Purba, Lamtua
Program Studi Magister Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMILIHAN METODE IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ANALISIS RESIKO SERTA PENERAPANNYA MENGGUNAKAN AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) DI INDUSTRI MANUFAKTUR Purba, Lamtua; Salami, Indah Rachmatiah Siti; Rahardyan, Benno
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.181 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.3

Abstract

 Abstrak: PT X merupakan salah satu industri manufaktur di kota Bandung dengan produksi utamanya adalah komponen dirgantara dan komponen mekanis. Dalam aktivitas produksinya seperti penggunaan material, peralatan, mesin, dan lain sebagainya dapat menghasilkan bahaya-bahaya tertentu, namun saat ini belum dilakukan kegiatan identifikasi bahaya di perusahaan tersebut. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya seperti JHA, FMEA, dan What-if, tetapi metode-metode tersebut tentunya memiliki kelebihan, kekurangan, serta perbedaan dalam prosedur implementasinya. AHP (Analitycal Hierarchy Process) dipergunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan metode identifikasi bahaya yang sesuai diterapkan pada PT X. Responden ahli yang terlibat dalam kuesioner AHP berasal dari internal maupun eksternal PT X, dimana para responden adalah orang-orang yang bekerja di bidang K3, pernah mendapatkan pelatihan atau sertfikasi K3, serta memahami mengenai identifikasi bahaya dan analisis risiko. Berdasarkan hasil penilaian AHP untuk reponden eksternal PT X, metode JHA adalah prioritas utama yang dapat diterapkan di PT X dengan bobot 0,378, dimana subkriteria ketelitian merupakan keunggulan dari metode JHA. Hasil penilaian AHP untuk responden internal PT X menunjukkan bahwa What-if adalah prioritas utama sebagai metode identifikasi bahaya yang dapat diterapkan di PT X dengan bobot 0,380. Hasil penilaian AHP berdasarkan responden internal dan eksternal digabungkan, dan dihitung total bobot keseluruhan masing-masing alternatif dan diperoleh hasil bahwa What-if memiliki bobot terbesar yaitu 0,378. Keunggulan dari metode What-if  adalah biaya yang dikeluarkan paling murah, waktu analisis paling cepat, jumlah personil tim dan dokumentasi yang dibutuhkan paling sedikit, dan keahlian tim yang diperlukan paling minim dibandingkan dengan metode JHA dan FMEA. What-if kemudian menjadi metode yang terpilih untuk diterapkan pada PT X. Kata kunci: Identifikasi bahaya, JHA, What-If, FMEA, AHP Abstract: Company X is one of the manufacturing industries in Bandung, this company produces aerospace components and mechanical components. In its production activities such as the use of materials, equipment, machinery can produce certain hazards, currently no hazard identification activity implemented in this company. There are several of methods can be used to identify hazards such as JHA, FMEA, and what-if, but they have advantages, disadvantages, and differences in the implementation procedure. AHP (Analytical Hierarchy Process) is used for decision making in determining the appropriate hazard identification method applied to company X. Expert respondents involved in AHP questionnaires come from internal and external company X, where the respondents are those who work in the field of safety, understand of hazard identification and risk analysis and had received training or certification of safety. Based on the results of the AHP for external respondents of company X, JHA is the main priority to be applied in company X with weight 0.378, where sub criteria of accuracy is the advantage of JHA. The result of AHP for internal respondent of company X shows that what-if is the main priority with weight 0,380. The results of the AHP based on the combined internal and external respondents, what-if is the main priority to be applied in company X with weight 0.378. The advantages of what-if method are the least costly expenses, the fastest analysis time, the minimum number of team personnel and documentation required, and the team's minimum required skills compared to JHA and FMEA methods. What-if is the selected method to be applied in company X. Keywords: Hazard Identification, JHA, what-If, FMEA, AHP