Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Aktivitas Antiansietas Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Cavendish (Musa acuminata Cavendish): Studi In Vivo dengan Metode Elevated Plus Maze (EPM), Light Dark Test (LDT), and Open Field Test (OFT) Widyastiwi; Muzaki, Yoga Adi Restu; Roseno, Mohammad
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 5 No. 1 (2023): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v5i1.5576

Abstract

Gangguan kecemasan (ansietas) adalah kondisi medis yang dikarakterisasi oleh adanya perasaan cemas akan sesuatu yang bersifat irasional. Beberapa gangguan kecemasan yang umum terjadi adalah gangguan kecemasan tergeneralisasi, gangguan panik, fobia, gangguan kecemasan social, dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Kulit pisang Cavendish (Musa acuminata Cavendish) mengandung berbagai senyawa bioaktif, seperti flavonoid gatokatekin yang diduga memiliki sifat antiansietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiansietas ekstrak etanol kulit pisang Cavendish (Musa acuminata Cavendish) dengan berbagai dosis. Penelitian eksperimen dilakukan dengan post-test only control group design. Tiga puluh mencit putih Swiss Webster (Mus musculus) jantan dibagi menjadi 5 kelompok secara acak: kelompok kontrol (CMC Na 1%), kelompok obat standar (diazepam 0,13 mg/kgBB), dan tiga kelompok ekstrak kulit pisang Cavendish (EEKPC) dengan dosis 200 mg/kg, 400 mg/kg dan 800 mg/kg. Aktivitas antiansietas dievaluasi dengan Elevated plus maze (EPM), light dark test (LDT), dan open field test (OFT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa EEKPC 200 mg/kg secara signifikan meningkatkan durasi hewan uji di tangan terbuka pada uji EPM (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dosis EEKPC 200 mg/ kg juga mampu meningkatkan durasi di area terang secara signifikan pada uji LDT dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Pada OFT, dosis EKPC 200 mg/kg secara signifikan meningkatkan durasi di area tengah (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini mendukung pengembangan kulit pisang Cavendish (Musa acuminata Cavendish) sebagai terapi komplementer untuk gangguan kecemasan. Anxiety disorder is a mental health condition characterized by feelings of anxiety and irrational fear of something. These disorders include generalized anxiety disorder, panic disorder, phobias, social anxiety disorder, and post-traumatic stress disorder. Cavendish banana peel (Musa acuminata Cavendish) contains various bioactive compounds, including flavonoid galocatechin which is proposed to have antianxiety properties. This study was aimed to determine the antianxiety effect of various doses of 80% ethanolic extract of Cavendish banana peel (Musa acuminata Cavendish). The experimental study was conducted with a post-test only control group design. Thirty male Swiss Webster white mice (Mus musculus) were divided randomly into 5 groups: control group (CMC Na 1%), the standard drug group (diazepam 0.13 mg/kgBW), and three groups of Cavendish banana peel extract (EEKPC) at doses of 200 mg/kg, 400 mg/kg and 800 mg/kg. Antianxiety activity was evaluated by elevated plus maze (EPM), light dark test (LDT), and open field test (OFT). The results showed that EEKPC 200 mg/kg significantly increased the duration of the test animals in the open arms in the EPM test (p<0.05) compared to the control group. EEKPC dose of 200 mg/kg was also able to significantly increase the duration in the light area in the LDT test compared to the control group (p<0.05). In OFT, EKPC dose of 200 mg/kg significantly increased duration in the center area (p<0.05) compared to control group. Results of this study supports the development of Cavendish banana peel (Musa acuminata Cavendish) as a complementary therapy for anxiety disorder.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PUSKESMAS SEBAGAI SOBAT (SAHABAT OBAT) UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH TANGGA Widyastiwi, Widyastiwi; Roseno, Mohammad
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 8 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i8.2823-2830

Abstract

Kader kesehatan memiliki peran penting sebagai mitra puskesmas dalam hal preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk mengatasi masalah pengelolaan obat swamedikasi di masyarakat, kader-kader kesehatan diharapkan mampu membantu pemberdayaan masyarakat melalui pengawasan serta edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat dalam mengelola obat di rumah tangga. Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan dalam bentuk pemberdayaan kader di Puskesmas Pasundan sebagai Kader “SOBAT” (Sahabat Obat) untuk meningkatkan pengelolaan obat di rumah tangga. Kegiatan pemberdayaan kader dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan simulasi/praktik pengelolaan obat di rumah tangga secara luring kepada 30 kader dari Kelurahan Balonggede dan Kelurahan Pungkur (wilayah kerja Puskesmas Pasundan) Kota Bandung sejak bulan Juni – Oktober tahun 2023. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan berhasil meningkatkan skor pengetahuan kader dari nilai pretest 50,4 menjadi 77,5 (p<0.05); nilai sikap dari 58,6 menjadi 90,2 (p<0.05); dan perilaku dari 47,0 menjadi 72,0 (p<0.05) setelah setelah kegiatan pemberdayaan. Kegiatan pengabdian masyarakat berhasil memberdayakan kader Puskesmas Pasundan sebagai SOBAT yang terampil dalam pengelolaan obat rumah tangga dan sebagai edukator penggunaan obat yang bijak di masyarakat.
Path Analysis Study on the Direct and Indirect Effect of Factors Affecting Performance of Pharmaceutical Staff in Primary Health Centers in Bandung Roseno, Mohammad; Widyastiwi, Widyastiwi
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 15, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.94281

