Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ELEMEN-ELEMEN “SOCIAL APPONOMICS” GARUDA INDONESIA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN POTENSI E-COMMERCE DI ERA EKONOMI DIGITAL Purwitasari, Ira; Setiawan, A Judhie; Muktaf, Zein Muffarih
Jurnal Publisitas Vol 6 No 1 (2019): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.432 KB) | DOI: 10.37858/publisitas.v6i1.13

Abstract

The purpose of this study is to determine the elements of Garuda Indonesia's Social Apponomics as an effort to increase the potential of e-commerce. The study was conducted at the 1st Floor Management Building, Garuda City, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Soekarno Hatta International Airport, Tangerang. The type of research used is descriptive with a qualitative approach. Techniques used in data collection include: a) Primary Data, which consists of in-depth interviews, b) Secondary Data taken from books, journals, articles, and previous research correlated to this research. The technique of determining the informants (informants) used was purposive sampling technique. The results of this study indicates that Garuda Indonesia has implemented Social Apponomics practices in the digital economy era. This is indicated by the founding of three elements forming Social Apponomics in Garuda Indonesia, namely (1) Social Media; (2) Community-based Marketing; and (3) Tailored Applications. Another finding from this study is that the Garuda Indonesia Brand is still the brand that has the highest Brand Advocacy Ratio index score in Indonesia compared to its competitors with a score of 0.81.
CUSTOMER RETENTION MARKETING BLUE BIRD DALAM MEMPERTAHAN LOYALITAS PELANGGAN Setiawan, A Judhie; Rahayu, Tyas Puji
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/wacana.v16i1.2

Abstract

Persaingan jasa transportasi umum Indonesia terutama taksi di Ibukota semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya berbagai jenis jasa transportasi maupun jasa aplikasi transportasi online. Masing-masing perusahaan berlomba berinovasi dalam bentuk produk dan layanan dengan cara dan inovasi yang berbeda-beda. Persaingan promosi saat ini juga terbilang sengit, karena masing-masing perusahaan menawarkan tawaran jasa, produk, layanan, dan harga yang beragam dan menarik. Bagi penginovasi raksasa di bidang transportasi darat, melakukan inovasi baik berkelanjutan maupun disruptif menjadi realistis, mengingat segala kekuatan yang dimiliki oleh para pelaku bisnis transportasi darat. Inovasi disruptif pada bisnis transportasi darat tidak harus ditentukan dari kecanggihan teknologi yang digunakan untuk menciptakan keunggulan performa, akan tetapi inovasi disruptif juga ditentukan dari harga yang ditawarkan merusak harga pasar dan harga pesaing. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya regulasi pemerintah mengenai tarif atas dan tarif bawah untuk bisnis tranportasi darat. Pentingnya pemerintah menentukan batas atas dan batas bawah karena batas bawahnya untuk melindungi kompetisi biar tidak semena-mena, dan batas atasnya untuk melindungi masyarakat. Pada faktanya, Grab, Gojek dan Uber dapat memberikan harga semurah mungkin dan ada saatnya juga mereka memberikan harga yang sangat tinggi.