Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROSEDUR VERIFIKASI GEOMETRI KANKER NASOFARING DENGAN EPID PADA PESAWAT LINAC DI SUB-INSTALASI RADIOTERAPI RSUP PROF.I.G.N.G NGOERAH Bagus Arta Negara, I Dewa Gede; Wulandari, Putu Irma; Sudarsana, I Wayan Balik
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2024): Volume 11 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i1.12327

Abstract

Abstrak: Prosedur Verifikasi Geometri Kanker Nasofaring Dengan Epid Pada Pesawat Linac Di Sub-Instalasi Radioterapi RSUP PROF.I.G.N.G Ngoerah. Kanker nasofaring (KNF) adalah salah satu jenis kanker kepala-leher yang paling umum, terutama di Indonesia. Penanganan KNF biasanya melibatkan radioterapi, yang seringkali digabungkan dengan kemoterapi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi prosedur verifikasi geometri kanker nasofaring dengan menggunakan EPID pada pesawat Linac di Sub-Instalasi Radioterapi RSUP Prof.I.G.N.G Ngoerah, serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari prosedur tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan pengambilan data karakteristik dari pasien yang menjalani penyinaran. Hasil penelitian yang dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi berupa bagaimana tujuan verifikasi geometri, persiapan alat dan bahan, dan persiapan pasien saat Prosedur Verifikasi Geometri Kanker Nasofaring Dengan Epid Pada Pesawat Linac Di Sub-Instalasi Radioterapi Rsup Prof.I.G.N.G Ngoerah. Prosedur Verifikasi geometri kanker nasofaring dengan EPID dimulai dengan treatment calendar, menyiapkan alat dan bahan, mengedukasi pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.  Kelebihan yang dapat diambil hanya melakukan verifikasi geometri sebelum fraksi ke 1 saja yaitu secara pekerjaan lebih sedikit dan untuk center-center yang jumlah pasiennya banyak lebih mampulaksana karena waktu yang diperlukan untuk verifikasi cukup lama yang menyebabkan waktu kerja memanjang serta lifetimeEPID lebih lama (alat EPID menjadi lebih awet). Sedangkan kekurangannya yaitu kemungkinan ketidaktepatan isocenter lebih besar dan kurang dapat mengevaluasi perubahan geometri penyinaran dengan baik apabila pasien mengalami perubahan berat badan dan pergeseran titik isocenter. 
Uji Illuminensi Lampu Kolimator Terhadap Pengaruh Variasi Focus Film Distance pada Pesawat Sinar-X Merk MIS di Laboratorium ATRO Bali: Collimator Lamp Illuminance Test on the Effect of Varying Focus Film Distance on MIS Brand X-Ray Aircraft at the ATRO Bali Laboratory Putra, I Putu Gede Arya Darma; Sudarsana, I Wayan Balik
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.7639

