Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peranan (Bp4) dalam Membina Keluarga Sakinah dan Penyelesaian Penyelisihan Perkawinan Islam Jamilah, Fitrotin
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.029 KB)

Abstract

The marriage advisory and preservation advisory body is a semi-official organization that supports the duties of the ministry of religion in the field of marriage and aims to enhance the quality of marriage and create a happy, prosperous and eternal family or household according to Islamic teachings while marriage disputes are a household relationship between husband and disputed wives in marriages and the purpose of this case study is to discuss 1) the marriage counseling and preservation advisory body 2) the role of marital advisory and preservation advisory bodies 3) marital disputes and the role of BP4 in marital dispute resolution. The role of BP4 in resolving marital disputes over marital disputes is: BP4 acts as a marriage consultant, by providing explanations, guidance to the disputing parties, namely guardians, with the bride and groom through the Marriage Advisory Board, Marriage Counseling and Preservation Agency (BP4). Of the five cases handled by BP4 that could be reconciled and all parties received reunification of the family that was fostered (no divorce occurred, there were 4 cases (80%) and for which the divorce process continued there was 1 case (20%). BP4 in carrying out its duties certainly experienced obstacles. These obstacles are internal to BP4 itself, which tends not to be pro-active in finding families whose marriages are experiencing problems.
Integrasi Kecerdasan Holistik RASULULLAH SAW Untuk Generasi Muda Berkarakter di Pendidikan Era Industri 4.0 Farida, Siti; Jamilah, Fitrotin; Khotib, Ahmad; Joni, Joni
Widya Balina Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : widya balina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.181 KB) | DOI: 10.53958/wb.v4i2.37

Abstract

ABSTRAKIntegrasi adalah penggabungan suatu hal agar menjadi satu kesatuan yang utuh dalam satu tujuan. Pada Globalisasi saat ini, pengembangan teknologi dan era revolusi industry 4.0, sebuah era baru yang menekankan pada pola digital economy,artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data, robotic. Dimana era 4.0 merupakan fenomena disruptive innovation. Istilah disruptive innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower; inovasi yang membantu menciptakan pasar baru yang mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan, dan kompetensi yang dibutuhkan dunia pekerjaan. Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekedar cara mengajar, tetapi jauh lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter bukan hal yang baru di Indonesia. Tokoh-tokoh pendidik Indonesia prakemerdekaan, seperti Kartini, Ki Hajar Dewantara, Soekarno Hatta, Moh Natsir sudah memulai apa yang dinamakan pendidikan karakter sebagai semangat pembentukan kepribadian dan identitas bangsa sesuai konteks dan situasi yang terjadi saat itu. Membangun dan mencetak karakter merupakan keprihatinan pokok para tokoh tersebut. Mereka menggagas sebuah bangsa yang memiliki sebuah identitas tersendiri. Ide dan gagasan itu mulai dari hasil pengembaraan dan perantauan mental para pemikir dan cendikiawan. Dari ide dan gagasan itu, muncullah semangat karakter kebangsaan yang harus diperjuangkan dengan perjuangan tanpa akhir sehingga muncullah Negara Indonesia saat ini. Ki Hajar Dewantara misalnya, telah mengajarkan pendidikan karakter melalui praktekpendidikan yang mengusung kompetensi alam murid, bukan dengan perintah paksaan, tetapi dengan tuntunan. Cara mendidik seperti ini lebih dikenal dengan pendekatan among, yang lebih menyentuh pada tataran etika dan perilaku yang tidak terlepas dengan karakter seseorang. Membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan, mutlak dibutuhkan. Mulai diri sendiri, lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat dengan meneladani para tokoh tersebut.
DAMPAK TRANSISI SOSIAL DENGAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM HUKUM ISLAM Jamilah, Fitrotin
USRATUNA: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 3 No. 1 (2019): USRATUNA: Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : ProdiĀ  Ahwal al-Syakhsiyah STAI Darussalam Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper is a study of the effects of the transitional era with the distribution of inheritance in Islamic law. This study is to determine the impact of the age of transition with the distribution of inheritance in Islamic law. In collecting data, this research uses library research. The conclusion in this study is the impact of the age transition can affect the distribution of inheritance. However, this legal change is a law that results from al-maslahah al-mursalah, such as the problems in the wasiyyat al ajibah which have been regulated in the laws of Muslim countries. In the qat'i law the distribution of inheritance cannot be changed by changing times or by any factor. This paper also provides suggestions for a deeper study of the distribution of inheritance. In this study, the authors found a number of peculiarities and shortcomings in matters related to the use of the ushuliyah rules.