Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6–12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALANTAKAN KECAMATAN LANGOWAN UTARA KABUPATEN MINAHASA Irot, Rodela A.; Kapantow, Nova H.; Punuh, Maureen I.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekurangan gizi pada balita menempati urutan keempat masalah pada balita. Kasus gizi buruk di Sulawesi Utara tahun 2015 sebanyak 39 kasus, terjadi penurunan dibandingkan tahun 2014 sebanyak 47 kasus. Masalah gizi, khususnya stunting menghambat perkembangan dan berdampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Persentase balita pendek di Indonesia tahun 2013 sebesar 37,2%, tahun 2010 sebesar 35,6% dan tahun 2007 sebesar 36,8%. Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan sebesar 55,7% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Cakupan ASI ekslusif pada Puskesmas Walantakan sebesar 81,13% dan terdapat 1 balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang memiliki anak umur 6 ? 12 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Walantakan berjumlah 51, pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji Fisher's Exact Tests diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak Usia 6 ? 12 bulan menurut indeks BB/U, nilai value yang diperoleh sebesar 0,094, tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak Usia 6 ? 12 bulan menurut indeks PB/U, nilai value yang diperoleh sebesar 1,000, terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak usia 6 ? 12 bulan, nilai value yang diperoleh sebesar 0,021.Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Status GiziABSTRACTMalnutrition is ranked as fourth problem in infants. Malnutrition in North Sulawesi on 2015 was 39 cases, a decrease compared to 2014 was 47 cases. Nutritional problems, especially stunting inhibit the development and negative impact that will take place in the next life. The percentage of stunted toddlers in Indonesia in 2013 was 37.2%, in 2010 was 35.6% and in 2007 was 36.8%. Nationally, exclusive breastfeeding coverage for infants aged less than 6 months is 55.7%. Exclusive breastfeeding coverage at Walantakan Puskesmas is 81,13% and there was a toddler in low nutrition. This research used analytical-survey with cross-sectional approach. The population is all mothers with children 6-12 months who live in working area of Walantakan health center and using total sampling. The sample of this research is 51 samples. Result of this research based on Fisher's Exact statistical tests that there is no relationship between exclusive breastfeeding with nutritional status of children 6-12 months according to index BB/U (?-value=0,094), there is no relationship between exclusive breastfeeding with nutritional status children 6-12 months according to the index PB/U, (?-value=1,000), there is a relationship between exclusive breastfeeding with nutritional status of children 6-12 months, (?-value=0,021).Keywords: Exclusive Breastfeeding, Nutritional Status
PENGARUH KEBIASAAN KONSUMSI ULTRA-PROCESSED FOOD TERHADAP STATUS GIZI DAN KUALITAS TIDUR REMAJA Herlambang, Hendra; Irot, Rodela A.; Anggraeny, Dyta; Saini, Alamsyah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.48934

Abstract

Ultra Processed Foods (UPF) secara global muncul pada hampir setiap diet yang dikonsumsi masyarakat khususnya pada kelompok remaja. Makanan yang dikonsumsi remaja sebagian besar tergolong UPF mengandung tinggi kalori maupun tinggi garam sehingga berpotensi memberikan berbagai dampak kesehatan yang buruk diantaranya meningkatkan risiko penyakit yang akan berdampak pada kualitas hidup dan potensi risiko munculnya berbagai penyakit tidak menular yang berhubungan dengan gizi (Nutritional Related - Non Communicable Disease). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebiasaan konsumsi UPF dengan status gizi dan kualitas tidur pada remaja. Penelitian ini tergolong jenis penelitian analitik dengan desain observasional dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian berjumlah 60 orang siswa yang berasal dari SMP Negeri 2 Langowan Kabupaten Minahasa. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengumpulan data meliputi data kebiasaan konsumsi UPF yang diperoleh menggunakan FFQ, data status gizi yang diperoleh menggunakan metode antropometri dengan penilaian menggunakan indeks IMT/U, data kualitas tidur yang diperoleh menggunakan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Sebagian besar responden sering mengonsumsi bahan makanan UPF (80%) dan memiliki status gizi kurang (5%), status gizi normal (76,7%), overweight sebesar 10% serta obesitas sebesar 8,3%. Sebanyak 65% subyek penelitian memiliki kualitas tidur yang baik. Terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi UPF dengan status gizi pada remaja (p=0,037). Kebiasaan konsumsi UPF secara statistik tidak memiliki hubungan dengan kualitas tidur pada remaja (p=0,074).