Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

GENDER PADA RANTAI NILAI PRODUK TUNA BEKU PT. SARI TUNA MAKMUR KOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA Wurarah, Stephanie E.N; Andaki, Jardie A.; Suhaeni, Siti
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 5, No 9 (2017): (April 2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.5.9.2017.16980

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini, yaitu 1) mengidentifikasi perbedaan gender pada rantai nilai produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara, dan 2) menganalisis perbedaan gender pada rantai nilai produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan mengenai perbedaan peranan gender dalam rantai nilai produk tuna beku di PT. Sari Tuna Makmur Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.Analisis data dilakukan menurut petunjuk USAID (2010), guna mengidentifikasi, memahami, dan menggambarkan perbedaan gender dan dampak dari ketidaksetaraan gender pada sektor atau program ditingkat negara atau proyek. Analisis jawaban dari pertanyaan yang dikembangkan USAID dapat menggambarkan peran laki-laki dan perempuan dalam rantai nilai produk tuna di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1) terdapat perbedaan gender pada setiap rantai nilai produk tuna beku mulai dari nelayan, pedagang perantara, perusahaan penampung dan sampai pada PT. Sari Tuna Makmur sebagai perusahaan pembekuan tuna di Aertembaga Kota Bitung, dan 2) peranan laki-laki lebih banyak pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra, sedangkan perempuan berperan penting pada pekerjaan ringan sampai sedang, pada karakteristik pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan berulang-ulang. Kata Kunci: gender, rantai nilai, produk tuna 
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI DESA TIWOHO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Sondakh, Vina S.; Suhaeni, Siti; Lumenta, Vonne
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.1.2019.24395

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah masyarakat mengetahui, mengerti tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove serta untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Tiwoho terhadap pengelolaan hutan mangrove. Metode dasar penelitian ini adalah survey. Jumlah populasi sebanyak 691 orang, sampel yang diambil sebanyak 35 orang atau 5% dari jumlah populasi dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan skala Gutman, sedangkan untuk mengetahui persepsi masyarakat menggunakan skala Likert. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pengetahuan masyarakat terhadap fungsi dan manfaat hutan mangrove yang ada di Desa Tiwoho 95% sangat baik, hanya 5% masyarakat yang kurang mengetahui fungsi dan manfaat hutan mangrove. Pengetahuan masyarakat yang sangat baik tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove, ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah setempat dan tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan fungsi dan manfaat hutan mangrove. Persepsi masyarakat Desa Tiwoho terhadap pengelolaan hutan mangrove yang dinilai berdasarkan 10 kriteria hampir semua masyarakat mempunyai persepsi baik dan termasuk dalam rentang yang positif. Ada salah satu kriteria yang mempunyai persepsi sangat baik dan sangat positif dari masyarakat, mereka sangat setuju kalau pengelolaan hutan mangrove bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab bersama, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
MANAJEMEN USAHA PERIKANAN DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN APUNG DI DESA ARAKAN KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROPINSI SULAWESI UTARA Kabanulu, Ludia; Rantung, Steelma V.; Suhaeni, Siti
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.25075

Abstract

A decent standard of living can only be enjoyed if it has high income and to obtain high income productivity is also high. High productivity can only be achieved through business improvement. Improvements can be made through various approaches, but the most widely used is management or management. Management approach is widely used because it can run and control the business.The village of Arakan is one of the coastal villages whose average population works as fisherman and most are traditional fishermen. Traditional catching tools commonly used such as arrows (jubi), fishing rods, nets and charts. The chart capture tool used in Arakan Village is a floating chart. Based on the information obtained on the state of the fishery business with the existing fishing gear in Arakan Village shows that, there were 12 floating bussiness business that was run, but now only 6 units are able to survive and develop. Such information raises the intention to conduct research to see, learn and know the existing management of the business.The purpose of this research is to study the management of fishery business with the catching tool chart in Arakan Village, viewed from: a. aspects of production, b. financial aspects, c. aspects of marketing.The basic method used in this research is case study method. Data collection technique is done by census. The data collected in this research consist of primary data and secondary data. Data analysis used is descriptive qualitative and quantitative analysis.The result of the research shows that fishery business management with floating fishing gear in Arakan Village is seen from 3 aspect, that is production, finance and marketing run well, seen with the implementation of management functions such as planning, organizing, movement, and supervision. Viewed from the financial aspect of the business is also very profitable. This is seen from the investment payback period of only 3.1 months. Implementation of all management functions on floating business in Arakan Village is controlled by the owner.Keywords: management, fishery business, floating chart, business owner
SISTEM PEMASARAN IKAN CAKALANG FUFU DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO Bawinto, Yulanda O; Suhaeni, Siti; Wagiu, Max H
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 4, No 7 (2016): (April 2016)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.4.7.2016.12986

