Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINGKAT KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JEPANG DALAM PENGUASAAN HURUF KANJI SEBAGAI DASAR TERJEMAHAN YANG TEPAT Monoarfa, Stanly
The Studies of Social Sciences Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.2020.2.1.26896

Abstract

Tingkat penguasaan kanji dalam membaca teks yang berbahasa Jepang dengan pengantar mata kuliah menerjemahkan merupakan modal utama untuk mengatasi kesulitan pembelajar bahasa Jepang di Unsrat. Hal ini membuat penulis ingin mencoba mengadakan suatu penelitian/eksperimen melalui membaca teks dalam penguasaan huruf kanji dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca teks berbahasa Jepang yang kemudian berdampak pada teknik menerjemahkan yang benar. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam mengasuh mata kuliah menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia untuk mahasiswa prodi.sastra Jepang Unsrat dalam kelas. Teknik dalam hal ini adalah dengan memberikan teks berbahasa Jepang dengan metode kemampuan mahasiswa akan pengertian dari teks itu sendiri, disini dapat dilihat tingkat penguasaan kosa kata, kalimat, paragraf maupun cerita dalam suatu bacaan yang terdapat beberapa kosa kata atau ungkapan yang muncul baik bertulisan huruf kanji maupun tidak. Metode ini juga dapat mempermudah mahasiswa dalam menguasai kanji atau menambah hafalan kosa kata baru terutama kemampuan menerjemahkan bahasa Jepang kedalam bahasa Indonesia. Objek penelitian ini dipusatkan pada mahasiswa semester akhir (5 & 6) prodi.sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Unsrat dan hasilnya dinilai mengalami peningkatan dalam penerjemahan tersebut sebagai suatu objek karya ilmiah penulis. Teks book yang dipakai berjudul: “Ryuugakuei no tame no Nihonshi” 留学生のための日本史.
ANALISIS KONTRASTIF MAKNA KAUSATIF (Shieki) -Seru(~せ る),-Saseru(~させる) DALAM BAHASA JEPANG DAN ME-KAN, MEMPER-KAN, -KAN DALAM BAHASA INDONESIA Monoarfa, Stanly
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi,Sosial,Budaya, dan Hukum) Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan verba kausatif antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Di sini dikontraskan pembentuk verba kausatif (shieki) yang ditinjau dari segi makna dan bentuk, serta aspek-aspek yang terkait yang terdapat dalam model-model kalimat berverba kausatif tersebut. Dalam bahasa jepang verba shieki ditandai dengan perubahan verba transitif maupun intransitif menjadi –seru(~せるatau -saseru(~させる), sedangkan dalam bahasa Indonesia verba kausatif ini biasanya terjadi melalui 1afiksasi bentuk dasar dengan melekatkan me-kan, memper-kan atau -kan. Data penelitian ini adalah model-model kalimat yang diperoleh dari korpus data novel berbahasa Jepang dan kumpulan cerpen berbahasa Indonesia, serta sumber acuan lain berupa buku-buku yang memuat tentang kausatif baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia. Data yang diambil dari novel diperlakukan sebagai data utama, data lainnya diperlakukan  sebagai data pelengkap.______________________________________________________________________Kata kunci: kontrastif, kausatif , bahasa Jepang.
ANALISIS MAKNA PENGGUNAAN UNGKAPAN “NO” DALAM BAHASA JEPANG DAN UNGKAPAN “PE” DALAM BAHASA MELAYU MANADO BERMAKNA “KEPUNYAAN” Monoarfa, Stanly
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi,Sosial,Budaya, dan Hukum) Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mencari perbedaan dan persamaan makna antara bahasa Jepang dan bahasa Melayu Manado menjadi pokok pembicaraan dalam penulisan karya ilmiah ini yang menitik beratkan pada penggunaan unkapan “no” dalam bahasa Jepang dengan ungkapan “pe” dalam bahasa Melayu Manado. Di sini dikontraskan pembentukan kalimat pada kedua bahasa tersebut yang menggunakan ungkapan “no” dan “pe” dalam suatu kalaimat yang dapat ditinjau dari segi makna dan bentuk, serta aspek-aspek yang terkait yang terdapat dalam model-model kalimat dari kedua bahasa tersebut tersebut. Dalam bahasa jepang penggunaan ungkapan “no” dapat mengandung makna kepunyaan, atau untuk mengapit dua bua benda ataupun dipakai pada akhir kalimat yang menyatakan kalimat tanya juga makna-makna yang lainnya. Demikian juga penggunaan ungkapan “pe” dalam bahasa Melayu Manado yang diharapkan akan didapati peerbedaan dan persamaan makna-nya yang nantinya akan diuraikan pada pembahasan di bawah beserta contoh-contoh kalimat kedua bahasa tersebut. Untuk memperjelas penulisan karya ilmiah ini, disini penulis menggunakan teori analisis kontrastif dengan tujuan mencari perbedaan juga persamaan makna kedua bahasa tersebut. Data kalimat-kalimat yang digunakan penulis dalam hal ini adalah model kalimat yang diperoleh dari korpus data berupa buku-buku berbahasa Jepang dan percakapan-percakapan orang Manado, juga artikel-artikel berbahasa Melayu serta sumber acuan lain yang dapat mendukung penulisan karya ilmiah ini.______________________________________________________________________Kata kunci: makna, kontrastif, ungkapan
TRANSLATION OF WORDS CONTAINING LOCAL CULTURAL ELEMENTS OF MANADO MALAY LANGUAGE INTO JAPANESE (TRANSLATION ANALYSIS) Monoarfa, Stanly
JURNAL ILMU BUDAYA Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal IlmuBudaya
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34050/jib.v12i1.35363

