Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGONIA YANG DIPAPAR RADIASI SINAR X (Studi Eksperimental pada Mencit (Mus Muculus) Galur Balb/C) Soffan, Mochammad; Rafsanjani, T M
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 2, No 2 (2019): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.251 KB) | DOI: 10.32672/makma.v2i2.1305

Abstract

Radiasi sinar X merupakan salah satu radiasi pengion yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas sehingga merusak sel spermatogonia. Penggunaan vitamin C dan E sebagai antioksidan untuk melindungi sel tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia yang dipapar radiasi sinar X. Metode penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design pada 35 ekor mencit (Mus musculus) dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu KP tanpa paparan radiasi dan pemberian vitamin, KN dengan paparan radiasi sinar X 25 mGy/hari tanpa pemberian vitamin, KP 1 diberikan vitamin C 0,26 mg/hari, KP 2 diberikan vitamin E 0,208 mg/hari, KP 3 diberikan kombinasi vitamin C 0,26 mg/hari dan vitamin E 0,208 mg/hari setiap sebelum pemaparan radiasi sinar X 25 mGy/hari selama 4 hari dengan waktu penelitian 21 hari. Pada hari ke 22 sampel diterminasi diamati melalui mikroskop. Jumlah sel spermatogonia dianalisis One Way Anova kemudian uji post Hoc LSD. Hasil rerata jumlah spermatogonia pada KP, KN, KP1, KP2 dan KP3 yaitu 24,24; 13,28; 19,36; 19,60 dan 23,32. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan rerata jumlah sel spermatogonia yang bermakna antara kelima kelompok. Hasil uji post Hoc LSD menunjukkan perbedaan rerata sel spermatogonia antar dua kelompok ditunjukkan oleh hampir semua pasangan kelompok (p<0,05); kecuali untuk perbandingan rerata sel spermatogonia antara KP1 dan KP2 (p>0,05). Terdapat pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia mencit yang dipapar radiasi sinar X.
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGONIA YANG DIPAPAR RADIASI SINAR X (Studi Eksperimental pada Mencit (Mus Muculus) Galur Balb/C) Soffan, Mochammad; Rafsanjani, T M
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 2, No 2 (2019): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v2i2.1305

Abstract

Radiasi sinar X merupakan salah satu radiasi pengion yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas sehingga merusak sel spermatogonia. Penggunaan vitamin C dan E sebagai antioksidan untuk melindungi sel tubuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia yang dipapar radiasi sinar X. Metode penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design pada 35 ekor mencit (Mus musculus) dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu KP tanpa paparan radiasi dan pemberian vitamin, KN dengan paparan radiasi sinar X 25 mGy/hari tanpa pemberian vitamin, KP 1 diberikan vitamin C 0,26 mg/hari, KP 2 diberikan vitamin E 0,208 mg/hari, KP 3 diberikan kombinasi vitamin C 0,26 mg/hari dan vitamin E 0,208 mg/hari setiap sebelum pemaparan radiasi sinar X 25 mGy/hari selama 4 hari dengan waktu penelitian 21 hari. Pada hari ke 22 sampel diterminasi diamati melalui mikroskop. Jumlah sel spermatogonia dianalisis One Way Anova kemudian uji post Hoc LSD. Hasil rerata jumlah spermatogonia pada KP, KN, KP1, KP2 dan KP3 yaitu 24,24; 13,28; 19,36; 19,60 dan 23,32. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p0,05) artinya terdapat perbedaan rerata jumlah sel spermatogonia yang bermakna antara kelima kelompok. Hasil uji post Hoc LSD menunjukkan perbedaan rerata sel spermatogonia antar dua kelompok ditunjukkan oleh hampir semua pasangan kelompok (p0,05); kecuali untuk perbandingan rerata sel spermatogonia antara KP1 dan KP2 (p0,05). Terdapat pengaruh pemberian vitamin C dan E terhadap jumlah sel spermatogonia mencit yang dipapar radiasi sinar X.
Hierarchy of clinical decision-making by physicians based on medical and ethical decision making Soffan, Mochammad; Trisnadi, Setyo
Sains Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.149 KB) | DOI: 10.30659/sainsmed.v13i2.27906

Abstract

From 2011 to 2014, there were six cases of suspected medical malpractice in the Central Java Region; four clinical cases were resolved by an ethics board and two by a public court, so that it serves as a reference for clinical decision-making for physicians, as many ethical problems in addition to legal problems exist in medicine. Doctors, as Indonesian citizens, are obligated to implement the norms and laws that apply in Indonesia. However, as professionals, they are also obligated to implement the norms that apply in medical professional organisations (Indonesian Doctors Association/IDI), including the Indonesian Doctors Association (IDI), the Code of Medical Ethics (KODEKI), and interprofessional ethics. So that the actions of physicians can be accounted for from both a legal and an ethical standpoint of the medical profession. Every clinical case a physician encounters has inextricable ethical and medical dimensions, necessitating a prudent method for making clinical decisions. The challenge is to comprehend the value hierarchy, beginning with norms, morals, principles, standards, and rules. Therefore, when making clinical decisions, physicians are truly guided by the order of applicable values, one of which is Jonsen-4-box Siegler’s method. The culture of the Indonesian people includes a 4-box method as an alternative. Schematics can be made for the order of values and ways of making clinical decisions based on wise ethical decisions in resolving ethical dilemmas and medical disputes.