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui sistem pemasaran atau saluran pemasaran ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I dan mengetahui margin pemasaran pada tiap saluran pemasaran. Dasar penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah semua produsen pengolah ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I dan pedagang yang menyalurkannya. Produsen ikan cakalang fufu ada tiga orang, metode pengambilan data menggunakan metode sensus yaitu data yang diambil dari seluruh populasi. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer di kumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder hanya mengutip dari data yang sudah ada di kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian diketahui bahwa di Kelurahan Sindulang I terdapat tiga produsen pengolah ikan cakalang fufu, yang masing-masing di beri nama sederhan I, sederhana II, dan sederhana III. Setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri. Meski setiap usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri tetapi hanya ada dua macam saluran pemasaran ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang I. Pertama yaitu dari produsen langsung ke konsumen, dan yang kedua dari produsen melalui pasar swalayan kemudian ke konsumen. Pasar swalayan yang menyalurkan ikan cakalang fufu dari Kelurahan Sindulang I adalah Golden, Multimart, Freshmart, dan Kawanua. Setiap swalayan memberikan kemasan sendiri-sendiri sehingga harga yang ditawarkan juga bervariasi. Adapun yang paling bagus adalah Saluran I karena mempunyai margin sama dengan nol, sebab produsen menjual langsung kepada konsumen sehingga yang diterima produsen sama dengan yang dibayarkan oleh konsumen. Adapun Saluran II yang mempunyai margin terkecil adalah ikan cakalang fufu yang di pasarkan dari sederhana II melalui Multimart Swalayan yaitu hanya Rp.10.800/gepe, sedangkan yang terbesar adalah yang di salurkan dari sederhana II melalui freshmart swalayan yaitu Rp.52.600/kg. Margin ikan cakalang fufu yang disalurkan melalui Golden swalayan yaitu dari sederhana I sebesar Rp.34.000/kg, dan yang disalurkan melalui Kawanua sebesar Rp.30.000/kg. Dari ketiga produsen yang ada di Sindulang I yang terbaik pemasarannya adalah sederhana III, karena produsen memasarkan langsung ke konsumen sehingga marginnya sama dengan nol, walaupun ketiga produsen tersebut menetapkan harga jual yang sama yaitu Rp.35.000/kg. Kata kunci : Sistem Pemasaran Ikan Cakalang Fufu.   ABSTRACT This study aims to determine the system of marketing or marketing channels skipjack fufu of Sindulang Village I and determine the marketing margin on each marketing channel. Basic research is a case study. The population in this study is all producers of tuna fish processing Sindulang fufu in the Village I and merchant channel. Manufacturer tuna fufu there are three people, the data retrieval methods using census data taken from the entire population. Data collected in the form of primary data and secondary data. Primary data was collected through interviews, observation, and questionnaires. While secondary data only quote from data that already exist in offices related to this research. The survey results revealed that in Sub Sindulang I there are three fufu manufacturers’ tuna processors, each of which was named sederhan I, II simple, and modest III. Every business has its own marketing channels. Although every effort has its own marketing channels but there are only two kinds of tuna fufu marketing channels in the Village of Sindulang I. First ie from the producer directly to consumers, and the second from the manufacturer through the supermarket and then to consumers. Supermarket channel tuna fufu from District Sindulang I is Golden, Multimart, Freshmart, and Kawanua. Each self-provide their own packaging so that the price offered is also varied. As for the best are the first line because it has a margin equal to zero, because manufacturers sell directly to consumers so received by producers similar to those paid by consumers. The Channel II which has the smallest margin is tuna fufu is marketed from simple II through Multimart Supermarkets are only Rp.10.800 / gepe, while the largest is that of simple II channeled through supermarkets Freshmart is Rp.52.600 / kg. Margin tuna fufu channeled through supermarkets Golden ie from simple I amounted Rp.34.000 / kg, and channeled through Kawanua amounting to Rp 30,000 / kg. Of the three manufacturers in Sindulang I best marketing is simple III, for producers to market directly to the consumer so that the margin is equal to zero, although the three producers set the price of the same is 35,000 / kg. Keywords: Marketing Systems Skipjack Fufu.  
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN IKAN JULUNG-JULUNG (Hemiramphus brasiliensis) DI DESA KINABUHUTAN, KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Manolang, Ratih; Suhaeni, Siti; Sondakh, Srie J.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.2.2019.28134

