Mukhaiminah, Ina
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH AIR WUDHU TERHADAP COMPUTER EYES SYNDROME (ASTHENOPIA) PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR Mukhaiminah, Ina; Mallapiang, Fatmawaty; Habo Abbas, Sci Hasriwiani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 14 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.691 KB) | DOI: 10.35892/jikd.v14i1.84

Abstract

Astenopia adalahgangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja kerasterutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama. Semua aktifitasyang berhubungan dengan pemaksaan otot-otot tersebut untuk bekerja keras,sebagaimana otot-otot yang lain akan bisa membuat mata mengalami gangguan.Gejalanya mata terasa pegal biasanya akan muncul setelah beberapa jam kerja.Pada saat otot mata menjadi letih, mata akan menjadi tidak nyaman atau sakit.Tujuan penelitian ini adalah di ketahuinya pengaruh air wudhu terhadap computer eyes syndrome ( asthenopia ) pada karyawan Rumah Sakit Islam Faisal Kota Makassar. penelitian ini digunakan rancangan penelitianeksperimental: Quasi Experimen. yaitu rancangan eksperimen dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran sindrom astenopia) sebelum dan setelah dilakukan treatment (perlakuan) yang terdiri atas dua kelompok yakni: kelompok wudhu, dan kelompok kontrol.Sampel penelitian ini berjumlah 50 karyawan yang menggunakan komputer dan memenuhi kriteria inklusi dan di bagi kedalam dua kelompok. Analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan p = 0,000 < ? = 0,05 menunjukkan bahwa Ha diterima.untuksyndrome asthenopia sebelum intervensi terapi air wudhu menunjukkan mean rank 0,00 sedangkan untuk syndrome asthenopia sesudah intervensi terapi air wudhu menunjukkan mean rank 0,13.Kelompok kontrol dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan p = 1,000 > ? = 0,05 menunjukkan bahwa Ha diterima.untuk kelompok kontrol karena tidak ada perubahan syndrome asthenopia. Sebelum intervensi air wudhu menunjukkan mean rank 0,00 sedangkan untuk syndrome asthenopia tanpa pemberian intervensi terapi air wudhu tetap menunjukkan mean rank 0,00. Saran saya sebagai peneliti sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Faisal Kota Makassar lebih memperhatikan karyawan yang mengalami syndrome asthenopia untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan.
PENGARUH AIR WUDHU TERHADAP COMPUTER EYES SYNDROME (ASTHENOPIA) PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR Mukhaiminah, Ina; Mallapiang, Fatmawaty; Habo Abbas, Sci Hasriwiani
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2019): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Astenopia adalahgangguan yang dialami mata karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja kerasterutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama. Semua aktifitasyang berhubungan dengan pemaksaan otot-otot tersebut untuk bekerja keras,sebagaimana otot-otot yang lain akan bisa membuat mata mengalami gangguan.Gejalanya mata terasa pegal biasanya akan muncul setelah beberapa jam kerja.Pada saat otot mata menjadi letih, mata akan menjadi tidak nyaman atau sakit.Tujuan penelitian ini adalah di ketahuinya pengaruh air wudhu terhadap computer eyes syndrome ( asthenopia ) pada karyawan Rumah Sakit Islam Faisal Kota Makassar. penelitian ini digunakan rancangan penelitianeksperimental: Quasi Experimen. yaitu rancangan eksperimen dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran sindrom astenopia) sebelum dan setelah dilakukan treatment (perlakuan) yang terdiri atas dua kelompok yakni: kelompok wudhu, dan kelompok kontrol.Sampel penelitian ini berjumlah 50 karyawan yang menggunakan komputer dan memenuhi kriteria inklusi dan di bagi kedalam dua kelompok. Analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan p = 0,000 < α = 0,05 menunjukkan bahwa Ha diterima.untuksyndrome asthenopia sebelum intervensi terapi air wudhu menunjukkan mean rank 0,00 sedangkan untuk syndrome asthenopia sesudah intervensi terapi air wudhu menunjukkan mean rank 0,13.Kelompok kontrol dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan p = 1,000 > α = 0,05 menunjukkan bahwa Ha diterima.untuk kelompok kontrol karena tidak ada perubahan syndrome asthenopia. Sebelum intervensi air wudhu menunjukkan mean rank 0,00 sedangkan untuk syndrome asthenopia tanpa pemberian intervensi terapi air wudhu tetap menunjukkan mean rank 0,00. Saran saya sebagai peneliti sebaiknya pihak Rumah Sakit Islam Faisal Kota Makassar lebih memperhatikan karyawan yang mengalami syndrome asthenopia untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan.