Sumini, Sri
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA UNIT SPINNING Lukitasari, Septiani; Suraji, Cahyo; Sumini, Sri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 3 No 2 (2013): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.889 KB) | DOI: 10.32583/pskm.3.2.2013.65-78

Abstract

  ABSTRAK Pendahuluan: Kelelahan kerja merupakan menurunnya proses efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang dilakukan. Dilihat dari hasil studi pendahuluan dimana 10 pekerja mengalami kelelahan sedang dan 2 pekerja mengalami kelelahan ringan, artinya bahwa tingkat kelelahan di unit spinning termasuk tinggi karena 80% pekerjanya mengalami kelelahan. Metode: Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, guna melihat hubungan antara variabel kelelahan kerja yang diambil dengan Reaction Timer Simple For Android sedangkan variabel status gizi yang menggunakan timbangan dan mikrotoise, umur, status perkawinan, jenis kelamin, shift kerja, masa kerja yang diambil menggunakan kuesioner dan kebisingan yang diambil menggunakan Sound Level Meter. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah random sampling dengan jumlah responden 74 orang dari populasi sebanyak 304 orang. Uji statistik menggunakan uji fisher exact. Hasil: frekuensi kelelahan kerja pada pekerja unit spinning cukup tinggi yaitu 90,5%. Berdasarkan analisis bivariat diketahui ada hubungan antara kelelahan kerja dengan umur(0,017), status perkawinan(0,004), shift kerja(0,005), masa kerja(0,002) dan kebisingan(0,0001). Tidak ada hubungan antara kelelahan kerja dengan jenis kelamin(0,410) dan status gizi(0,397).Diskusi: Pekerja disarankan untuk melakukan peregangan otot seperti menggerakkan kepala, tangan, dan kaki disela-sela pekerjaan ataupun saat istirahat, dengan tujuan supaya tubuh tidak terlalu lama dalam keadaan statis yang dapat mengakibatkan tenaga kerja menjadi cepat lelah.   Kata kunci: Kelelahan kerja, Faktor Kelelahan, Pekerja Unit Spinning   ABSTRACT Introduction: Worker fatigue is downgrade indicator of effcient process, workability, and power slender of physical endurance in work-routinity. By preliminary studies, 10 labors got medium fatigue and 2 labors got light fatigue. That was mean in spinning unit have maximum fatigue, showed 80% by worker fatigue. Methods: This study was an analytical survey by the research design used cross sectional approach, in order to see the relationship between the variables of job burnout taken by Reaction Timer Simple For Android while variable nutritional status using scales and mikrotoise, age, marital status, sex, shift work, working lives are taken using a questionnaire and noise are taken using a Sound Level Meter. Techniques used in sampling is random sampling by the number of respondents 74 people out of a population of 304 people. Statistical testing used fisher exact. Results: Based on researchment, frequency of worker fatigue in spinning unit has maximum enough in point 90.5%. based on bivariant analyze, known that connection between worker fatigue And age(0,017), marriage(0,004), work shifting(0,005), work length(0,002) and noise(0,0001). There was no relevance of worker fatigue with gender (0,410) and nutrient status (0,397). Discussion: The employee was suggested to warming up like as move-head, arm, and leg in break-time, has aimed for the body not in static potition, cause woody effect, also can make fatigue more faster than before.   Keywords: Work fatigue, fatigue factor, spinning unit worker.  
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN Hanifah, Adni; kunsianah, Kunsianah; Sumini, Sri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 4 No 1 (2014): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.235 KB) | DOI: 10.32583/pskm.4.1.2014.1-8