Abstract

AbstractThis study examines the feasibility analysis of the Julung-Julung (Hemiramphus brasiliensis) fishing business in the village of Kinabuhutan, Likupang Barat District, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The basic method used in this research is the survey method. The survey method is a critical observation or investigation to obtain good information on a particular problem in a particular area or location that is patterned to obtain the information needed. Survey is a research conducted by collecting data, investigating and interpreting data in general as available in the field (Creswell, 2009).Based on the results of the analysis conducted it can be concluded that: The fishing effort Julung-Julung (H. Brasiliensi) in the village of Kualuhutan is profitable, with a net profit per season (4 months) for Respondent 1 amounting to Rp.143, 809, 000 and for Respondent 2 is equal to Rp.121, 442, 800. The Julung-Julung fishing business in Kinabuhutan Village is feasible because it has a profit; the value of the rate of profit is positive at 92% and 93%; Its profitability is> 100%, namely 114% and 142%; BCR value> 1, namely 1.92% and 1.93%; sales results (Rp.300, 000, 000 and Rp.252, 000, 000) and catches (600, 000 and 504, 000) above the sales BEP (Sales BEP Rp.10, 252, 000 and Rp.6, 984, 400) and BEP units (BEP Unit 20.504) tail and 13, 969 tail) and Payback Period is less than one year 10 months 13 days and 8 months 12 days.Keywords: julung-julung, Kinabuhutan, profits, business feasibility AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang analisis kelayakan usaha penangkapan ikan Julung-Julung (Hemiramphus brasiliensis) di Desa Kinabuhutan, Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.Metode survei adalah suatu pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu yang dipolakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Survei adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyidik dan menafsir data secara umum sebagaimana yang tersedia di lapangan (Creswell, 2009).Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Usaha penangkapan ikan Julung-Julung (H. brasiliensi) di Desa Kinabuhutan menguntungkan, dengan keuntungan bersih per musim (4 bulan) untuk Responden 1 adalah sebesar Rp.143.809.000 dan untuk Responden 2 adalah sebesar Rp.121.442.800. Usaha penangkapan ikan Julung-Julung di Desa Kinabuhutan ini layak dijalankan karena mendapatkan keuntungan; nilai profit ratenya positif yaitu 92% dan 93%; Rentabilitasnya > 100% yaitu 114% dan 142%; nilai BCR > 1 yaitu 1, 92% dan 1, 93%; hasil penjualan (Rp.300.000.000 dan Rp.252.000.000) dan hasil tangkapan (600.000 ekor dan 504.000 ekor) diatas BEP penjualan (BEP Penjualan Rp.10.252.000 dan Rp.6.984.400) maupun BEP satuan (BEP Satuan 20.504 ekor dan 13.969 ekor) dan Payback Periodnya kurang dari satu tahun 10 bulan 13 hari dan 8 bulan 12 hari.Kata kunci : julung-julung, Kinabuhutan, keuntungan, kelayakan usaha
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio L) PADA USAHA PERIKANAN RAKYAT (UPR) SYARIAH MANDIRI DI KELURAHAN MOTOBOI KECIL, KOTA KOTAMOBAGU PROVINSI SULAWESI UTARA Pomuri, Ciputra; Suhaeni, Siti; Kotambunan, Olvie V.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28332

Abstract

AbstractThis study examines the feasibility analysis of a carp hatchery business in the Syariah Mandiri UPR business in Motoboi Kecil Village, Kotamobagu City, North Sulawesi Province. The research method uses a case study and in this case the UPR Syariah Mandiri case located in Motoboi Kecil, Kotamobagu, is examined.Based on the results of the study showed that (1) Carp (C Carpio. L) hatchery business at UPR Syariah Mandiri was profitable, with a net profit of Rp. 1,411,726,300. per year. (2) The carp hatchery business at UPR Syariah Mandiri is feasible because it has a profit of Rp. 1,411,726,300; the value of the profit rate is positive at 1135.98%; ; Its profitability> 100% is 541%; BCR value> 1 is 12.36; sales revenue of Rp1,536,000,000 and production results (1,920,000 head) above the sales BEP (Sales BEP = Rp.82,869,656,51) and unit BEP (BEP Unit = 103,587 tails) and the Payback Period is less than one year which is 2 months 7 days.Keywords: carp hatchery, Syariah Mandiri, business feasibility AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang analisis kelayakan usaha pembenihan ikan mas pada usaha UPR Syariah Mandiri di Kelurahan Motoboi Kecil, Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian menggunakan studi kasus dan dalam hal ini yang di teliti adalah kasus di UPR Syariah Mandiri yang terletak di Kelurahan Motoboi Kecil Kotamobagu.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Usaha pembenihan ikan Mas (C. carpio L) pada UPR Syariah Mandiri menguntungkan, dengan keuntungan bersih sebesar Rp . per tahun. (2) Usaha pembenihan ikan mas di UPR Syariah Mandiri ini layak dijalankan karena mendapatkan keuntungan sebesar ; nilai profitrate-nya positif yaitu 1135,98 %; ; Rentabilitasnya > 100% yaitu 541%; nilai BCR > 1 yaitu ; hasil penjualan dan hasil produksinya (1.920.000 ekor) diatas BEP penjualan ( maupun BEP satuan ( 103.587 ekor) dan Payback Period-nya kurang dari satu tahun yaitu 2 bulan 7 hari.Kata Kunci: pembenihan ikan mas, Syariah Mandiri, kelayakan usaha
ANALISIS RANTAI NILAI PEMASARAN IKAN LAYANG DI DESA KEMA III KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA Wahiu, Marla; Suhaeni, Siti; Sondakh, Srie J.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 6, No 11 (2018): April (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.6.11.2018.25023

