Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Partisipasi Petani dalam Program Kelompok Desa Mandiri Benih di Daerah Istimewa Yogyakarta Prastina, Aliya Farras; Hariadi, Sunarru Samsi; Wati, Ratih Ineke
Jurnal KIRANA Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Kirana Volume 5 Nomor 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jkrn.v5i2.47834

Abstract

Benih bermutu merupakan penentu awal keberhasilan budidaya tanaman. Program Desa Mandiri Benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dalam penyediaan benih yang bermutu. Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu provinsi yang menjalankan program Desa Mandiri Benih. Penelitian ini meneliti terkait partisipasi petani dalam program Kelompok Desa Mandiri Benih padi. Partisipasi petani dilihat dalam tiga indicator yaitu partisipasi ide, tenaga, dan dana. Penelitian ini melibatkan 50 petani yang aktif atau kurang aktif berpartisipasi dalam kelompok Desa Mandiri Benih di wilayah Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kulonprogo. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, dimana terdapat 2 uji, yaitu uji proporsi dan regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kurang dari 50% petani memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam program kelompok Desa Mandiri Benih. Tingkat partisipasi tertinggi yaitu pada partisipasi tenaga. Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani secara signifikan, antara lain motivasi, sikap, peran ketua kelompok, dan peluang pasar. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah peran penyuluh dan tingkat kosmopolitan.
Faktor Penentu Regenerasi Petani di Daerah Istimewa Yogyakarta Wati, Ratih Ineke; Maulida, Yuhan Farah; Subejo, Subejo
Jurnal Kawistara Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.95740

Abstract

Keberlanjutan sektor pertanian sangat tergantung pada keberhasilan dalam mempersiapkan regenerasi petani. Pada banyak negara berkembang termasuk Indonesia, secara umum sektor pertanian kurang populer karena generasi muda menilai sektor ini memiliki skala usaha sangat kecil, dijalankan secara konvensional, sulit memperoleh akses pembiayaan, lemah terhadap akses perlindungan, dan terbatas dalam layanan penyuluhan dan pendampingan. Namun demikian, usaha pertanian pada berbagai sub-sektor memiliki karakteristik yang berbeda yang nampaknya juga menjadi isu penting dalam proses regenerasi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan faktor renerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian fenomena regenerasi petani dilakukan di tiga komoditas yang berbeda, yaitu komoditas tanaman pangan, komoditas hortikultura, dan komoditas perkebunan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden merupakan petani muda di ketiga kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah umur petani muda, dukungan orang tua, dan dukungan pemuda tani lainnya. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), inisiatif bertani, dukungan pemerintah, dukungan kepemimpinan lokal, kepastian pasar dan harga, dan permodalan. Saran yang dapat dilakukan untuk mendorong regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah (1) pelibatan pemuda tani dalam pengambilan keputusan baik di tingkat kelompok tani hingga ke program pemerintah ataupun stakeholders eksternal lainnya; (2) adanya pendampingan melalui perkumpulan pemuda sehingga terjadi pertukaran informasi, pengalaman, motivasi dari petani senior kepada petani muda; dan (3) Orang tua sebaiknya sudah mulai melibatkan petani muda sejak dini untuk mengenalkan dan memberi bekal terkait kegiatan usaha pertanian.
Faktor Penentu Regenerasi Petani di Daerah Istimewa Yogyakarta Wati, Ratih Ineke; Maulida, Yuhan Farah; Subejo, Subejo
Jurnal Kawistara Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.95740

Abstract

Keberlanjutan sektor pertanian sangat tergantung pada keberhasilan dalam mempersiapkan regenerasi petani. Pada banyak negara berkembang termasuk Indonesia, secara umum sektor pertanian kurang populer karena generasi muda menilai sektor ini memiliki skala usaha sangat kecil, dijalankan secara konvensional, sulit memperoleh akses pembiayaan, lemah terhadap akses perlindungan, dan terbatas dalam layanan penyuluhan dan pendampingan. Namun demikian, usaha pertanian pada berbagai sub-sektor memiliki karakteristik yang berbeda yang nampaknya juga menjadi isu penting dalam proses regenerasi petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan faktor renerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian fenomena regenerasi petani dilakukan di tiga komoditas yang berbeda, yaitu komoditas tanaman pangan, komoditas hortikultura, dan komoditas perkebunan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden merupakan petani muda di ketiga kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo. Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah umur petani muda, dukungan orang tua, dan dukungan pemuda tani lainnya. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), inisiatif bertani, dukungan pemerintah, dukungan kepemimpinan lokal, kepastian pasar dan harga, dan permodalan. Saran yang dapat dilakukan untuk mendorong regenerasi petani di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah (1) pelibatan pemuda tani dalam pengambilan keputusan baik di tingkat kelompok tani hingga ke program pemerintah ataupun stakeholders eksternal lainnya; (2) adanya pendampingan melalui perkumpulan pemuda sehingga terjadi pertukaran informasi, pengalaman, motivasi dari petani senior kepada petani muda; dan (3) Orang tua sebaiknya sudah mulai melibatkan petani muda sejak dini untuk mengenalkan dan memberi bekal terkait kegiatan usaha pertanian.
Women’s Independence Space through Sustainable Food Garden Program: A Gender Analysis Gestasani, Adisa Resti; Woro Untari , Dyah; Kriska, Mesalia; Wati, Ratih Ineke
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol. 20 No. 2 (2025): October
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The government-induced program Sustainable Food Garden (Pekarangan Pangan Lestari/P2L), holds significant potential for promoting inclusive development in the agricultural sector. As a community empowerment initiative, P2L enables both women and men to collaborate in managing household food gardens. Ideally, to ensure equal benefits, its implementation must consider a balanced division of roles within the household. Previous studies generally use the Harvard Analysis Framework mainly to map gender roles, access, and control in development programs. In contrast, this study goes further by examining how P2L creates space for women to build independence and gain the power to make decisions in their lives. A qualitative approach was applied, gathering insights from KWT members and the men involved in P2L activities. The data were analyzed using the Harvard Gender Analysis Framework, which assesses gender equality through three dimensions: activity profiles; access to and control over resources and benefits; and motivating factors behind women’s participation. Findings show that women’s productive roles at home provide them with time flexibility to participate in P2L. Men also contribute, particularly in tasks such as watering, fertilizing, and manual weeding. Access to and control over resources are fairly distributed between men and women. Women’s participation is supported by both internal and external motivations. Furthermore, P2L fosters empowerment by creating space for autonomy, independence, and self-reliance among KWT women.