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Kontrasepsi merupakan salah satu bagian dari gerakan KB Nasional untuk pengaturan kelahiran dengan jalan mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan.  Kontrasepsi hormonal seperti,suntik memiliki daya kerja yang lama,tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi,tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya,artinya kembali kesuburan setelah pemakaian berlangsung cepat. Namun demikian KB suntik juga mempunyai banyak efek samping seperti amenorea, spoting (bercak darah), seperti halnya dan kontrasepsi hormonal lainnya dan dijumpai pula keluhan mual,sakit kepala(pusing), Galaktorea, perubahan berat badan. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan dengan peningkatan berat badan di desa Jatipurwo kecamatan Rowosari kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah suevey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-Sectional . Populasi dalam penelitian ini akseptor KB suntik 3 bulan di desa Jatipurwo kecamatan Rowosari kabupaten Kendal dengan jumlah 288 akseptor. Teknik sampling menggunakan Systematic Random Sampling. Analisis data dianalisis secara univariat menggunakan tendensi sentral dan secara bivariat menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan antara lama pemakaian KB Suntik dengan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan p value 0,000 (p<0,05). Diskusi: Hasil penelitian ini diharapkan bagi akseptor KB suntik 3 bulan untuk mengetahui dan menyadari dampak pemakaian akseptor KB suntik 3 bulan yaitu peningkatan berat badan sehingga dampak negatif terhadap citra tubuh dapat diminimalkan.   Kata kunci: Lama pemakaian, KB Suntik 3 bulan, berat badan.   ABSTRACT Introduction: Contraception is one part of the National KB movement for birth control by avoiding conception or preventing pregnancy. Hormonal contraceptives such as syringes have long working power, do not require daily use but, remain effective and their level of reversibility, meaning that fertility returns after use are rapid. However, injecting KB also has many side effects such as amenorrhea, spoting (blood spots), as well as other hormonal contraceptives and also complaints of nausea, headache (dizziness), Galactorrhea, changes in body weight. Methods: The purpose of this study to determine the relationship between the use of injecting KB 3 months with weight gain in Jatipurwo village, Rowosari district, Kendal district. This type of research is suevey analitik using Cross-Sectional approach. The population in this study is 3 months injections of KB acceptor in Jatipurwo village, Rowosari district, Kendal district with 288 acceptors. Sampling technique using Systematic Random Sampling. Data analysis was analyzed univariat using central tendency and bivariate using Chi Square statistic test. Results: The results showed that there was a relationship between the duration of injecting use of contraception with the acceptor weight increase of 3 months injecting with p value 0.000 (p <0,05).  Discussion: The results of this study is expected for 3 months injecting KB acceptor to know and realize the impact of the use of 3 months injection acceptor KB is the increase in body weight so that negative impact on the body image can be minimized.   Keywords: Duration of use, KB Injection 3 months, weight.
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BURUH TANI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT Nugroho, Agung Adhi; Sumini, Sri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 5 No 2 (2015): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.959 KB) | DOI: 10.32583/pskm.5.2.2015.38-43

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pekerjaan di bidang pertanian melakukan bervariasi pekerjaan yang terpapar bahan kimia, biologi, dan bahan berbahaya lainnya. Mereka memupuk, memanen lading pertanian, membersihkan, serta memperbaiki segala peralatan pertanian.Buruh tani terpapar bahan-bahan kimia sering digunakan di bidang pertanian dan juga faktor ? faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan frekuensi mencuci tangan dapat mempengaruh mudahnya terjadi penyakit kulit akibat kerja Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku buruh tani terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian penyakit kulit.  Metode penelitian ini adalah survey analytic dengan desain penelitian  cross sectional. Populasi yang diambil adalah petani dengan populasi 598 jumlah sampel 86 orang, penentuan sampel dengan teknik non quota sampling. Data yang diperoleh melalui kuisioner dan dianalisis mengguunakann uji statistik Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku buruh tani terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian penyakit kulit (p valuue = 0,001). Diskusi: Bagi buruh tani diharapkan perlunya penggunaan baju lengan panjang, sepatu boot, dan sarung tangan untuk menghindari terjadinya penyakit kulit..   Kata kunci: Buruh Tani, Alat Pelindung Diri (APD), Penyakit Kulit.   ABSTRACT Introduction: Employment in agriculture performs varying occupations exposed to chemicals, biologicals, and other hazardous materials. They cultivate, harvest agricultural livestock, clean and repair all agricultural equipment. Farm labor exposed to chemicals is often used in agriculture as well as environmental factors such as humidity, temperature, and frequency of hand washing can affect the ease of working skin diseases. Methods: The purpose of this study was to investigate the relationship between farm workers' behavior toward the use of Personal Protective Equipment (PPE) with the incidence of skin diseases. This research method is analytic survey with cross sectional research design. Population taken is farmer with population 598 sample 86 people, determination of sample with technique of non quota sampling. Data obtained through questionnaire and analyzed using Chi Square statistical test. Results: The results showed that there was a significant relationship between the behavior of farm laborers on the use of Personal Protective Equipment (PPE) with the incidence of skin diseases (p valuue = 0.001). Discussion: For farm laborers it is desirable to use long-sleeved shirts, boots and gloves to avoid the occurrence of skin diseases. Keywords: Farm Laborers, Personal Protective Equipment (PPE), Skin Diseases.
HUBUNGAN KEBIASAAN NGOBROL (DISTRAKSI) DENGAN KECELAKAAN KERJA DI INDUSTRI PEMBUATAN KRUPUK KULIT Fajarwati, Dewi Nur; Fajarwati, Dewi Nur; Sumini, Sri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 5 No 2 (2015): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.464 KB) | DOI: 10.32583/pskm.5.2.2015.44-52

