Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Substansi Budaya Santheka Hasil Panen Jagung Masyarakat Errabu Terhadap Guru Dan Kiai laili, khamsil; Nur Lailah; Romzi Jazuli
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 1 No. 01 (2017): Al-Iman Jurnal keislaman dan kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Culture is a phonomenon that repeating happen and phonomenon which a long times, so that culture is not true but expressly and accepted with realization and consciousness, so all 0of society in the place, territory and area. Culture can be develop and can be disappear that existence, so develop and is not develop that culture defend to hope society toward culture it. In order to still belong to spirit for culture will be permanent. So, society have not to apathetic respect toward culture that culture certainly will not experience to develop will be never. Like society errabu village which take care of protect and santheka culture develop to result corn harvest toward teachers. Something doing and be develop because errabu soceity and scient respect which be long to teacher and kiai to except it culture is developing in errabu society as appriciation form toward teacher and kiai have educated sincere and teached children society errabu village with hope scient with be teached by teacher and kiai to every errabu society chidren will be came blessed scient and be used with can be willing from Allah SWT. Budaya merupakan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan disengaja dalam waktu yang lama, terjadinya bukan karena kebetulan namun karena disengaja dan diterima serta dilakukan dengan penuh kesadaran oleh seluruh masyarakat yang berada di suatu tempat, daerah, dan wilayah. Budaya dapat dikembangkan,dapat dibuang bahkan ditiadakan eksistensinya. Maka berkembang dan tidaknya suatu budaya tergantung pada gereget masyarakat setempat terhadap keberadaan budaya tersebut. Kalau masyarakat setempat masih memiliki semangat mengembangkan budaya tersebut maka keberadaan budaya itu akan terus dilestarikan dan dikembangkan. Jika masyarakat sudah apatis tidak respek terhadap suatu budaya maka tentunya kebudayaannya tidak akan mengalami perkembangan bahkan akan tiada. Seperti masyarakat Desa Errabu yang melestarikan dan mengembangkan budaya santheka hasil panen jagung terhadap guru. Hal ini dilakukan dan dikembangkan karena masyarakat Errabu menghormati keilmuan yang dimilki oleh sang guru dan kiai, selain itu budaya ini berkembang di masyarakat Errabu sebagai bentuk apresiasi terhadap jasa beliau guru dan kiai yang telah ikhlas mendidik dan mengajar putra-putri masyarakat Desa Errabu dengan harapan ilmu yang diajarkan guru dan kiai kepada setiap putra-putri masyarakat Errabu akan menjadi ilmu barokah dan manfaat serta mendapat Ridha dari Allah SWT.
ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA GUA PAYUDAN DI KABUPATEN SUMENEP Ilham, Lailul; Laili, Khamsil; Yakin, Ainul; Toyu, M.; Junaidi, Junaidi
Jurnal Karaton Vol 2 No 1 (2022): Karaton: Jurnal Pembangunan Sumenep
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gua Payudan merupakan salah satu obyek wisata Kabupaten Sumenep yang memiliki hubungan dengan sejarah keraton, keberagamaan raja-raja serta mistisisme masyarakat. Keterikatan dengan berbagai aspek tersebut menyebabkan Gua Payudan tidak hanya dipersepsikan sebagai obyek wisata, melainkan situs sejarah dan cagar budaya daerah. Kondisi itu merupakan potensi dasar yang bisa dipromosikan sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang memiliki kepentingan terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan Gua Payudan, latar belakang wisatawan bisa dari kaum beragama, petapa, sejarawan, antropolog, arkeolog dan kalangan lain yang berkepentingan. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa wisata Gua Payudan memiliki potensi besar untuk dikelola dan dikembangkan sehingga menjadi wisata berkelanjutan. Namun sejauh ini, pengelolaan dan pengembangan wisata Gua Payudan belum menunjukkan perkembangan yang maksimal, terlihat dari sistem pengelolaan yang tidak berorientasi wisata, terbatasnya sarana dan prasarana serta aksesibilitas, rendahnya jumlah pengunjung dan tidak tersedianya informasi digital. Situasi tersebut yang menghambat proses pengembangan wisata Gua Payudan sehingga dibutuhkan analisis serta strategi pengembangan baru yang sifatnya jangka pendek sehingga dapat dilakukan dalam waktu dekat dan mempersiapkan formula pengembangan lain yang lebih efektif.