Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Saturasi Oksien Sebelum dan Sesudah Melakukan Latihan Fisik Akut pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat Angkatan 2019 Rompas, Sweety E.; Pangkahila, Erwin A.; Polii, Hedison
e-Biomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i1.27142

Abstract

Abstract: During physical exercise, several adaptations will occur in the body, inter alia ventilation speed, diffusion speed, and hemoglobin-oxygen affinity among others. These can influence the oxygen saturation level in the blood, depends on the type of the physical exercise. This study was aimed to compare oxygen saturation before and after acute physical exercise. This was a field experimental study with the pre-post one group test design. Samples were batch 2019 students of the Faculty of Medicine Sam Ratulangi University Manado obtained by using purposive sampling method. The results showed that of 140 students, only 36 students fulfilled the inclusion criteria. Measurement of oxygen saturation was performed before and after a 100-meter sprint using a pulse oximetry device. Data were analyzed by using the Wilcoxon signed rank test was used in the statistical test analysis. The results showed that the average oxygen saturation before and after running were 98.25% and 98.53% respectively, with a p-value of 0.111 (p>0.05). It indicated that there was no significant difference in oxygen saturation levels of pre-test and post-test. The distribution of oximeter levels measured showed that 9 subjects had decreased oxygen saturation, 16 subjects had increased oxygen saturation, and 11 subjects had constant oxygen saturation. In conclusion, there was no significant difference in oxygen saturation before and after acute physical exercise among students of the Faculty of Medicine Sam Ratulangi UniversityKeywords: acute physical exercise, oxygen saturation Abstrak: Pada saat melakukan latihan fisik, akan terjadi berbagai adaptasi di dalam tubuh antara lain, kecepatan ventilasi, kecepatan difusi, dan afinitas hemoglobin-oksigen. Hal ini dapat berpengaruh pada kadar saturasi oksigen dalam darah, sesuai dengan jenis latihan fisik yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar saturasi oksigen sebelum dan sesudah melakukan latihan fisik akut. Jenis penelitian ialah eksperimental lapangan dengan rancangan pre-post one group test. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling pada mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado yang memenuhi kriteria inklusi. Pengukuran saturasi oksigen dilakukan sebelum dan sesudah melaku-kan lari sprint 100 meter menggunakan alat pulse oximetry. Analisis uji statistik yang digunakan ialah Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian mendapatkan 36 dari 140 mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini dan memenuhi kriteria inklusi. Nilai rerata saturasi oksigen pada subjek sebelum lari ialah 98,25% dan sesudah lari 98,53% dengan nilai p=0,111 (p > 0,05) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna dari nilai saturasi oksigen pre-test dan post-test. Distribusi nilai oksimeter yang diukur pada 36 subjek menunjukkan penurunan saturasi oksigen pada 9 subjek, peningkatan saturasi oksigen pada 16 subjek, dan saturasi oksigen yang menetap pada 11 subjek. Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat perbedaan bermakna saturasi oksigen sebelum dan sesudah melakukan latihan fisik akut pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam RatulangiKata kunci: latihan fisik akut, saturasi oksigen
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Perut dengan Tekanan Darah pada Siswa SMA Kristen 2 Binsus Tomohon Rindorindo, Winny G.; Sapulete, Ivonny M.; Pangkahila, Erwin A.
Medical Scope Journal Vol 1, No 2 (2020): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.1.2.2020.27715

