This Author published in this journals
All Journal JURNAL SIPIL STATIK
Palenewen, Steve Ch.
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KAPASITAS JALAN (Studi Kasus : Jl. Sam Ratulangi Manado Segmen Rs. Siloam - Golden Swalayan) Puahadi, Rio Bernandus; Rompies, Semuel Y. R.; Palenewen, Steve Ch.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 10 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hambatan samping tinggi yang terjadi di sepanjang sisi jalan Sam Ratulangi dapat menimbulkan gangguan terhadap pergerakan arus lalu lintas. Akibat adanya faktor hambatan samping, waktu perjalanan pengguna jalan menjadi lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh aktivitas penggunaan lahan terhadap kinerja jalan Sam Ratulangi Manado, mendapatkan profil hambatan samping dan menganalisis kinerja ruas jalan pada saat aktivitas penggunaan lahan tinggi dan pada saat aktivitas penggunaan lahan rendah. Analisa Hambatan samping dihitung dengan menggunakan klasifikasi hambatan samping menurut MKJI 1997. Sedangkan analisa kapasitas jalan dihitung dengan menggunakan Model Greenshield, Model Greenberg, dan Model Underwood. Berdasarkan perbandingan kapasitas pada saat hambatan samping tinggi dan kapasitas hambatan samping rendah, diperoleh pengaruh aktivitas penggunaan lahan terhadap kapasitas jalan. Dari hasil pemodelan dengan tiga cara tersebut, untuk menentukan kapasitas jalan, diambil nilai koefisien determinasi yang paling tinggi. Volume maksimum pada saat aktivitas penggunaan lahan tinggi pada ruas sebelah kiri jalan adalah 1088,86 smp/jam dan pada ruas sebelah kanan jalan adalah 506,82 smp/jam. Sedangkan volume maksimum pada ruas sebelah kiri jalan dengan aktivitas penggunaan lahan rendah adalah 1429,99 smp/jam dan pada ruas kanan jalan adalah 851,81 smp/jam. Nilai perbandingan dari kapasitas jalan pada saat hambatan samping tinggi dengan kapasitas jalan pada saat hambatan samping rendah adalah = 0,70. Nilai tersebut menunjukan bahwa kinerja jalan Sam Ratulangi berkurang sebesar 30% akibat pengaruh aktivitas penggunaan lahan yang terjadi di sisi jalan Sam Ratulangi. Kata Kunci : Jl. Sam Ratulangi, Hambatan Samping, Greenshield, Greenberg, Underwood
PERBANDINGAN KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-WC) YANG MENGGUNAKAN ASBUTON MODIFIKASI (RETONA BLEND) DENGAN ASPAL PENETRASI 60/70 (Studi Kasus: Penggunaan Material Agregat Dari Kema Sulawesi Utara) Giroth, Mega Indah; Sendow, Theo K.; Palenewen, Steve Ch.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal Batu Buton (disingkat Asbuton) telah diolah secara pabrikasi dan salah satu produk dikenal dengan Retona Blend oleh PT Olah Bumi Mandiri sebagai produsen. Setelah melalui proses penelitian di Litbang Jalan kemudian oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia telah menganjurkan melalui Spesifikasi Teknik Jalan Tahun 2010 Revisi 3 untuk memanfaatkan produk hasil olahan Asbuton tersebut sebagai salah satu alternatif pengganti aspal panas penetrasi 60/70 atau 80/100 yang sudah sering digunakan sebelumnya. Jenis campuran yang menggunakan hasil olahan Asbuton dikenal dengan Campuran Beraspal Panas Modifikasi (Spesifikasi Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3) disyaratkan nilai abrasi agregat kasarnya ≤ 30%. Di Sulawesi Utara salah satu lokasi sumber agregat yang memenuhi syarat tersebut adalah dari Kema di Kabupaten Minahasa Utara; dan selanjutnya, karena metode Marshall masih digunakan sampai saat ini untuk mengukur kinerja campuran, maka akan dilakukan penelitian terhadap Campuran Beraspal Panas dengan penggunaan agregat dari lokasi sumber Kema yang sebelumnya secara umum hanya menggunakan aspal penetrasi 60/70 sebagai bahan pengikat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kriteria Marshall campuran beraspal panas dengan agregat dari lokasi sumber yang sama (Kema) dan diatur dilaboratorium sehingga memiliki parameter komposisi campuran yang sama sebagai bahan pengisi, tetapi menggunakan bahan pengikat yang berbeda yakni yang satu menggunakan Retona Blend dan lainnya menggunakan aspal penetrasi 60/70.Proses penelitian dimulai dengan pemeriksaan material, kemudian dibuat rancangan campuran berdasarkan komposisi agregat sesuai dengan persyaratan gradasi LASTON (Asphalt Concrete - Wearing Course) disingkat AC-WC dan dicari kadar aspal perkiraan dibuat benda uji Marshall. Dari perkiraan kadar aspal ditetapkan dahulu menggunakan Retona Blend sebagai bahan pengikat dan dibuat benda uji Marshall dengan 5 varisai kadar aspal. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian Marshall sehingga diperoleh kriteria Marshall campuran tersebut. Selanjutnya dibuat rancangan komposisi campuran menggunakan aspal penetrasi 60/70 dengan proses yang sama.Hasil penelitian menunjukkan pada campuran yang menggunakan aspal buton modifikasi jenis Retona Blend didapat kadar aspal terbaik 6.45% diperoleh nilai Stabilitas 1669 Kg, Flow 3,43 mm, Ratio Filler-Bitumen Effective = 1,25, VIM = 4,715 %, VMA = 15.13%, VFB = 68.84% dan Density 2,387 grn/cm3 Kemudian untuk campuran yang menggunakan aspal penetrasi 60/70 diperoleh kadar aspal terbaik sebesar 6.40% dan  nilai Stabilitas = 1624 kg, Flow =3,50 mm, Ratio Filler/Bitumen Effektive = 1,30, VIM = 4,726%, VMA = 15.26%, VFB = 69.02% dan Density = 2,386 gr/cm3. Semua besaran nilai kriteria Marshall yang didapat, memenuhi batas-batas Spesifikasi Teknik Bina Marga.  Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa Campuran Beton Aspal Modifikasi atau yang menggunakan Retona Blend sebagai bahan pengikat menunjukkan kinerja yang lebih baik ditinjau dari stabilitas dibandingkan dengan Campuran Beton Aspal yang menggunakan aspal penetrasi 60/70. Dengan demikian disarankan jika menghendaki mutu lapis perkerasan campuran aspal panas dengan kinerja yang relatif lebih baik untuk jenis campuran AC-WC, disarankan untuk menggunakan Retona Blend sebagai bahan pengikat. Kata Kunci : AC-WC Modifikasi, Retona Blend, Aspal Penetrasi 60/70, Kriteria Marshal
ANALISA CAMPURAN ASPAL PORUS MENGGUNAKAN MATERIAL DARI KAKASKASEN KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON Sembung, Nadya Tesalonika; Sendow, Theo K.; Palenewen, Steve Ch.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 3 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphalt porous merupakan campuran bergradasi terbuka (open graded) dengan persentase agregat kasar yang besar, persentase agregat halus yang kecil, sehingga menyediakan rongga udara yang besar. Aspal porus merupakan inovasi untuk mengurangi genangan air di atas permukaan jalan. Aspal porus memiliki nilai stabilitas yang rendah namun memiliki nilai permeabilitas yang tinggi yang disebabkan oleh banyaknya rongga dalam campuran lapisan perkerasan sebagai sistem drainase. Aspal porus digunakan pada jalan yang memiliki lalu lintas yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai permeabilitas dan kekuatan material berdasarkan kriteria marshall dengan agregat yang bersumber dari Kakaskasen dan diatur di laboraturium sehingga memiliki parameter komposisi campuran sebagai bahan pengisi dan aspal penetrasi 60/70 sebagai bahan pengikat.Rancangan campuran berdasarkan komposisi agregat sesuai dengan persyaratan gradasi (Asphalt Concrete-Wearing Course) atau disingkat AC-WC dan dicari kadar aspal perkiraan dibuat benda uji marshall. Kadar aspal ditetapkan dulu menggunakan aspal penetrasi 60/70 sebagai bahan pengikat dan dibuat benda uji marshall dengan 5 variasi kadar aspal serta dilakukan pengujian untuk mendapatkan nilai permeabilitas dimana air di dalam tabung jatuh bebas kedalam mould yang berisi benda uji pada ketinggian tertentu sampai melewati rongga pada campuran.Hasil penelitian menunjukkan pada campuran aspal porus didapat kadar aspal terbaik 5.5% diperoleh nilai stabilitas 582 kg, flow 3,5 mm, VIM = 22,5 %, MQ = 166 %, semua besaran nilai kriteria marshall yang di dapat belum memenuhi nilai batas-batas spesifikasi. Hasil penelitian permeabilitas aspal porus didapat 3%; 307,72 cm3 , 4%; 269,62 cm3, 5%; 231,52 cm3, 6%; 181,70 cm3, 7%; 82,06%, dan memiliki rata-rata  koefisien permeabilitas 3%; 0,49, 4%; 0,43 ,5%; 0,38 ,6%; 0,24,7%; 0,17 semua besaran nilai permeabilitas aspal memenuhi batas-batas kriteria spesifikasi.Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh bahwa campuran aspal porus dengan menggunakan material bersumber dari Kakaskasen dengan menggunakan bahan pengikat aspal penetrasi 60/70 memiliki nilai stabilitas yang rendah dan memiliki nilai permeabilitas yang tinggi tapi campuran tersebut masih layak digunakan pada kondisi jalan yang lalulintas rendah. Dengan demikian disarankan untuk campuran aspal porus melakukan penelitian yang lebih lagi dengan menggunakan sumber material yang berbeda serta bahan pengikatnya dan perlu diadakan penelitian lanjutan tentang kinerja marshall seiring dengan pengaruhnya kekuatan pada campuran perkerasan. Kata Kunci: Aspal porus, Kriteria Marshall, Permeabilitas, Aspal Penetrasi 60/70