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Kebiasaan Ngobrol (Distraksi) merupakan segala sesuatu yang mengalihkan perhatian pekerja dari tugas utama saat bekerja. untuk kata lain Distraksi adalah segala sesuatu yang mempengaruhi mata atau gangguan visual dan pikiran atau gangguan kognitif. Banyak Penelitian tentang Distraksi yang sudah dilakukan , namun masih banyak para pekerja yang tidak tahu tentang bahaya Kebiasaan Ngobrol (Distraksi) yang dapat mengakibatkan Kecelakaan Kerja di Industri. Metode: Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengetahui Hubungan Antara Kebiasaan Ngobrol (Distraksi) dengan Kecelakaan Kerja Penelitian ini bersifat Survey analitik dengan Pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 30 responden yakni Para Pekerja yang ada di Industri Pembuatan Krupuk. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian diperoleh nilai p value adalah 0,009 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara Kebiasaan Ngobrol (Distraksi) dengan Kecelakaan Kerja di Industri Pembuatan Krupuk. Diskusi: Berdasarkan Hasil Penelitian, maka disarankan kepada Pekerja agar tidak membiasakan Ngobrol (Distraksi) saat kerja berlangsung sehingga dapat menekan terjadinya Kecelakaan Kerja di Industri Pembuatan Krupuk.   Kata kunci: Kebiasaan Ngobrol (Distraksi), Kecelakaan Kerja   ABSTRACT Introduction: Chat Habits (Distractions) are anything that distracts the worker from the main task at work. for other words Distraction is anything that affects the eyes or disturbances of visual and mind or cognitive impairment. Many Research on Distractions has been done, but there are still many workers who do not know about the dangers of Chatting Habits (Distraksi) which can lead to Work Accidents in the Industry. Methods: The purpose of this study was to determine the relationship between chat habit (Distraction) with work accident This research is analytical survey with cross sectional approach. Samples of 30 respondents namely the Workers in the Industrial Making Krupuk. Sampling in simple random sampling. Results: The result of this research is p value 0,009 (p <0,05). It can be concluded that there is significant influence between Chatting Habits (Distraction) with Work Accident in Krupuk Making Industry. Discussion: Based on the result of research, it is advisable to the Worker not to accustom the Chat (Distraction) during work so that it can suppress the occurrence of Work Accident in Krupuk Making Industry. Keywords: Chat Habits (Distractions), Work Accidents.
HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA BERDIRI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUAT TRIPLEK Oktafiannisa, Ika; Sumini, Sri; Mushidah, Mushidah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 1 (2019): Januari
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.02 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.1.2019.42-45

Abstract

Sikap Kerja Berdiri merupakan sikap siaga baik sikap fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Berbagai masalah kerja dengan sikap kerja berdiri dapat menyebabkan keluhan nyeri dan terjadi fraktur pada otot tulang belakang. Tujuan penelitian ini mengkaji sikap kerja berdiri dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja pembuat triplek. Penelitian ini menggunakan pendekatan Croos Sectional. Sempel penelitian sebanyak 34 pembuat triplek kelurahan ketapang kendal. Pengukuran sikap kerja berdiri menggunakan lembar cheklist dan keluhan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian adalah 85,7% responden dengan sikap kerja berdiri tidak baik ada keluhan muskuloskeletal, sebanyak 14,3% responden dengan sikap kerja berdiri baik tidak ada keluhan muskuloskeletal. Simpulan dari penelitian ini ada hubungan sikap kerja berdiri dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja pembuat triplek ketapang kendal (p=0,001). Saran bagi pekerja melakukan istirahat duduk beberapa menit saat mereka merasakan keluhan pada otot skeletal dan Penyediaan meja kerja sesuai ergonomi untuk pembentukan sesuai postur alamiah tubuh pekerja.   Kata Kunci : Sikap Kerja Berdiri, Keluhan Muskuloskeletal, pekerja pembuat triplek   THE RELATIONSHIP BETWEEN STANDING ATTITUDE WITH MUSCULOSKELETAL COMPLAINTS ON THE PLYWOOD MAKER   ABSTRACT Standing Attitudes Stand is a good attitude both physical and mental attitude, so that work activities done more quickly, strong and meticulous. Various work problems with standing work attitude can cause pain complaints and fractures occur in the spinal muscles. The purpose of this study is to study the standing attitude with musculoskeletal complaints on the plywood maker. This research uses Cross Sectional approach. The sample of research is 34 makers of urban kampung ketapang kendal. Work attitude measurement stands using cheklist sheets and musculoskeletal complaints using Nordic Body Map. Data analysis using Chi-Square. The result of this research is 85,7% respondent with work attitude stand no complaint musculoskeletal, As many as 14.3% of respondents with good standing attitude no musculoskeletal complaints. Conclusion from this research there is correlation between standing work attitude with musculoskeletal complaint on the workers of pest controller (p = 0,001). Suggestions for workers to rest sit for a few minutes when they feel a complaint on skeletal muscle.   Keywords: standing work attitude, musculoskeletal complaints, plywood making workers