Abstract

Background: Pharmaceutical staff plays an essential role in pharmaceutical services. Despite their role, several factors have been reported to cause suboptimal provision of pharmaceutical services.Objectives: This study aimed to examine the impact of physical environment, compensation, and motivation on organizational culture, and its implication on performance of pharmaceutical staff.Methods: The sample population comprised 149 pharmaceutical staff from 71 Primary Health Centers in Bandung, selected using total sampling. The inclusion criteria were pharmaceutical staffs in 71 Primary Health Centers in Bandung. Pharmacy personnel who refused to give consent or did not complete filling out instruments were excluded. Data were collected using a questionnaire to assess the participants’ perceptions of physical environment, compensation, motivation, organizational culture, and performance. Direct and indirect effect of each variable and its correlation was determined by path analysis. All analysis were performed by using the SPSS version 25. Results: The physical environment, compensation, motivation, and organizational culture contributes 66.4% to overall performance of pharmaceutical staffs. Physical environment and motivation significantly influenced performance (b=0.331 and b=0.245, respectively) directly and indirectly through organizational culture. Compensation had neither direct and indirect impact on performance. Organizational culture has a direct effect on pharmaceutical performances (b=0.789). Organizational culture is an intervening variable of the physical environment and motivation impact on performance.Conclusion: These findings suggest that the physical environment dan motivation directly influenced performance of pharmaceutical staffs, while financial compensation had no direct or indirect impact. Organizational culture significantly influences the performance by intervening the physical environment and motivation factors.
Correlation of Metered Dose Inhaler Use Technique and Asthma Control Level in Asthma Patients at a Hospital in Bandung, West Java, Indonesia: Hubungan Ketepatan Penggunaan Metered Dose Inhaler dengan Tingkat Kontrol Asma pada Pasien Asma di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung, Jawa Barat, Indonesia Widyastiwi, Widyastiwi; Nurilsyam, Tsania; Roseno, Mohammad; Farida Lhaksmiwati, Inne
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 7 No. 3 (2021): (December 2021
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2021.v7.i3.15643

Abstract

Background: Asthma is still a major health problem in global population, including Indonesia. Antiasthma drugs available in various dosage forms, including inhaler. However, several problems related to inhalation route were found due to its unique device form and spesific use technique. One of the major problems related to inhalation route is inappropriate use technique of inhaler device, which could lead to treatment failure. Therapy outcome can be measured through Asthma Control Test (ACT). Objectives: This study was aimed to evaluate correlation between metered dose inhaler (MDI) use technique and asthma control level in patients. Material and Methods: A cross-sectional analytic study was conducted in May - June 2021. Thirty patients who met inclusion criteria were enrolled in this study. Patients’ MDI use technique and asthma control level were evaluated using a valid and standardized questionnaire. Statistics analysis was performed to determine the correlation between MDI use technique and asthma control level. Results: This study showed that most of asthmatic patients were women in older age, with mild asthma severity for more than 10 years. The most prevalent medication used was Fenoterol HBr, followed by salbutamol, and salmeterol/fluticasone combination. Inappropriate MDI use was found in 70,0% patients, with major problem found in patients’ breathing technique before and during MDI use. Asthma control test was performed and showed that 90,0% of asthmatic patients involved in this study have an uncontrolled asthma. Statistical analysis using Pearson product-moment correlation test showed a positive correlation between proper use of MDI and asthma control level (r=0.425, p<0.05). Conclusions: Patient who properly use MDI may have a higher score in asthma control test, thus have a better control of asthma. This study emphasized pharmacist role as patient educator in ensuring appropriate inhaler use in order to achieve therapeutic goals.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KADER PUSKESMAS DALAM DETEKSI DAN PEMANTAUAN TERAPI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG Roseno, Mohammad; Widyastiwi, Widyastiwi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 10 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i10.%p

Abstract

Hipertensi menjadi ancaman kesehatan di seluruh dunia dan merupakan salah satu penyebab stroke, masalah kardiovaskular, dan komplikasi serius lainnya. Diperkirakan di Kota Bandung pada tahun 2021 terdapat 696.372 orang yang menderita hipertensi dan baru 19,78% yang telah mendapatkan layanan kesehatan hipertensi. Pelayanan hipertensi masih berupa pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan dan edukasi perubahan pola hidup dan kepatuhan minum obat penderita. Pelayanan hipertensi ini dirasakan masih kurang dalam mengontrol pasien hipertensi. Untuk memberikan layanan tersebut dibutuhkan mitra tenaga kesehatan yang terampil dalam manajemen hipertensi. Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk melatih dan mendampingi kader kesehatan dalam skrining dan manajemen hipertensi pada masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan perizinan, pembuatan media buku, persiapan instrumen, dan koordinasi dengan pihak Kesbangpol, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas Pasundan. Setelah koordinasi dilakukan, pengabdian masyarakat dilaksanakan secara luring di Aula Puskesmas Pasundan dengan melibatkan 46 kader dari 2 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pasundan (Kelurahan Pungkur dan Kelurahan Balonggede). Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan ini secara signifikan (p0.05) meningkatkan pengetahuan (pre test 72.6 vs post test 78.2) terkait manajemen penggunaan obat. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perubahan pengetahuan yang signifikan (p0.05) sebelum dan setelah kegiatan pengabdian masyarakat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat berhasil meningkatkan pengetahuan kader Puskesmas Pasundan dalam pengelolaan hipertensi, serta berhasil memberdayakan kader Puskesmas Pasundan sebagai mitra tenaga kesehatan yang terampil dalam memeriksa tekanan darah, konseling terkait hasil pemeriksaan tekanan darah, serta manjemen hipertensi untuk pasien.
Behaviour of Community Pharmacy Service Provider towards Self Medication Services: Study in Two Cities in West Java Roseno, Mohammad; Widyastiwi, Widyastiwi; Alifia, Sarah; Rahmadhani, Melly Shafira
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i2.23299

Abstract

Self-medication behavior is currently increasing in Indonesia. Community pharmacy service provider have an important role as the main source of information and recommendations for the community in self-medication. To be able to provide good self-medication services, good knowledge, attitudes, and practices are needed from pharmacists. This study was aimed to measure the knowledge, attitudes, and practices of pharmacists in providing self-medication services. The study was conducted with a cross-sectional design in pharmacies in Bandung City and Cianjur Regency in the period March-April 2021. A valid and reliable questionnaire was administered to 141 respondents who worked in pharmacies that were selected randomly, to measure the knowledge, attitudes, and practices related to self-medication. The inclusion criteria were community pharmacy service provider who worked permanently and were willing to fill out questionnaires. Exclusion criteria were intern worker and incomplete questionnaires. Results showed that community pharmacy service provider in Bandung City and Cianjur Regency had an average knowledge of 65.04% (moderate), attitudes 78.40% (good), and practice 85.59% (very positive) towards self-medication services. In self-medication behavior, knowledge of community pharmacy service provider was influenced by type of position (p0.05), self-medication attitude was influenced by type of pharmacies (p0.05), and self-medication service practice was influenced by location (p0.05). This study concludes that community pharmacy service provider in Bandung City and Cianjur Regency have a moderate knowledge, and good attitudes and very positive practices in self-medication services.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN PUSKESMAS SEBAGAI SOBAT (SAHABAT OBAT) UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH TANGGA Widyastiwi, Widyastiwi; Roseno, Mohammad
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 8 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i8.2823-2830

Abstract

Kader kesehatan memiliki peran penting sebagai mitra puskesmas dalam hal preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk mengatasi masalah pengelolaan obat swamedikasi di masyarakat, kader-kader kesehatan diharapkan mampu membantu pemberdayaan masyarakat melalui pengawasan serta edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat dalam mengelola obat di rumah tangga. Kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan dalam bentuk pemberdayaan kader di Puskesmas Pasundan sebagai Kader “SOBAT” (Sahabat Obat) untuk meningkatkan pengelolaan obat di rumah tangga. Kegiatan pemberdayaan kader dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan simulasi/praktik pengelolaan obat di rumah tangga secara luring kepada 30 kader dari Kelurahan Balonggede dan Kelurahan Pungkur (wilayah kerja Puskesmas Pasundan) Kota Bandung sejak bulan Juni – Oktober tahun 2023. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan berhasil meningkatkan skor pengetahuan kader dari nilai pretest 50,4 menjadi 77,5 (p0.05); nilai sikap dari 58,6 menjadi 90,2 (p0.05); dan perilaku dari 47,0 menjadi 72,0 (p0.05) setelah setelah kegiatan pemberdayaan. Kegiatan pengabdian masyarakat berhasil memberdayakan kader Puskesmas Pasundan sebagai SOBAT yang terampil dalam pengelolaan obat rumah tangga dan sebagai edukator penggunaan obat yang bijak di masyarakat.