulkan periode getar alami struktur untuk Mode 1 adalah 2.00 sec dan Mode 2 adalah 0.594. Dengan menggunakan hasil analisa dinamik tersebut pada analisa VIV berdasarkan kriteria yang disyaratkan pada peraturan DNV RP-C205 dapat disimpulkan bahwa in-line vortex vibration terjadi untuk mode 1 dan mode 2. Oleh karena itu, perlu diambil tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan fatigue pada struktur conductor tersebut. [EN] One of the most important phases in the of oil and gas exploration process is drilling the test wells to determine the hydrocarbon content in an oil and gas reservoir. Ocean currents can cause VIV on drilling conductors which resulted in delays or structural failure in drilling operations due to fatigue in the conductor. During drilling a test well, test well conductor should be treated as a freestanding structure which is only laterally restraint from the Texas Deck on Drilling Rig at the top of the conductor. This paper will describe a method that can be used to analyze the possibility of VIV on freestanding conductor. The case studies carried out on the structure of conductor-owned drilling SAKA Energy Sesulu 762 mm in diameter with a height of 67.4 m. The analysis was performed by considering the environmental load on the service conditions with a return period of 1 year and wave loads storm conditions with a return period of 100 years wave loads. Based on dynamic analysis, we can conclude the natural period for the structure is 2.00 sec and 0.594 for Mode 1 and Mode 2 respectively. Using the results of the dynamic analysis on VIV based on the criteria from DNV RP-C205, it can be concluded that the in-line vortex vibration occurs for mode 1 and mode 2. Therefore, it is necessary to take preventive measures to prevent the occurrence of fatigue failure in the conductor.
Optimasi Bentuk Struktur Elemen Cangkang Pada Pondasi Terapung Menggunakan Metode Algoritma Genetik: Shape Optimization of Structural Shell Element in Floating Foundation Using Genetic Algorithm Method Adha, Augusta; Kurniawan, Mahadi
JURNAL SAINTIS Vol. 18 No. 2 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1814.025 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(2).2130

Abstract

[ID] Prinsip dasar pondasi terapung adalah keseimbangan antara berat struktur atas dan total berat tanah (termasuk didalamnya air tanah) yang dipindahkan oleh konstruksi pondasi tersebut sehingga tidak menghasilkan penurunan struktur. Pondasi terapung sangat baik digunakan pada daerah dengan daya dukung tanah yang rendah atau pada daerah yang memiliki tanah dengan derajat pemadatan yang bervariasi. Hal ini dikarenakan karakteristik pondasi terapung yang membagi gaya ke area kontak yang sangat besar sehingga seluruh area kontak tersebut hanya mengalami tegangan yang relatif kecil. Namun demikian, karena kapasitas dukung pondasi terapung sangat tergantung pada luasan area, maka pondasi terapung menjadi tidak efektif untuk diterapkan pada daerah yang kecil. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan penerapan struktur pelat cangkang (shell structure) pada pondasi terapung untuk meningkatkan luas area bidang kontak pondasi terapung dan tanah. Paper ini membahas optimasi bentuk pelat cangkang yang digunakan pada pondasi terapung agar memiliki daya dukung yang cukup untuk menahan gaya yang ditransferkan oleh struktur atas. Metode algoritma genetik digunakan dalam proses optimasi dimana koordinat dari titik yang menyusun bentuk (shape) struktur cangkang (cn) dipakai sebagai desain variabel. Pada penelitian ini, proses optimasi menggunakan pemodelan dengan 11, 13 dan 15 variabel desain untuk melihat sensitivitas desain variable tersebut terhadap hasil optimasi. Tegangan yang terjadi pada struktur cangkang tersebut di evaluasi dengan Analisa Elemen Hingga dengan perilaku element cangkang seperti model teory pelat Reissner-Midlin. Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah meminimalkan penggunaan material untuk membentuk sebuah pondasi terapung dengan fungsi penalti tegangan pada elemen cangkang. [EN] The basic principle of floating foundation is counterforce balancing between the weight of the structure and thetotal weight of the soil (including groundwater) which is displaced by the structure. Floating foundation is effective in areas with low soil bearing capacity because the external load is widely spread that resulting lower stress level in contact area; Hence, it is necessary to design the shape of floating structure that provide adequate uplift whilst also create lower stress level by spreading the external load to wider contact area. This paper discusses the shape optimization of the floating foundations to have sufficient capacity to resist the force transferred by the upper structure whilst also minimize the use of material without resulting element overstress. Genetic algorithm method is used in the optimization process where the coordinates of the points that shape the shell structure (cn) are used as variable designs. In this study, the multivariable optimization using finite element model is investigated . The stress that occurs in the shell structure is evaluated by Finite Element Analysis with the behavior of shell elements based on Reissner-Mindlin plate theory.
Studi Pengaruh bukaan Corewall terhadap Kinerja Lateral Sistem Struktur yang Mengalami Beban Gempa: Study of The Effect of CoreWall Openings On Structural Lateral Performance Under Earthquake Loads Gunawan, Anggi; Dewi, Sri Hartati; Adha, Augusta
JURNAL SAINTIS Vol. 19 No. 1 (2019)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2820.878 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2019.vol19(1).2803

