p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Geodesi Undip
Sabri, LM
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS SPASIAL ALIRAN LAHAR MENGGUNAKAN HEC-HMS DAN HEC-RAS PADA KALI GENDOL-OPAK KAWASAN GUNUNG MERAPI Ulinnuha, Ilham; Prasetyo, Yudo; Sabri, LM
Jurnal Geodesi Undip Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.961 KB)

Abstract

ABSTRAKGunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang masih aktif sampai saat ini. Erupsi Gunung Merapi dapat mengeluarkan sejumlah material vulkanik yang dapat mengendap di hulu sungai sebagai lahar. Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Merapi apabila terjadi turun hujan dengan intensitas tinggi dan dalam durasi waktu yang lama, lahar tersebut akan mengalir mengikuti kelerengan permukaan dan dapat mengakibatkan suatu bencana. Salah satu sungai yang memiliki endapan  material vulkanik yang tinggi adalah Kali Gendol-Opak, kemudian disebut sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) Gendol-Opak. Software HEC-HMS dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung debit banjir rencana. Parameter untuk menentukan debit banjir rencana antara lain data curah hujan, nilai CN (Curve Number) dan Impervious dihitung dari jenis tanah, penggunaan lahan dan luas sub-DAS. Penggunaan lahan dibuat dari klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode klasifikasi supervised. Luasan sub-DAS dideliniasi pada ArcMap menggunakan analisis watershed. Debit aliran lahar dihitung dari penambahan koefisien C* pada debit banjir rencana. Pada pemodelan aliran lahar menggunakan software HEC-RAS, parameter yang digunakan antara lain koefisien Manning, geometri data, debit aliran lahar dan terrain. Data untuk Terrain menggunakan data elevasi dari DEMNAS. Setelah pemodelan berhasil didapatkan, aliran lahar diidentifikasi luapannya dari buffer sempadan sungai. Penelitian ini memperoleh simulasi aliran lahar yang memiliki luas dampak sebesar 724,553 ha (8,97%) pada 10 desa di Kabupaten Sleman antara lain Desa Argomulyo, Bimomartani, Glagaharjo, Hargobinangun, Kepuharjo, Selomartani, Sindumartani, Tamanmartani, Umbulharjo dan Wukirsari. Desa Argomulyo menjadi desa yang terdampak aliran lahar paling luas dengan luas 206,335 ha (28,48%). Sebanyak 593,117 ha (81,86%) aliran lahar masuk pada zona sempadan sungai. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengurangi kerugian bencana maka pemerintah dapat mengedukasi warga agar tidak melakukan aktivitas di zona tersebut.Kata Kunci: DAS, HEC-HMS, HEC-RAS, Lahar ABSTRACTMerapi Volcano is one of the active volcanoes. Eruption of the Merapi Volcano can release a number of volcanic material which can settle upriver as lahar. In watersheds that are tipped at Merapi Volcano, if there is rain with high intensity and for a long duration, the lahar will flow based on the slope of the surface and can result in a disaster. One river that has high volcanic material deposits is Kali Gendol-Opak, then referred to as the Gendol-Opak River Basin. HEC-HMS software in this research is used to calculate the planned flood discharge. The parameters to determine the planned flood discharge include rainfall data, CN (Curve Number) and Impervious values calculated from soil type, land use and subbasin. Land use is made from land cover classification using the supervised classification method. Area of sub-basin delineated in ArcMap using watershed analysis. Lahar flow discharge is calculated from the addition of the C* coefficient to the planned flood discharge. In lahar flow modeling using HEC-RAS software, parameters used include Manning coefficient, data geometry, lahar flow discharge and terrain. Data for terrain uses elevation data from DEMNAS. After modeling has been successfully obtained, overflow of lahar flow is identified by buffer of demarcation of river. This research obtained a lahar flow simulation which has an impact area of 724.553 ha (8.97%) in 10 villages in Sleman Regency including Argomulyo, Bimomartani, Glagaharjo, Hargobinangun, Kepuharjo, Selomartani, Sindumartani, Tamanmartani, Umbulharjo and Wukirsari villages. Argomulyo village is the most impacted village with an area of 206.335 ha (28.48%). As much as 593.117 ha (81.86%) of the lahar flow into zone of river border. Based on these, to reduce disaster losses the government can educate residents not to carry out activities in the zone.Keywords:  HEC-HMS, HEC-RAS, Lahar, Watershed
ANALISIS KERENTANAN DAERAH PESISIR KABUPATEN JEPARA MENGGUNAKAN COASTAL VULNERABILITY INDEX (CVI) Prathanazal, Naufal Maziakiko; Sasmito, Bandi; Sabri, LM
Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Jepara merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan perairan dan menjadikanya sebagai daerah yang memiliki banyak pantai. Dengan banyaknya daerah pantai, wilayah Kabupaten Jepara cukup rawan dengan bencana alam seperti erosi, banjir, rob dll. Berkembangnya ilmu dan teknologi belakangan ini memungkinkan kita untuk dapat mengetahui tingkat kerentanan suatu pantai guna mengantisipasi terjadinya bencana alam. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menilai kerentanan pantai menggunakan metode Coastal Vulnerability Index (CVI). Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan data penunjang untuk keperluan pelestarian lingkungan pantai dalam rangka mencegah, abrasi, dll. Selain itu, hasil studi bisa digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam pembangunan di daerah pantai. Data yang digunakan pada penelitian ini antara lain data DEM BATNAS, data Significant Wave Height, data satelit altimetri Jason-3, data pasut stasiun BIG, dan studi lapangan untuk dapat mengenali jenis geomorfologi yang ada di daerah pesisir Jepara. Hasil pengolahan kemudian dilakukan perhitungan indeks kerentan menggunakan metode CVI dengan menggunakan sistem pembobotan. Hasil analisis kerentanan pantai menunjukan bahwa parameter geomorfologi merupakan parameter yang memiliki nilai bobot yang paling besar dan parameter  sea level rise memiliki nilai bobot yang paling rendah. Nilai indeks kerentanan di pesisir Jepara memiliki rentang nilai1,83 hingga 7,07 dengan nilai rata-rata sebesar 5,34 yang menunjukan tingkat kerentanan di daerah pesisir Jepara berada dalam kategori sedang. Kata Kunci: CVI, DSAS, Kerentanan, Pesisir ABSTRACT Jepara Regency is an area that is directly adjacent to the waters and makes it an area that has many beaches. With so many coastal areas, the Jepara Regency area is quite prone to natural disasters such as erosion, floods, rob etc. The development of science and technology lately allows us to be able to determine the level of vulnerability of a beach in anticipation of natural disasters. In this study, the method used to assess the vulnerability of the coast uses the Coastal Vulnerability Index (CVI) method. The results of the research can be used as supporting data for the purposes of preserving the coastal environment in order to prevent, abrasion, etc. In addition, the results of the study can be used as decision making in development in coastal areas. The data used in this study include DEM BATNAS data, Significant Wave Height data, Jason-3 altimetry satellite data, BIG station tide data, and field studies to be able to identify the types of geomorphology that exist in the coastal area of Jepara. The results of the processing are then carried out by calculating the index of vulnerability using the CVI method using a weighting system. The results of the coastal vulnerability analysis show that the geomorphological parameter is the parameter that has the greatest weight value and the sea level rise parameter has the lowest weight value. The value of the vulnerability index on the coast of Jepara has a value range of 1.83 to 7.07 with an average value of 5.34 which indicates that the level of vulnerability in the coastal area of Jepara is in the medium category.