Abstract

Abstract: Adolescence is a vulnerable age group to nutrition imbalance disorders. One complication of high anthropometric level is increased blood pressure or hypertension. This study was aimed to determine the relationship between body mass index and waist size to blood pressure among senior high school students in Tomohon. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 307 students of SMA Kristen 2 Binsus Tomohon consisting of 139 males and 168 females. Measurement of weight, height, and waist circumference (WC) as well as calculation of body mass index (BMI) were performed on all subjects. The Kolmogorof-Smirnov test showed that the data were not distributed normally. The Spearman correlation test obtained a p-value of 0.000 (p<0.05) for the correlation between BMI and WC to blood pressure (systolic and diastolic blood pressures). In conclusion, there were significant relationships between BMI and blood pressure as well as between waist circumference and blood pressure.Keywords: body mass index, waist size, blood pressure Abstrak: Usia remaja sangat rentan terhadap gangguan keseimbangan gizi. Salah satu komplikasi dari nilai antopometri yang tinggi ialah naiknya tekanan darah (hipertensi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP) dengan tekanan darah pada siswa SMA di Kota Tomohon. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah siswa SMA Kristen 2 Binsus Tomohon yang berjumlah 307 siswa terdiri dari 139 laki-laki dan 168 perempuan. Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan penghitungan IMT dilakukan pada seluruh subyek penelitian. Hasil uji normalitas Kolmogorof-Smirnov memperlihatkan data tidak terdistribusi normal, dilanjutkan dengan metode nonparametric correlation menggunaakan uji Spearman yang mendapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) untuk hubungan antara IMT dan LP dengan tekanan darah baik sistol maupun diastol. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah.Kata kunci: indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah
Perbandingan Rasio FEV1/FVC pada Mahasiswa Perokok Elektronik dan Perokok Tembakau Korto, Feren E. I.; Sapulete, Ivonny M.; Pangkahila, Erwin A.
e-CliniC Vol. 13 No. 2 (2025): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v13i2.61014

Abstract

Abstract: Tobacco cigarettes and electronic cigarettes contain harmful and toxic chemicals for the body, leading to addiction and dependence on users. Long-term cigarette consumption causes health problems, especially in the respiratory system, marked by disturbances or decreases in lung function. One parameter for measuring lung function is the FEV1/FVC ratio. This study aimed to determine the difference in the FEV1/FVC ratio between electronic and tobacco smokers. This was an analytical and observational study with a cross-sectional design. Samples were students of the Faculty of Civil Engineering, Universitas Sam Ratulangi obtained by using purposive sampling. Data were analyzed using the Mann-Whitney non-parametric independent sample test. The results showed that out of 37 respondents who were electronic cigarette smokers, 33 respondents (89,2%) were in the normal category, and two respondents (5,4%) were in the mild to moderate category. Among tobacco cigarette smokers, out of 46 respondents, 45 respondents (97,8%) were in the normal category, and one respondent (2,2%) was in the moderate category. The Mann-Whitney test revealed a p-value of 0.107 (p>0.05) between the two groups. In conclusion. there is no significant difference in the FEV1/FVC ratio between electronic and tobacco smokers among students at the Faculty of Civil Engineering, Universitas Sam Ratulangi. Keywords: FEV1/FVC ratio; electronic cigarette smokers; tobacco smokers    Abstrak: Rokok tembakau dan rokok elektronik mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun bagi tubuh serta mengakibatkan adiksi dan dependensi pada penggunanya. Konsumsi rokok jangka panjang menyebabkan masalah kesehatan khususnya sistem pernapasan, ditandai gangguan atau penurunan fungsi paru. Salah satu parameter pengukuran kesehatan paru ialah rasio FEV1/FVC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio FEV1/FVC pada perokok elektronik dan tembakau. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi, diperoleh dengan teknik purposive sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur rasio FEV1/FVC ialah spirometer. Analisis data menggunakan uji beda sampel bebas non parametrik Mann-Whitney. Hasil penelitian mendapatkan total 37 responden jenis perokok elektronik; 33 responden (89,2%) kategori normal, dua responden (5,4%) kategori ringan - sedang. Perokok tembakau sebanyak total 46 responden; 45 responden (97,8%) kategori normal dan satu responden (2,2%) kategori sedang. Hasil uji Mann-Whitney mendapatkan nilai p=0,107 (p>0,05). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat perbedaan bermakna antara rasio FEV1/FVC pada perokok elektronik dan perokok tembakau mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci: rasio FEV1/FVC; perokok elektronik; perokok tembakau