Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM (IPAM) KARANGPILANG I PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA SECARA KUANTITATIF Bhaskoro, R. Gagak Eko; Ramadhan, Tutut Eko
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.2 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v15i2.62-68

Abstract

IPAM Karangpilang I  merupakan salah satu instalasi pengolahan air yang di miliki PDAM Kota Surabaya yang melayani kebutuhan air bersih di Kota Surabaya dengan kapasitas 1.450 L/det. Supaya IPAM tetap dapat beroperasi secara optimal, maka diperlukan evaluasi terhadap IPAM ini. Penelitian bertujuan untuk : 1) Mengukur kinerja tiap-tiap unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karangpilang I Kota Surabaya; 2) Membandingkan kualitas air produksi yang dihasilkan oleh IPAM Karangpilang I dengan standar PERMENKES No.492 2010; 3) Menganalisa hasil evaluasi IPAM Karangpilang I. Evaluasi IPAM dilakukan dengan observasi, wawancara, studi literatur, praktik lapangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kinerja setiap unit operasi belum berjalan secara optimal, yaitu pada unit Koagulasi, Sedimentasi, Filtrasi. Kualitas air produksi IPAM Karangpilang I sesuai dengan dengan Permenkes No 492 tahun 2010 tentang Kualitas Air. Berdasarkan hasil evaluasi secara keseluruhan instalasi IPAM Karangpilang I pada saat eksisting sudah dapat mengolah air dengan baik  sehingga air yang diolah dapat memenuhi baku mutu air.
Pelatihan Pengendalian Kebocoran Non Revenue Water (NRW) di PDAM Kota Cirebon Bhaskoro, R. Gagak Eko; Aji, Awaluddin Setya; Firdaus, Nitis Aruming
Community Empowerment Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.061 KB)

Abstract

Masalah yang sangat serius bagi PDAM adalah terjadinya kebocoran di jaringan yang identik dengan kehilangan air. Secara otomatis kehilangan air ini akan mengakibatkan kerugian bagi PDAM karena mengurangi pendapatan PDAM dan juga akan mengakibatkan kerugian bagi pelanggan karena dapat mempengaruhi kualitas, kuantitas dan juga kontinuitas air yang didistribusikan ke pelanggan. Pengendalian kehilangan air mutlak dilakukan oleh PDAM dengan tujuan untuk mengurangi kehilangan air sehingga dapat mengurangi kerugian yang dialami oleh PDAM akibat adanya kehilangan air yang tidak tercatat. Agar memudahkan dalam pelaksanaan pengendalian kebocoran dan juga untuk memudahkan dalam pemeliharaan jaringan distribusi, maka perlu dilakukan pembentukan zona-zona atau area-area. Penurunan kehilangan air adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja PDAM. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara pengendalian kehilangan air yang disesuaikan dengan dasar teori dan lapangan pelatihan pengendalian kehilangan air – Non Revenue Water (NRW) di PDAM kota Cirebon. Hasil evaluasi saat paparan hasil studi kasus oleh masing-masing kelompok bidang menunjukkan bahwa materi dapat diserap dengan baik oleh peserta. Pelatihan ini telah meningkatkan ketrampilan peserta dengan peningkatan peserta dengan kenaikan rata-rata nilai sebesar 23,6, ada perbedaan yang signifikan setelah melakukan pelatihan singkat untuk meningkatkan pengetahuan peserta.
Pelatihan Penilaian Kinerja Bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dan Pembubuhan Bahan Kimia di PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo Aji, Awaluddin Setya; Bhaskoro, R. Gagak Eko; Firdaus, Nitis Aruming
Community Empowerment Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.325 KB)