Abstract

AbstrakTujuan dari peneltian ini, yaitu: (1) Mengetahui saluran pemasaran ikan Layang di Desa Kema III. (2) Menganalisis perhitungan nilai tambah dan selisih margin pemasaran antar pelaku rantai nilai ikan Layang di Desa Kema III. (3) Menganalisis rantai nilai pada setiap saluran pemasaran ikan Layang di Desa Kema III.Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan memaparkan hasil analisis yang diperoleh dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti. Deskriptif kuantitatif digunakan dalam penghitungan nilai tambah, biaya produksi, harga jual dan margin disetiap simpul pada mata rantai nilai.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan : 1) Di Desa Kema III terdapat 3 saluran pemasaran, dan yang efektif adalah saluran pemasaran yang ke 3 karena merupakan saluran yang terpendek, yaitu nelayan menjual langsung ke UPI. 2) Margin pemasaran yang terkecil dari ketiga saluran pemasaran yang ada di Desa Kema III adalah saluran pemasaran yang ke 3 yaitu 0 karena yang diterima produsen sama dengan yang dibayarkan konsumen. 3) Rantai nilai yang diciptakan dari ketiga saluran pemasaran yang ada diperoleh nilai tambah yang terkecil pada saluran 2 yaitu sebesar Rp. 7.671/Kg dan yang terbesar pada saluran 1 yaitu Rp. 10.069,- per kg. Namun yang paling efektif dan efisien yaitu pada saluran ke tiga karena Farmer’s share (FS) lebih besar dari marjin pemasaran (MP) dengan proporsi marjin pemasaran sepenuhnya untuk UPI. Sedikitnya pelaku usaha yang terlibat akan membuat biaya transportasi dapat dikurangi sehingga marjin untuk UPI dan nilai FS memiliki nilai tertinggi dibandingkan rantai pemasaran lainnya.Kata Kunci: pemasaran, pedagang perantara, rantai nilai
PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA TIWOHO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Sondakh, Juwita M.; Suhaeni, Siti; Wasak, Martha P.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.7.1.2019.24398

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove, melihat peran Pemerintah dalam pengelolaan hutan mangrove dan menganalisis bentuk kearifan lokal masyarakat Desa Tiwoho dalam mengelola hutan mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Tiwoho. Pengambilan data menggunakan metode sampling, sedangkan cara mengambilan sampel menggunakan cara purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 33 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara yang dipandu dengan kuesiner, data sekunder diambil dari instansi terkait. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa: (1). Masyarakat Desa Tiwoho 86,67% mengetahui fungsi dan manfaat hutan mangrove, hanya 13,33% yang belum mengetahui manfaat dan fungsi hutan mangrove, (2). Peran pemerintah terhadap pengelolaan hutan mangrove sangat baik, dengan hasil 4,07; (3). Masyarakat Desa Tiwoho memiliki kearifan lokal yang sangat baik dalam mendukung pengelolaan hutan mangrove, dengan hasil 4,19.
PERAN ISTRI DALAM KELUARGA NELAYAN DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN DI DESA JAYAKARSA KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA Makaluas, Marselino M.; Aling, Djuwita R.R.; Suhaeni, Siti
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28977

