Mustafid, Hidayat
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP IMPLEMENTASI HUKUM KELUARGA ISLAM: KASUS DI DESA SENANGSARI khaerunnizar, Khaerunnizar; Budiana, Budiana; Irodat, Ahsan; Zahro , Siti Fatimatu; Mustafid, Hidayat
Ta'dibiya Vol 2 No 1 (2022): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v2i1.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap implementasi hukum keluarga Islam di Desa Senangsari. Desa ini dipilih sebagai kasus studi karena mengalami transformasi signifikan dalam struktur sosial dan nilai budaya, yang dapat memengaruhi pelaksanaan hukum keluarga Islam di komunitas tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial, seperti urbanisasi dan globalisasi, telah membawa dampak signifikan pada tatanan keluarga dan nilai-nilai tradisional di Desa Senangsari. Hal ini menciptakan tantangan baru dalam implementasi hukum keluarga Islam, di mana norma-norma tradisional seringkali bertentangan dengan nilai-nilai modern yang berkembang di masyarakat. Selain itu, perubahan budaya juga memainkan peran penting dalam memodifikasi pola pikir dan sikap terhadap hukum keluarga Islam. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pendekatan yang inklusif dan adaptif terhadap hukum keluarga Islam perlu diadopsi untuk mengatasi konflik antara tradisi dan modernitas. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang prinsip-prinsip hukum keluarga Islam juga dianggap krusial dalam merespons perubahan sosial dan budaya yang terus berkembang. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang dinamika kompleks antara perubahan sosial, budaya, dan implementasi hukum keluarga Islam di konteks lokal. Implikasi praktis dari penelitian ini mencakup perlunya pembaharuan pendekatan dalam menyusun kebijakan dan pendekatan pendidikan masyarakat guna mendukung harmonisasi antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan zaman modern.
PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP IMPLEMENTASI HUKUM KELUARGA ISLAM: KASUS DI DESA SENANGSARI khaerunnizar, Khaerunnizar; Budiana, Budiana; Irodat, Ahsan; Zahro , Siti Fatimatu; Mustafid, Hidayat
Ta'dibiya Vol 2 No 1 (2022): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v2i1.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh perubahan sosial dan budaya terhadap implementasi hukum keluarga Islam di Desa Senangsari. Desa ini dipilih sebagai kasus studi karena mengalami transformasi signifikan dalam struktur sosial dan nilai budaya, yang dapat memengaruhi pelaksanaan hukum keluarga Islam di komunitas tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial, seperti urbanisasi dan globalisasi, telah membawa dampak signifikan pada tatanan keluarga dan nilai-nilai tradisional di Desa Senangsari. Hal ini menciptakan tantangan baru dalam implementasi hukum keluarga Islam, di mana norma-norma tradisional seringkali bertentangan dengan nilai-nilai modern yang berkembang di masyarakat. Selain itu, perubahan budaya juga memainkan peran penting dalam memodifikasi pola pikir dan sikap terhadap hukum keluarga Islam. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pendekatan yang inklusif dan adaptif terhadap hukum keluarga Islam perlu diadopsi untuk mengatasi konflik antara tradisi dan modernitas. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang prinsip-prinsip hukum keluarga Islam juga dianggap krusial dalam merespons perubahan sosial dan budaya yang terus berkembang. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang dinamika kompleks antara perubahan sosial, budaya, dan implementasi hukum keluarga Islam di konteks lokal. Implikasi praktis dari penelitian ini mencakup perlunya pembaharuan pendekatan dalam menyusun kebijakan dan pendekatan pendidikan masyarakat guna mendukung harmonisasi antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan zaman modern.
ANALISIS QOWAIDUL FIQHIYAH; SOLUSI TERHADAP TANTANGAN KONTEMPORER DALAM HUKUM ISLAM Muhajir, Abdul Hanan; Mustafid, Hidayat; Khaerunnizar; Irodat, Ahsan; Slamet, Hasan
Ta'dibiya Vol 3 No 1 (2023): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v1i2.133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi dan aplikasi prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah dalam menemukan solusi terhadap tantangan kontemporer dalam hukum Islam. Tantangan-tantangan tersebut meliputi isu-isu seperti teknologi modern, perubahan sosial, dan globalisasi yang mempengaruhi interpretasi dan implementasi hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis literatur, dengan mempelajari teks-teks klasik dan kontemporer dalam bidang hukum Islam serta karya-karya cendekiawan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah, seperti maslahah (kepentingan umum), dharurat (keadaan darurat), istihsan (analogi), dan maqashid al-shariah (tujuan hukum Islam), memiliki relevansi yang kuat dalam menemukan solusi terhadap tantangan kontemporer. Contohnya, konsep maslahah memungkinkan penyesuaian hukum Islam dengan perubahan sosial dan teknologi, sementara prinsip dharurat memungkinkan pengecualian dalam situasi-situasi darurat yang tidak terduga. Selain itu, penggunaan istihsan memungkinkan untuk menemukan analogi antara kasus-kasus baru dengan prinsip-prinsip yang telah ada, sedangkan maqashid al-shariah membantu dalam memahami tujuan-tujuan utama hukum Islam dan menerapkannya dalam konteks kontemporer. Penelitian ini juga menyoroti perlunya pendekatan yang fleksibel dan kontekstual dalam penerapan prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah. Hal ini memungkinkan hukum Islam untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip pokok agama. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah dapat digunakan secara efektif untuk menanggapi tantangan-tantangan kontemporer dalam hukum Islam.
ANALISIS QOWAIDUL FIQHIYAH; SOLUSI TERHADAP TANTANGAN KONTEMPORER DALAM HUKUM ISLAM Muhajir, Abdul Hanan; Mustafid, Hidayat; Khaerunnizar; Irodat, Ahsan; Slamet, Hasan
Ta'dibiya Vol 3 No 1 (2023): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v1i2.133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi dan aplikasi prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah dalam menemukan solusi terhadap tantangan kontemporer dalam hukum Islam. Tantangan-tantangan tersebut meliputi isu-isu seperti teknologi modern, perubahan sosial, dan globalisasi yang mempengaruhi interpretasi dan implementasi hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis literatur, dengan mempelajari teks-teks klasik dan kontemporer dalam bidang hukum Islam serta karya-karya cendekiawan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah, seperti maslahah (kepentingan umum), dharurat (keadaan darurat), istihsan (analogi), dan maqashid al-shariah (tujuan hukum Islam), memiliki relevansi yang kuat dalam menemukan solusi terhadap tantangan kontemporer. Contohnya, konsep maslahah memungkinkan penyesuaian hukum Islam dengan perubahan sosial dan teknologi, sementara prinsip dharurat memungkinkan pengecualian dalam situasi-situasi darurat yang tidak terduga. Selain itu, penggunaan istihsan memungkinkan untuk menemukan analogi antara kasus-kasus baru dengan prinsip-prinsip yang telah ada, sedangkan maqashid al-shariah membantu dalam memahami tujuan-tujuan utama hukum Islam dan menerapkannya dalam konteks kontemporer. Penelitian ini juga menyoroti perlunya pendekatan yang fleksibel dan kontekstual dalam penerapan prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah. Hal ini memungkinkan hukum Islam untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip pokok agama. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana prinsip-prinsip Qowaidul Fiqhiyah dapat digunakan secara efektif untuk menanggapi tantangan-tantangan kontemporer dalam hukum Islam.
PENCEGAHAN RADIKALISME MELALUI REVITALISASI PONDOK PESANTREN Mustafid, Hidayat
Ta'dibiya Vol 5 No 2 (2025): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v5i2.230

