Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI FITOPLANKTON DENGAN KUALITAS PERAIRAN DI SELAT ALAS, KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT I Nyoman Radiarta
Bumi Lestari Journal of Environment Vol 13 No 2 (2013)
Publisher : Environmental Research Center (PPLH) of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPlankton (phytoplankton and zooplankton) has an essential factor for aquatic ecosystem,because plankton is a primary food source for aquatic animals. This study was carried outin the Alas Strait, Sumbawa Regency on May 2012. Based on the data collected from 32stations, phytoplankton distributions (abundance and ecology indexes), water qualitycondition, and relationship between them were examined. Phytoplankton identificationresults show that a total of 25 species was found, and that species were classified into sevenclasses. Bacillariophyceae (diatom) was the dominant class found in the study area. Pearsoncorrelation indicated that water temperature, transparency, salinity, nitrate, and phosphatewere the parameters significantly affected on phytoplankton distribution and abundance.The results from this study could contribute on the development marine aquaculture in thisregion in term of pearl aquaculture development.
DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL HASIL TANGKAPAN CUMI-CUMI DI WPP 718 BERDASARKAN MODEL GAM Saepulloh, Asep; Sabina, Anninda; Simamora, Debora Christi; Alam, Al Fajar; Radiarta, I Nyoman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.17.2.2025.88 - 98

Abstract

Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 718 yang mencakup Laut Arafura, merupakan salah satu kawasan strategis dalam sektor perikanan tangkap di Indonesia. Kawasan ini dikenal memiliki potensi sumber daya cumi-cumi yang tinggi dan bernilai ekonomis penting. Namun demikian, karakteristik spasial dan temporal sumber daya cumi-cumi di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh dinamika lingkungan oseanografi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan cumi-cumi di WPP 718 dengan menggunakan pendekatan Generalized Additive Models (GAM). Data tangkapan diperoleh dari logbook Pelabuhan Perikanan Nusantara tahun 2022- 2023, sedangkan data oseanografi berupa suhu permukaan laut, salinitas, dan klorofil-a diambil dari Marine Copernicus. Analisis dilakukan secara spasial temporal berdasarkan empat musim monsun di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa suhu permukaan laut dan salinitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai CPUE (Catch Per Unit Effort), sementara klorofil-a tetap berkontribusi dalam model meskipun tidak signifikan secara statistik. Model terbaik (Model 7) yang menggabungkan ketiga parameter menunjukkan nilai AIC terendah (1976,212) dan deviance explained tertinggi (11%). Sebaran prediksi CPUE dan HSI menunjukkan bahwa Musim Barat dan Peralihan 2 merupakan periode paling produktif bagi penangkapan cumi-cumi, sementara Musim Timur mencatatkan hasil terendah akibat pengaruh suhu rendah dari fenomena upwelling. Temuan ini menegaskan pentingnya pemahaman terhadap dinamika lingkungan laut dalam mendukung pengelolaan sumber daya perikanan cumi cumi secara adaptif dan berkelanjutan di WPP 718.
PEMODELAN DAERAH POTENSI PENANGKAPAN IKAN TUNA MADIDIHANG MENGGUNAKAN GENERALIZED ADDITIVE MODEL DI SAMUDRA HINDIA BAGIAN TENGGARA Saepulloh, Asep; Simamora, Debora Christi; Sabina, Anninda; Alam, Al Fajar; Radiarta, I Nyoman
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.17.2.2025.77 - 87

Abstract

Ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan tersebar luas di perairan tropis dan subtropis, termasuk Samudra Hindia bagian tenggara. Untuk menjaga keberlanjutan stok dan efektivitas penangkapan, diperlukan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi habitat potensial spesies ini secara spasial dan temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model estimasi daerah potensial penangkapan ikan tuna madidihang menggunakan Generalized Additive Model (GAM), dengan memanfaatkan data hasil tangkapan rawai tuna dan parameter oseanografi (suhu permukaan laut dan klorofil-a) dari layanan Marine Copernicus. Model dibangun berdasarkan data tahun 2023 dan divalidasi dengan data lingkungan tahun 2024. Hasil menunjukkan bahwa SPL dan CHL berpengaruh signifikan terhadap nilai Catch Per Unit Effort (p < 0.01), dengan model terbaik menjelaskan 21,2% deviasi data dan nilai koefisien determinasi R² sebesar 0.7038. Visualisasi spasial memperlihatkan bahwa habitat potensial tuna madidihang berada pada wilayah dengan suhu 28 – 29°C dan konsentrasi klorofil-a 0.1 – 0.3 mg/m³. Temuan ini menunjukkan bahwa model GAM dapat secara efektif mengidentifikasi pola spasial dan temporal habitat tuna, serta dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan perikanan yang adaptif dan berbasis data.
The Marine Carbonate System at Maluku and Sulawesi Seas triyulianti, iis; Radiarta, I Nyoman; Yunanto, Agung; Pradistya, Novia Arinda; Islami, Fikhrul; Putri, Mutiara R
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 2 No. 3 (2018): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.03.8

Abstract

Maluku and Sulawesi Seas are parts of Indonesian Large Marine Ecosystem in the east area which has an important role for Indonesian fisheries activities.  Those areas are facing the climate change phenomena that could change their marine ecosystem quality.  Marine carbonate system is very important for controlling the circulation of CO2 between the atmosphere and the ocean as well as regulating the pH value of waters. We conducted in situ measurement of marine carbonate system parameters (pH, Total Alkalinity, Total CO2 (TCO2) and pCO2) during IJEP cruise on September 2016 to analyses spatial variations of the marine carbonate system in the Northwest Monsoon period.  The results of marine carbonate system showed that in general Maluku and Sulawesi Seas are under super saturation of CO2 or acts as source of CO2 which have range value of sea surface partial of CO2(pCO2) between 280 – 500 µatm.  Spatial distribution of sea surface pH values measured with optical sensor at study sites showed varied between 8,03 – 8,15.  Measurement results of Total alkalinity (TA) by using titration method varied between 2300 – 2400 µmol/Kg meanwhile range value of TCO2 was 2300 – 2500 µmol/Kg at surface waterand it’s increased through the deep water with the range value of TCO2 was 2500 – 2800 µmol/Kg at deeper layer of water.Characteristic of marine carbonate system between Maluku  and Sulawesi Seas was different in the Southeast monsoon period indicates complex marine biogeochemistry processes influences those system.