Abstract

Abstractbased on the results of the study it can be concluded that, the role of bagan fisherman's wife in Jayaraksa village was divided into 3 roles : (a) domestik role (cook, wash, ironing the clothes, cleaning the house, take care of granchildren, help the husband); (b) Sosial role (community service, worship, meeting, and village counseling, social gathering);  (c) productive role (laundry service and retailer). Time allocation required by the fishermen's wife in carrying out her domestic role every day cooking need 2 hour, sweeping the house need 10 minute, retailer need 2 hours and the rest for taking care grandchildren. Shopping kitchen needs just take 0,5 hours per day swepping the house and ironing the clothes need 4 hours per day. Time allocation for social role community service, worship, meeting, village counseling social gathering sometimes need 2 hours per day. Time allocation for productive role retailer and laundry service plus 3 hours per day  Keywords: Wife role , Chart Fisherman, Jayakarsa, Northern Minahasa  AbstrakBerdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:Peran istri nelayan bagan di Desa Jayakarsa dapat dibagi dalam 3 peran yaitu: (a) Peran domestik (memasak, mencuci dan menyetrika pakaian, membersihkan rumah, mengurus anak, membantu suami); (b) Peran sosial (kerja bakti, beribadah, rapat dan penyuluhan desa, serta arisan); (c) Peran produktif (tukang cuci pakaian dan sebagai penjual ikan keliling. Alokasi waktu yg dibutuhkan istri nelayan dalam menjalankan peran domestiknya setiap hari untuk memasak 2 jam, menyapu 10 menit, menjadi pedagang pengecer 2 jam dan sisanya dihabiskan utk mengurus anak dan cucu. Belanja keperluan dapur  hanya  0,5 jam per hari, mengepel 1 jam per minggu,  mencuci dan menyeterika pakaian 4 jam per kegiatan. Alokasi waktu untuk peran Sosialnya yaitu Kerja bakti, beribadah, kegiatan rapat,  penyuluhan dan arisan PKK hanya dilakukan kadang-kadang dan maksimal 2 jam per kegiatan. Alokasi waktu untuk peran produktifnya yang pedagang pengecer 2 jam per hari dan yang cuci pakaian ditambah 3 jam per kegiatan.Kata kunci : Kata Kunci : Peran Istri, Nelayan Bagan,  Jayakarsa, Minahasa utara
ANALISIS NILAI TAMBAH PADA RANTAI PEMASARAN IKAN ASIN DI DESA NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Oping, Herlina Agnes; Suhaeni, Siti; Rarung, Lexy K.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 8, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.8.1.2020.28978

Abstract

AbstractThis study aims to find out about the salted fish marketing chain in Nain Village, Wori Subdistrict, North Minahasa Regency and analyze the added value of salted fish marketing chain in Nain Village, Wori Subdistrict, North Minahasa Regency. This research was conducted in August 2019 to December 2019. Based on the results of marketing chain 1 research, from producers to collectors to retailers to end consumers. Marketing chain 2, namely: from traders to retailers to end consumers. Lastly, marketing chain 3 is from direct producers to end consumers. The results of the analysis in each marketing chain are distinguished according to the type of demersal salted fish and pelagic salted fish. Based on the results of the analysis of added value, the added value of demersal salted fish is greater than the value added of pelagic salted fish. Judging from the margin assessment, it can be concluded that the marketing chain 3 is the most efficient because margin = 0, meaning that the price agreed by consumers is the same as that received by producers. However, the assessment of the products offered is the best value chain 2 because the biggest added value is part of the producers.KewWords: Value Added, Marketing Chains, Salted Fish, Nain AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang rantai pemasaran ikan asin di Desa Nain, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan menganalisis nilai tambah rantai pemasaran ikan asin di Desa Nain, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 hingga Desember 2019. Berdasarkan hasil penelitian rantai pemasaran 1, dari produsen ke pedagang pengumpul ke pedagang pengecer hingga ke konsumen akhir. Rantai pemasaran 2 yaitu: dari pedagang ke pengecer sampai ke konsumen akhir. Terakhir rantai pemasaran 3 yaitu dari produsen langsung ke konsumen akhir. Hasil analisis pada setiap rantai pemasaran dibedakan sesuai jenis ikan asin demersal dan ikan asin pelagis. Berdasarkan hasil Analisis nilai tambah yang diakui nilai tambah jenis ikan asin demersal lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah ikan asin pelagis. Dilihat dari penilaian margin dapat disimpulkan mengenai rantai pemasaran 3 yang paling efisien karena margin = 0, artinya harga yang disetujui konsumen sama dengan yang diterima produsen. Namun demikian, penilaian atas produk yang ditawarkan adalah rantai nilai 2 yang paling baik karena nilai tambah terbesar merupakan bagian dari produsen.Kata Kunci: Nilai Tambah, Rantai pemasaran, Ikan Asin, Nain