Abstract

Radikalisme menjadi ancaman serius terhadap keutuhan bangsa dan kerukunan hidup bermasyarakat. Sebagai lembaga pendidikan agama Islam tertua di Indonesia, pondok pesantren (ponpes) memiliki peran strategis dan tanggung jawab moral dalam upaya pencegahan paham radikal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran ponpes sebagai benteng pertahanan ideologi dan merevitalisasi fungsinya untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap radikalisme. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dan laporan penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikalisme seringkali menyusup melalui pemahaman agama yang literal, eksklusif, dan intoleran. Ponpes, dengan karakteristiknya yang khas, memiliki modal kuat untuk menangkalnya, yaitu: ajaran yang moderat, nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan), dan kepatuhan kepada kiai sebagai figur sentral. Namun, tantangan modernitas dan penetrasi ideologi transnasional menuntut ponpes untuk melakukan revitalisasi dalam beberapa aspek di antaranya kurikulum yang mengintegrasikan wawasan kebangsaan, pendidikan perdamaian, dan literasi digital kritis untuk melawan narasi radikal di dunia maya. Metodologi pengajaran yang mendorong pendekatan kontekstual dan dialogis dalam memahami teks-teks keagamaan, menggantikan metode doktriner, dan jejaringsosial yang memperkuat kolaborasi dengan masyarakat luas, pemerintah, dan lembaga pendidikan lain untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya radikalisme. Revitalisasi ponpes bukan sekadar modernisasi fisik, melainkan penguatan kembali nilai-nilai moderasi Islam yang inklusif dan rahmatan lil 'alamin. Dengan memaksimalkan perannya sebagai pusat pendidikan karakter, ponpes dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah radikalisme dan melahirkan generasi yang religius, cerdas, sekaligus mencintai tanah air.
PENCEGAHAN RADIKALISME MELALUI REVITALISASI PONDOK PESANTREN Mustafid, Hidayat
Ta'dibiya Vol 5 No 2 (2025): Ta'dibiya: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
Publisher : Staisman Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61624/japi.v5i2.230

Abstract

Radikalisme menjadi ancaman serius terhadap keutuhan bangsa dan kerukunan hidup bermasyarakat. Sebagai lembaga pendidikan agama Islam tertua di Indonesia, pondok pesantren (ponpes) memiliki peran strategis dan tanggung jawab moral dalam upaya pencegahan paham radikal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran ponpes sebagai benteng pertahanan ideologi dan merevitalisasi fungsinya untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap radikalisme. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dan laporan penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikalisme seringkali menyusup melalui pemahaman agama yang literal, eksklusif, dan intoleran. Ponpes, dengan karakteristiknya yang khas, memiliki modal kuat untuk menangkalnya, yaitu: ajaran yang moderat, nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan), dan kepatuhan kepada kiai sebagai figur sentral. Namun, tantangan modernitas dan penetrasi ideologi transnasional menuntut ponpes untuk melakukan revitalisasi dalam beberapa aspek di antaranya kurikulum yang mengintegrasikan wawasan kebangsaan, pendidikan perdamaian, dan literasi digital kritis untuk melawan narasi radikal di dunia maya. Metodologi pengajaran yang mendorong pendekatan kontekstual dan dialogis dalam memahami teks-teks keagamaan, menggantikan metode doktriner, dan jejaringsosial yang memperkuat kolaborasi dengan masyarakat luas, pemerintah, dan lembaga pendidikan lain untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya radikalisme. Revitalisasi ponpes bukan sekadar modernisasi fisik, melainkan penguatan kembali nilai-nilai moderasi Islam yang inklusif dan rahmatan lil 'alamin. Dengan memaksimalkan perannya sebagai pusat pendidikan karakter, ponpes dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah radikalisme dan melahirkan generasi yang religius, cerdas, sekaligus mencintai tanah air.