Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK MIKROPLASTIK PADA EKOSISTEM PESISIR DI KAWASAN MANGROVE PERANCAK, BALI Yunanto, Agung; Fitriah, Nazulatul; Widagti, Nuryani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.31

Abstract

Tingkat pencemaran mikroplastik di kawasan ekosistem pesisir telah diteliti pada bulan Juli 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran mikroplastik pada daerah hutan alami dan area bekas tambak di kawasan hutan mangrove Perancak Jembrana Bali. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan corer dengan kedalamam 0-30 cm, yang selanjutnya akan dibagi dalam tiga tingkat kedalaman (0-10 cm, 10-20 cm dan 20 -30 cm). Metode pemisahan partikel mikroplastik (0,25-5mm) didasarkan pada pemisahan berat jenis. Hasil penelitian menunjukkan jenis mikroplastik yang ditemukan pada daerah hutan alami dan bekas tambak adalah film, fiber, fragmen dan pelet. Daerah hutan alami (F) ditemukan persentase tertinggi mikroplastik adalah dari jenis film (82,2%), kemudian diikuti dengan fragmen (9,7%)  fiber (5,8%) dan pelet (2,3%). Bekas tambak (P) ditemukan dominasi mikroplastik yang sama yaitu film (48,5%) diikuti fragmen (31,6%), fiber (17,7%) dan pelet (2,2%). Kelimpahan jenis mikroplastik di daerah hutan alami lebih besar dibandingkan areal bekas tambak. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan alami lebih efektif dalam menjebak sampah plastik dibanding dengan bekas tambak.
The Marine Carbonate System at Maluku and Sulawesi Seas triyulianti, iis; Radiarta, I Nyoman; Yunanto, Agung; Pradistya, Novia Arinda; Islami, Fikhrul; Putri, Mutiara R
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 2 No. 3 (2018): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.03.8

Abstract

Maluku and Sulawesi Seas are parts of Indonesian Large Marine Ecosystem in the east area which has an important role for Indonesian fisheries activities.  Those areas are facing the climate change phenomena that could change their marine ecosystem quality.  Marine carbonate system is very important for controlling the circulation of CO2 between the atmosphere and the ocean as well as regulating the pH value of waters. We conducted in situ measurement of marine carbonate system parameters (pH, Total Alkalinity, Total CO2 (TCO2) and pCO2) during IJEP cruise on September 2016 to analyses spatial variations of the marine carbonate system in the Northwest Monsoon period.  The results of marine carbonate system showed that in general Maluku and Sulawesi Seas are under super saturation of CO2 or acts as source of CO2 which have range value of sea surface partial of CO2(pCO2) between 280 – 500 µatm.  Spatial distribution of sea surface pH values measured with optical sensor at study sites showed varied between 8,03 – 8,15.  Measurement results of Total alkalinity (TA) by using titration method varied between 2300 – 2400 µmol/Kg meanwhile range value of TCO2 was 2300 – 2500 µmol/Kg at surface waterand it’s increased through the deep water with the range value of TCO2 was 2500 – 2800 µmol/Kg at deeper layer of water.Characteristic of marine carbonate system between Maluku  and Sulawesi Seas was different in the Southeast monsoon period indicates complex marine biogeochemistry processes influences those system.
KARAKTERISTIK MIKROPLASTIK PADA EKOSISTEM PESISIR DI KAWASAN MANGROVE PERANCAK, BALI Yunanto, Agung; Fitriah, Nazulatul; Widagti, Nuryani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.31

Abstract

Tingkat pencemaran mikroplastik di kawasan ekosistem pesisir telah diteliti pada bulan Juli 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran mikroplastik pada daerah hutan alami dan area bekas tambak di kawasan hutan mangrove Perancak Jembrana Bali. Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan corer dengan kedalamam 0-30 cm, yang selanjutnya akan dibagi dalam tiga tingkat kedalaman (0-10 cm, 10-20 cm dan 20 -30 cm). Metode pemisahan partikel mikroplastik (0,25-5mm) didasarkan pada pemisahan berat jenis. Hasil penelitian menunjukkan jenis mikroplastik yang ditemukan pada daerah hutan alami dan bekas tambak adalah film, fiber, fragmen dan pelet. Daerah hutan alami (F) ditemukan persentase tertinggi mikroplastik adalah dari jenis film (82,2%), kemudian diikuti dengan fragmen (9,7%)  fiber (5,8%) dan pelet (2,3%). Bekas tambak (P) ditemukan dominasi mikroplastik yang sama yaitu film (48,5%) diikuti fragmen (31,6%), fiber (17,7%) dan pelet (2,2%). Kelimpahan jenis mikroplastik di daerah hutan alami lebih besar dibandingkan areal bekas tambak. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hutan alami lebih efektif dalam menjebak sampah plastik dibanding dengan bekas tambak.
Analisis Mikroplastik Pada Kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) Di Sungai Perancak, Jembrana, Bali Yunanto, Agung; Sarasita, Dara; Yona, Defri
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.32

Abstract

Sampah plastik merupakan sumber sekunder dari mikroplastik. Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dapat menyerupai plankton dan mikroorganisme lainnya, sehingga berpotensi termakan oleh biota laut yang bersifat pasif seperti kerang. Mikroplastik yang terkandung dalam biota akan terakumulasi dan menyebabkan berbagai macam dampak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mengidentifikasi mikroplastik pada kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) di Sungai Perancak, Bali. Analisa dan identifikasi dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu preparasi sampel, perlakuan hidrogen peroksida, pemisahan massa jenis dan identifikasi mikroplastik secara visual. Hasil dari penelitian ini, ditemukan mikroplastik jenis fiber dan film pada sampel kerang. Mikroplastik jenis fiber paling banyak ditemukan pada sampel dibandingkan mikroplastik jenis film.Plastik waste is a secondary source of microplastics. The very small size of microplastics can resemble plankton and other microorganisms, so that they have the potential to be eaten by passive marine biota such as shellfish. Microplastics contained in biota will accumulate and cause various kinds of impacts. This research was conducted to analyze and identify microplastics in shellfish (Pilsbryoconcha exilis) in the Perancak River, Bali. Analysis and identification were carried out in 4 stages, namely sample preparation, hydrogen peroxide treatment, density separation and visual identification of microplastics. The results of this study, found microplastic types of fiber and film in the shell samples. Fiber type microplastics are mostly found in samples compared to film type microplastics.