Abstract

The combination of the Manado Malay language in North Sulawesi with the Japanese language is a research that examines language teaching that focuses on the study of vocabulary translation which is one of the fields of applied linguistics involving two language elements, namely Manado Malay language and Japanese language. By using the survey method through informants, the researcher will go to the field to find native speakers of Manado-Minahasa who can be used as sources, knowing a lot about the local language words that contain as many cultural elements. It is hoped that the translation results can be used for the development of the world of tourism, especially encouraging Japanese tourists to visit North Sulawesi which has many Manado cultural elements and the fulfillment of Unsrat's strategic plan in realizing a superior and cultured University.
Rampa Campur (Mixed Ingredients) in Nomenclature of Minahasan Culinary Ingredients as Food Security Pamantung, Rina P.; . Porong, Viekson J; Wowor, Meity; Monoarfa, Stanly; M. Lontoh, Irma
Indonesian Journal of Multidisciplinary Science Vol. 5 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Multidisciplinary Science
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/ijoms.v5i2.1206

Abstract

Food security is a priority program of President of R I. The government has allocated Rp118 trillion for food security programs in 2025, focusing on various initiatives to enhance food availability and access. Food security close related to the traditional food include Minahasan culinary and its ingredients (spicy). So the study focuses on the Rampa campur in Nomenclature of Minahasan ingredients. In the Minahasan community, the traditional food’s spices (ingredients) are uniquely differentiated based on the use of local languages in certain Minahasan regions. The problem is what are the lingual forms of the Rampa campur in Nomenclature of Minahasan ingredients as food security and its meaning. This research uses a descriptive qualitative method through a linguistics synchronic and gastronomic linguistic approach. The theory of syntax (Givon, 1984) and morphology are applied. The lingual forms of the Rampa campur in Nomenclature of Minahasan ingredients are words and phrases as results of research. Kekuru ‘kemangi’ ( Ocimum citriodonum)., and salimbata ‘serai’ (Cymbopogon Citratus) are words. Kekuru as raw material in woku and tinutuan. Sere is used in pangi, tinoransak, kotei, saut, and ayam woku isi di bulu . Furthermore, phrases consist of Lemong Cui ‘jeruk nipis’, is call lemong ikang (Citrus microcarpa), and Daong lemong ‘daun jeruk’ ( Lat citruss aurantifolia). Lemong cui is a basic ingredients in ikang bakar rica. While, Daun lemong is used in pangi, tinoransak, kotei, saut, dan ayam woku isi di bulu. The patterns are 1). Noun +noun; 2) and Noun + Adjective.