Abstract

Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) merupakan unit kerja yang sangat penting, baik buruknya kinerja instalasi merupakan jaminan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. Operator IPAM harus mempunyai kemampuan mengoperasikan dan memelihara IPAM dengan benar karena IPAM merupakan sumber energi yang menentukan sampai atau tidaknya air ke pelanggan, oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya operator IPAM harus memiliki pengetahuan dan skill dalam mengoperasikan dan memelihara IPAM. Pengolahan air pada umumnya membutuhkan pembubuhan bahan kimia untuk menghilangkan beberapa parameter kualitas air yang dianggap merugikan. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan khususnya dalam evaluasi bangunan IPAM dan pemahaman karyawan dalam pembubuhan bahan kimia. Setelah melaksanakan pelatihan singkat, ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan operator IPAM, dibuktikan dengan kenaikan nilai pre-test dan post-test dari seluruh peserta pelatihan, dengan nilai rata-rata kelas sebelum dilakukan pelatihan sebesar 31,5 dan setelah dilakukan pelatihan rata-rata kelas menjadi 45,5 dengan kenaikan rata-rata nilai sebesar 14,5. pelatihan dapat dinyatakan berhasil apabila kenaikan nilai mininal 10, sehingga pelatihan di PDAM Perwitasari Kabupaten Purworejo dinyatakan berhasil.
Pelatihan Perencanaan dan Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Aji, Awaluddin Setya; Bhaskoro, R. Gagak Eko; Firdaus, Nitis Aruming
Community Empowerment Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.47 KB)

Abstract

Kebutuhan akan air minum dari waktu ke waktu semakin bertambah, baik dari segi kualitas dan kontinuitas. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya senantiasa meningkatkan cakupan pelayanan air minum bagi masyarakat, sejalan dengan meningkatnya pelayanan berarti sistem jaringan perpipaanpun perlu ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya. Kemampuan SDM mengelola, memetakan dan memodifikasi sistem sangat diperlukan untuk meningkatkan pelayanan tesrsebut diatas. Upaya memetakan dan memperbaiki sistem jaringan distribusi eksisting perlu mendapatkan prioritas penanganan. Untuk dapat mengetahui cara merencanakan dan mengevaluasi sistem jaringan yang disesuaikan dengan dasar teori dan lapangan diperlukan Pelatihan Perencanaan dan Evaluasi Jaringan Sistem. Metode pelatihan dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu Asesment, Pelatihan Kelas, Praktik Lapangan, Monitoring dan terakhir rekomendasi. Hasil dari pelatihan ini yaitu secara umum peserta mampu menerima materi yang diberikan, namun beberapa masih terkendala ketika dihadapkan pada penggunaan teknologi, hasil pre test-post test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan sebelum dan sesudah pelatihan. Dan pelatihan ini telah meningkatkan ketrampilan peserta dengan peningkatan peserta dengan kenaikan rata-rata sebesar 40.7, ada perbedaan yang signifikan setelah melakukan pelatihan singkat untuk meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan.
Pelatihan Pembentukan dan Optimalisasi District Metered Area (DMA) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Bhaskoro, R. Gagak Eko; Aji, Awaluddin Setya; Firdaus, Nitis Aruming
Community Empowerment Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.166 KB)

Abstract

Kehilangan air pada perusahaan penyedia air minum pada umumnya belum mendaptkan perhatian yang memadai. Bahkan di beberapa diaerah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kehilangan air ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan karean berkurangnya pendapatan. Turunnya kinerja perusahaan juga berakibat langsung pada konsumen dalam hal kualitas, kuantitas dan ketersediaan air yang di distribusikan. Pembentukan serta optimalisasi DMA yang sudah ada adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat kehilangan air fisik. Untuk dapat mengetahui cara pembentukan serta optimalisasi DMA yang sudah ada diperlukan pemahaman dasar teori dan lapangan diperlukan pelatihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan keahlian bagian teknik agar memiliki kemampuan dalam hal pembentukan dan optimalisasi DMA. Hasil dari pelatiihan ini adalah secara umum peserta mampu menerima materi yang diberikan, namun beberapa masih terkendala ketika dihadapkan pada penggunaan teknologi. Hasil evaluasi saat paparan hasil oleh masing-masing kelompok bidang menunjukkan bahwa materi dapat diserap dengan baik oleh peserta. Pelatihan ini telah meningkatkan ketrampilan peserta dengan peningkatan peserta dengan kenaikan rata-rata sebesar 36.5, ada perbedaan yang signifikan setelah melakukan pelatihan singkat untuk meningkatkan pengetahuan peserta.
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Kerentanan Banjir Lahar Dingin Terhadap Mata Air dan Jaringan Pipa PDAM Tirta Sembada Kabupaten Sleman Firmansyah, Reosa Andika; Bhaskoro, R. Gagak Eko; Arianto, Aji Hilmi
Jurnal Georafflesia : Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/georaf.v8i2.4284

