Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS NILAI TAMBAH PADA RANTAI PASOK PRODUK TUNA SEGAR ANTAR PULAU DI KECAMATAN ESSANG SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Naung, Pelia; Andaki, Jardie A.; Pangemanan, Jeannette F.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.25022

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini, yaitu: 1) mengidentifikasi nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau di Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara, dan 2) mengetahui nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau di Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.Berdasarkan bentuk dan metode penelitiannya, penelitian ini menggunakan teknik survei. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini ialah memungkinkan pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar (Masri dan Sofian, 2006). Menurut Hasan (2010), penelitian survei adalah penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-­variabel yang diteliti. Penelitian ini membahas tentang nilai tambah pada rantai pasok tuna segar antar pulau. Rantai pasok dimaksud, yaitu Rantai Pasok I (R1) (Desa Sambuara dan Ambia), Rantai Pasok II (R2) (Pasar Bersehati), dan Rantai Pasok III (R3) (PT. Nutrindo dan PT. SIG Asia di Bitung).Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan: 1) nilai tambah pada rantai pasok produk tuna segar antar pulau, berupa nilai tambah pada margin pemasaran dan keuntungan, jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja; dan 2) nilai tambah paling besar pada margin penjualan tuna antar pulau berada pada R2, terutama pada penjualan tuna segar grade A/B, sedangkan nilai tambah keuntungan terbesar berada pada R3. Nilai tambah tenaga kerja paling besar berada pada R3, demikian juga untuk upah tenaga kerja.Saran dalam penelitian ini, yaitu : 1)        perlunya peningkatan kemampuan nelayan dalam mempertahankan kualitas tuna, terutama pada saat penangkapan, dan 2)      penjualan tuna segar melalui mekanisme penjualan menggunakan grade perlu diadakan bukan hanya menetapkan tuna dengan harga lokal saja terutama pada rantai pasok R1.
Comparison of operational costs and production of fresh tuna products; before and during the Covid-19 pandemic in Talaud Islands Regency, North Sulawesi Province Naung, Pelia; Luasunaung, Alfret; Andaki, Jardie A.; Suhaeni, Siti; Kaligis, Erly Y.; Manembu, Indri S.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.33855

Abstract

Covid-19 pandemic has implications for all aspects of fishery activities in Indonesia, one of them is negative impact on the supply chain of the fishery business. To find out more about this impact, the study was aimed to determine the condition, in general, of tuna capture fisheries in the Talaud Islands Regency before and during the Covid-19 Pandemic, and to find out the comparison of operational costs and production of fresh tuna at the level of fishermen and intermediary traders in the area in both periods. Data collection was carried out in April 2020 to March 2021. Three districts in the area were selected as research locations, namely Salibabu, Gemeh, and South Essang. Surveys using questionnaires were conducted on respondents at predetermined locations. Comparative analysis using t-test was applied in this study. The results showed that the pandemic has caused, among other things, a decline in fish prices, effect in community's economy, and a decrease of tuna production. Tuna production is particularly important because while it affected the production, the operational costs remained constant. This occurs at all levels, both at the level of fishermen and at the level of intermediary traders. It can be concluded that the Covid-19 pandemic has had an impact on fresh tuna fishing activities in the area where fresh tuna production has decreased and tuna buying traders are not operating. In particular, the operational costs of catching tuna at the fisherman's level are the same, both before and during the pandemic. Meanwhile, tuna production has decreased dramatically during the pandemic. This also happens at the level of intermediary traders.Indonesian title: Komparasi biaya operasional dan produksi produk tuna segar pada masa sebelum dan selama Pandemi Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara