Sabri, L.M
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT PROVINSI BERCIRI KEPULAUAN DARI CITRA SENTINEL-1A (STUDI KASUS : PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG) Tri Astuti, Eka Dwi; Sabri, L.M; Awwaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKUndang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah merupakan undang-undang yang mengatur mengenai kewenangan suatu provinsi dalam pengelolaan sumber daya alam baik darat maupun laut. Jenis provinsi pada peraturan ini terbagi menjadi dua yaitu provinsi pada umumnya dan provinsi berciri kepulauan. Definisi provinsi berciri kepulauan adalah provinsi yang memiliki karakteristik secara geografis dengan wilayah lautan lebih luas dari daratan serta di dalamnya terdapat pulau-pulau yang membentuk gugusan pulau sehingga menjadi satu kesatuan geografis dan sosial budaya. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu yang berciri kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis penegasan provinsi berciri kepulauan serta luas wilayah pengelolaan wilayah laut dari data dasar yang digunakan. Penentuan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan pada Peta RBI skala 1:50.000 dan pada Citra Sentinel-1A dengan metode kartometrik. Penarikan batas pada citra, perlu dilakukan proses ekstraksi garis pantai yang sebelumnya dilakukan pengkoreksian citra. Perhitungan luas wilayah dilakukan dengan dua system koordinat yaitu UTM (Universal Transverse Mercator) dan Lambert Cylindrical Equal Area. Penarikan batas menggunakan tiga garis pangkal yaitu garis pangkal normal, lurus dan kepulauan. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan luas wilayah laut Provinsi Bangka Belitung lebih besar dari wilayah daratnya. Perbandingan luas wilayah pada kedua data dengan sistem proyeksi Lambert Cylindrical Equal Area yaitu sebesar 0,09% untuk wilayah laut dan 0,02% untuk wilayah darat. Sementara itu, presentasi luas wilayah laut pada data Peta RBI 67,9% dan pada data Citra Sentinel-1A sebesar 67,6 % dari keseluruhan luas wilayah.
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG AIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS SIG (Studi Kasus: Kabupaten Batang) Purba, Agantry; Sabri, L.M; Nugraha, Arief Laila
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 5, No 2 (2022): Volume 05 Issue 02 Year 2022
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2022.16701

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan air bersih akan meningkat sedangkan ketersediaan air bersih selalu menurun. Penggunaan air bersih dalam rumah tangga mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 68,51 menjadi 70,25 tahun 2016. Wilayah Kabupaten Batang akan dibangun kawasan industri seperti KITB dan BIP. Pembangunan dan pengoperasian kawasan industri memerlukan kebutuhan air dalam jumlah yang sangat besar. Berdasarkan RTRW Kabupaten Batang penggunaan air bawah tanah untuk pemenuhan kebutuhan air kawasan industri adalah dilarang. Ketika konsumsi air yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan pembangunan ekonomi melebihi daya dukung sumber daya air maka kekurangan air akan muncul. Pemodelan spasial dari daya dukung dan daya tampung air sangat penting untuk memastikan keberlanjutan atas eksploitasi sumber daya lahan dan program pembangunan. Oleh sebab itu, digunakan pendekatan SIG yang dapat mempresentasikan daya dukung dan daya tampung air Kabupaten Batang. Penetapan status daya dukung dan daya tampung air di Kabupaten Batang menggunakan pendekatan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan. Ketersediaan air di Kabupaten Batang 3.702.297.225 m3/tahun sedangkan kebutuhan air total adalah 1.151.421.659,03 m3/tahun (31,10%) dari ketersediaan air, terdapat perbedaan 2.550.875.565,97 m3/tahun. Kabupaten Batang masih mengalami surplus air. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air adalah 3,2 (>3) maka daya dukung dan daya tampung air Kabupaten Batang adalah belum terlampaui.