Abstract

Bencana banjir lahar dingin yang terjadi di Gunung Merapi berakibat buruk terhadap infrastruktur tak terkecuali aset PDAM Tirta Sembada yaitu pipa. Penelitian ini membahas tentang Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengidentifikasi tingkat bahaya banjir lahar dingin di Kecamatan Pakem dan Kecamatan Turi. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan dan analisis data spasial berupa data bahaya banjir lahar dingin sehingga didapatkan gambaran wilayah-wilayah yang rentan terhadap banjir lahar dingin. Dilakukan klasifikasi tingkat kondisi jaringan pipa PDAM dan mata air terhadap bahaya banjir lahar dingin. Kondisi tersebut perlu upaya untuk meminimalisasi dampak bencana lahar dingin dengan menganalisis data peta bahaya menggunakan sistem informasi geografis terhadap zonasi berdasarkan kejadian banjir lahar dingin di Kabupaten Sleman. Hasil klasifikasi kelas zonasi bahaya banjir lahar dingin dibagi menjadi tiga kategori kelas yaitu kelas rendah, sedang, dan tinggi. Hasil analisis klasifikasi tingkat kondisi mata air dan pipa PDAM Tirta Sembada yaitu baik, sedang, dan buruk.  Data tersebut memungkinkan pemetaan hubungan sumber air dan infrastruktur penting seperti pasokan air minum. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan pipa dengan kondisi buruk sepanjang 51.275,98 m dan didapatkan 6 mata air dalam kondisi buruk. Sedangkan hasil analisis tentang bahaya banjir lahar dingin terhadap mata air dan jaringan pipa terdapat 2 mata air dalam kondisi tidak aman serta 48 ruas pipa dalam kondisi tidak aman.
Evaluasi Sistem Disinfeksi dan Analisis Hubungan Antara Tekanan Air dengan Sisa Klor di Daerah Pelayanan Reservoir Wonosari Perumda Air Minum Tirta Aji Kabupaten Wonosobo Bhaskoro, R. Gagak Eko; Firdaus, Nitis Aruming; Ilminafia, Sabrina Ifhami
Jurnal Georafflesia : Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/georaf.v8i2.4286

Abstract

Kualitas air, terutama dari sisi mikrobiologi, merupakan prioritas yang harus diperhatikan karena air merupakan komponen utama dalam kehidupan manusia. Permasalahan kualitas air di Perumda Air Minum Tirta Aji Kabupaten Wonosobo, terutama di Reservoir Wonosari, ada pada pemberian klor di yang belum memiliki sistem perhitungan pasti. Padahal, debit yang masuk Reservoir Wonosari cenderung berubah setiap musim yang berdampak pada dosis klor yang perlu terus disesuaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem disinfeksi yang efektif untuk dilakukan di daerah pelayanan Reservoir Wonosari dengan perhitungan dan simulasi EPANET serta mengetahui hubungan antara tekanan air dengan sisa klor menggunakan uji T di SPSS. Ruang lingkup penelitian ini membatasi indikator yang digunakan dalam evaluasi sistem disinfeksi adalah sisa klor, total bakteri Coliform, dan E. Coli serta teknis injeksi klor tidak dibahas. Hasil simulasi EPANET menunjukkan bahwa terdapat sisa klor berlebih di daerah dekat dengan Reservoir Wonosari. Namun jika dosisnya dikurangi, pada daerah terjauh akan kekurangan sisa klor. Jadi, solusi yang dapat dilakukan adalah menurunkan dosis pembubuhan klor dari 0,59 mg/l menjadi 0,45 mg/l diikuti dengan penambahan chlorine booster di dua titik yang letaknya jauh dari reservoir. Sementara itu, uji T di SPSS menunjukkan bahwa tidak pengaruh tekanan air terhadap sisa klor di jaringan pipa