Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hitungan Hitungan Volume Pengerukan Santoso, Dwi; Imam Fatoni, Khoirul; Djunarsjah, Eka; Setiyadi , Johar
Jurnal Hidropilar Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL HIDROPILAR
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.618 KB) | DOI: 10.37875/hidropilar.v1i1.20

Abstract

Pelabuhan merupakan salah satu jaringan transportasi yang menghubungkan transportasi laut dengan transportasi darat. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa akan banyak kegiatan yang berhubungan erat dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan pelabuhan, salah satu pekerjaan perawatan pelabuhan adalah pengerukan alur pelayaran untuk menjaga kedalaman dan menjamin keselamatan kapal yang melalui alur pelayaran pelabuhan tersebut, dengan dukungan data batimetri. Berdasarkan data batimetri pelabuhan PLTU Tanjung Jati-B Jepara Jawa Tengah dapat dijadikan sebagai data untuk menghitung luas segmen dan volume yang akan dikeruk secara teliti sampai kedalaman yang diinginkan. Metode yang digunakan pada hitungan volume ini adalah metode Newton-Cotes, ada tiga metode yang terkenal yaitu Metode Trapesium (Trapezoidal Rule), Metode Simpson 1/3 (Simpson’s 1/3 Rule), dan Metode Simpson 3/8 (Simpson’s 3/8 Rule), hitungan volume dilaksanakan dengan perangkat lunak Matlab. Berdasarkan hitungan yang sudah dilaksanakan menggunakan data batimetri hasil survei Hidro-Oseanografi dan pemetaan di Pelabuhan Khusus PLTU Tanjung Jati-B Jepara Jawa Tengah yang dilaksanakan oleh Primkopal Dishidros. Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan Metode Trapesium dihasilkan volume sebesar 302.294,8882 m3, Metode 1/3 Simpson 302.268,9474 m3, dan Metode 3/8 Simpson sebesar 304.657,8472 m3.
KRITERIA PENENTUAN GARIS BATAS LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN Djunarsjah, Eka; Sulistiyo, Budi; Hendriatiningsih, S.; Wisayantono, Dwi; Windupranata, Wiwin; Setiyadi , Johar
GEOID Vol. 4 No. 2 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v4i2.1266

Abstract

Dalam pengelolaan wilayah laut di perairan Indonesia dibutuhkan suatu penataan ruang laut yang terkait dengan fungsi-fungsi batas maritim, batas administrasi, dan batas laut. Saat ini, penarikan batas maritim didasarkan pada UNCLOS 1982 dan batas administrasi didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004. Selama ini, penarikan garis batas laut dalam kaitannya dengan pemetaan dan pengelolaan sumberdaya laut, belum mempunyai kriteria yang jelas. Penentuan garis batas laut memerlukan kriteria sesuai dengan nama unsur geografi maritim (laut, selat, dan teluk). Kriteria tersebut mencakup tentang penentuan titik awal penarikan garis, penarikan garis batas laut, selat dan teluk, serta penentuan nama bagian-bagian laut. Penentuan garis batas laut ini merupakan bagian dari kegiatan toponimi maritim untuk melengkapi Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) kelautan. Tersedianya IDSN kelautan ini, sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan dalam pegelolaan sumberdaya laut secara terpadu.