Abstract

[IN] Untuk mengurangi pengaruh defleksi yang berlebihan pada gedung akibat beban gempa, dibutuhkan struktur yang dapat mereduksi pengaruh dari beban gempa yaitu struktur dinding geser. Corewall merupakan modifikasi dari struktur dinding geser yang dapat menahan pengaruh beban lateral dan efek torsi dari adanya eksentrisitas serta juga dapat difungsikan sebagai ruang lift. Dalam perencanaannya, corewall diberi bukaan yang difungsikan sebagai pintu untuk lift. Dengan adanya bukaan dapat memberikan pengaruh terhadap kekakuan pada corewall. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis terhadap kinerja sistem struktur frame dan corewall dengan bukaan dalam menahan beban lateral pada gedung tidak beraturan. Metode yang digunakan adalah analisis dinamik respon spektrum berdasarkan peraturan SNI 1726-2012. Tahapan awal dalam penelitian ini adalah menentukan posisi letak corewall yang yang terbaik. Setelah didapat posisi corewall yang optimal, selanjutnya dilakukan investigasi terhadap 12 tipe bukaan pada corewall untuk mengetahui model bukaan dengan kinerja deformasi akibat beban gempa. Hasil peneitian ini menunjukkan dari ke-12 tipe bukaan pada corewall, bukaan corewall pada model 11 lantai 7 untuk arah Y, kinerja simpangan antar lantai melebihi batasan simpangan antar lantai ijin sebesar 0,19%. Selain dari model 11, kinerja simpangan antar lantai pada model bukaan yang lain tidak melebihi dari batasan simpangan ijin. [EN] Structure equipped with shear wall is effective to reduce the effect of excessive deflection due to earthquake load. Core wall is a modification of shear wall that can withstand lateral loads and torsion effects due to eccentricity whilst also functioned as elevator room. Core wall is designed with openings that functioned as access path to elevators. The openings can influence the stiffness of core wall. This study discusses the analysis of irregular frame structure systems and core wall with openings against lateral loads. The method used in this paper is the dynamic response spectrum method based on Standar Nasional Indonesia (SNI) code 1726-2012. The initial stage of this research was to determine the position of the best core wall location. Having obtained the optimal core wall position, an investigation of 12 types of openings on the core wall was carried out to determine the opening model with the best lateral deformation performance due to earthquake load. The results of this research show the best lateral performance of 12 types of opening of core wall. The worst core wall openings model no. 11 shows the increasing inter-floor capacity by 0.19% from the requirements set by SNI 1726-2012. Meanwhile, other models show the performance of inter-floor deviation does not exceed the allowable deviation based on SNI the given code.