Abstract

Uji iluminensi lampu kolimator adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencahayaan lampu kolimator pada pesawat sinar-X merk MIS di laboratorium ATRO Bali apakah masih dalam batas yang oleh KEMENKES No.1250 MENKES/SK/XII/2009 yang lebih dari 100 lux. Sehingga terselenggara pelayanan kesehatan dibidang radiodiagnostik dengan radiograf yang optimal. Varisi FFD (focus film distance) adalah jarak antara tabung dengan objek yang akan di periksa sehingga untuk hasil pengukuran iluminensi apakah akan ada perbedaan yang signifikan jika diberikan variasi jarak yang berbeda. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitaif dengan pendakatan ekperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium ATRO Bali pada bulan April 2024 dengan menggunakan alat lux meter merk Krisbow KW06-288. Peneliti mendapatkan data dengan eksperimen yaitu mengukur nilai uji iluminensi lampu kolimator pada 4 kuadran dengan menggunakan variasi FFD 100 cm, 150 cm dan 180 cm yang telah di bingungkan, peneliti melakukan dokumentasi dengan mengambil foto yang berkaitan dengan penelitian yang penulis angkat, selanjutnya peneliti melakukan observasi dengan mengumpulkan dan mencatat data hasil pengamatan. Analisa data dimulai dengan menampilkan dan menganalisis data-data hasil rakapitulasi nilai dari ketiga proses tersebut, kemudian data tersebut kemudian dibandingkan dengan standar yang ada menurut KEMENKES No.1250 MENKES/SK/XII/2009 dengan batas toleransi uji iluminensi lampu kolimator minimal 100 lux sehingga dapat ditarik kesimpulan. Nilai uji iluminensi lampu kolimator terhadap pengaruh variasi focus film distance pada pesawat sinar-X merk MIS di laboratorium ATRO Bali, diperoleh hasil yaitu pada FFD 100 cm sebesar 271,6 lux, pada FFD 150 cm sebesar 109,5 lux, dan pada FFD 180 cm sebesar 0,55 lux, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk grafik, kemudian dibandingkan dengan standar yang ada menurut KEMENKES No.1250 MENKES/SK/XII/2009 dengan batas toleransi uji iluminensi lampu kolimator minimal 100 lux sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Pengaruh Multi Leaf Collimator (MLC) Terhadap Besar Dosis Yang Diterima Bagian Kepala Pasien Kanker Otak Huki, Pascalia Agno Marina; Sutapa, Gusti Ngurah; Sudarsana, I Wayan Balik
Kappa Journal Vol 7 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v7i1.6633

Abstract

Research has been conducted on the effect of Multi Leaf Collimator (MLC) on the dose received by the head of brain cancer patients at Sanglah Hospital, Denpasar. This analysis aims to determine the effect of using MLC on dosing to brain cancer patients using Cobalt 60 (Co-60) teletheraphy. The dose given at TPS was 200 cGy but after using MLC the dose was received because MLC protects healthy organs around the irradiation field. If the dose given is still within the range of -5  % and +7  %, it is still acceptable. The amount of radiation dose that can be reduced by using MLC in this study was 1,35 % for brain cases and 0,12 % for Glioblastoma cases. 
Potensi Kanker Usus Besar dan Kandung Kemih Akibat Penyinaran CT Scan Abdomen Merek Siemens Somatom 128 Slice di RSUP Sanglah Denpasar Galingging, Sari Intan; Sandi, I Nengah; Sudarsana, I Wayan Balik
Kappa Journal Vol 7 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v7i1.7047

Abstract

Research has been carried out on the potential for colon and urinery bladder cancer as a result of irradiating a 128 slice Siemens Somatom abdominal CT Scan at Sanglah Hospital, Denpasar. The data used in this study are secondary data from abdominal CT Scan medical records from January 2021 to June 2022, namely, CTDIvol and DLP adult patients who are female and male with an exposure factor of 110 kV X-ray tube voltage and current. Irradiation time starts from 600 mAs to 1200 mAs. This study aims to determine the potential risk of cancer  of the colon and urinery bladder from the results of the CT Scan examination brand Siemens Somatom 128 Slice and to compare the potential risks of colon and bladder cancer in men. and women. The magnitude of is done by calculating the estimated dose equivalent of yang diterima pasien dikalikan dengan faktor risiko kanker organ kritis pada pasien dewasa, sedangkan analisis komparatif dilakukan dengan menggunakan Independent Sample T Test. Hasil perhitungan rata-rata usus besar pada wanita dan pria masing-masing adalah 0,0044 ± 0,00062% dan 0,0045 ± 0,00079% sedangkan rata-rata  kandung kemih pada wanita dan pria masing-masing adalah -0,0034±0,00049% dan 0,0035±0,00061%. Terdapat perbedaan yang bermakna potensi kanker usus besar dan kandung kemih antara wanita dan pria dengan nilai P<0,050 pada usus besar dan kandung kemih yaitu masing-masing 0,026 dan 0,025. Perbedaan rata-rata kanker usus besar dan kandung kemih antara wanita dan pria adalah masing-masing 0,0001±0,00017% dan 0,0001±0,00012%, dimana potensi terjadinya kanker baru pada pasien pria lebih besar dibandingkan pasien wanita.