Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA TAMAN KANAK-KANAK Resmadewi, Rinanti
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 11 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.012 KB) | DOI: 10.30587/psikosains.v11i2.642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interaksi social pada siswa taman kanak-kanak melalui metode permainan peran. Tujuan program kegiatan belajar di TK adalah untuk membantu perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak juga diharapkan mampu untuk berinteraksi sosial dengan baik kepada guru dan teman sebayanya ketika memasuki pendidikan dasar. Desain penelitian eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa Taman Kanak-kanak di TK ITS Surabaya, yang memiliki rentang usia 5 – 7 tahun. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan (t-test), diperoleh t=5.827; p<0.05, maka hipotesis diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan terhadap tingkat interaksi sosial anak antara kelompok eksperimen yang diberikan metode pembelajaran bermain peran dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (metode pengajaran seperti biasa).
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEPIAN PADA MAHASISWI PRODI KEBIDANAN POLTEKKES SURABAYA YANG TINGGAL DI ASRAMA Resmadewi, Rinanti
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.418 KB) | DOI: 10.30587/psikosains.v13i2.764

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian dan kesepian pada mahasiswa Politeknik Kebidanan Surabaya yang tinggal di asrama. Teori penyesuaian dalam penelitian ini adalah teori milik Schneiders, sedangkan teori kesepian yang digunakan oleh Sullivan. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Politeknik Universitas Surabaya dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 88 orang. Alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner. Kuesioner kesepian terdiri dari 46 item, modifikasi dari Skala Kesepian UCLA versi 3 oleh Russell (1996). Sedangkan kuesioner penyesuaian terdiri dari 46 item juga, diadaptasi dari tesis Dian Prima Asmara (2008). Analisis data dilakukan dengan teknik statistik sederhana korelasi Karl Pearson dengan SPSS 16.0 for Windows. Dari analisis data penelitian dengan korelasi antara penyesuaian dan kesepian pada siswa kebidanan sebesar -0,608 dan signifikansi 0,000. Ini menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian subjek yang lebih tinggi, semakin rendah kesepian. Semakin rendah tingkat penyesuaian, semakin tinggi tingkat kesepian.Kata kunci: Penyesuaian, Kesepian
EFEKTIFITAS APE “RUMAH EDUKASI” TERHADAP KEMAMPUAN KONSEP DASAR HITUNG DAN MENGENAL WAKTU PADA SISWA TAMAN KANAK-KANAK Resmadewi, Rinanti; Dzulkifli, Dzulkifli
PSIKOSAINS (Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi) Vol 20 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/psikosains.v20i1.8978

Abstract

Background: The Education House is a learning media in the form of an Educational Game Tools (EGT) which aims to train children in the ability to think logically, increase creativity, and train children's fine motor skills. This game is divided into three kinds, namely games in counting, guessing pictures, and knowing the time by pointing the clock. Objective: to see whether APE is effective in improving the ability to count and recognize time in Aisyiyah Kindergarten students Method: This study used quantitative methods and the research design used was experimental research (one group pretest-posttest design). The research subjects were students of TK Aisyiyah Bustanul Athfal 58, TK Aisyiyah Bustanul Athfal 6, and TK Aisyiyah Bustanul Athfal 47 Surabaya. The data collection technique used in this study was by giving pre-test and post-test questions. Result: after the researchers gave the treatment twice using the EGT "Education House" that the researchers made, the results showed that the subjects experienced an increase in their basic ability to count and recognize time. Conclution: effective EGT can improve numeracy skills and know time in Aisyiyah Kindergarten students.
What Do They Do with Their Phones? Teens' Smartphone Use Behavior Post Covid-19 Pandemic Antawati, Dewi Ilma; Resmadewi, Rinanti; Muttaqien, Dafa Revrison
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 13 No 1 March 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v13i1.28233

Abstract

The use of smartphones has significantly increased during the Covid-19 pandemic. Internet access in the family room has impacted teens' smartphone usage behavior and relationships between family members, particularly in family communication. This study aimed to describe teens' behavior while using smartphones and compare the quality of parent-child interpersonal communication based on teens' smartphone usage intensity post-pandemic COVID-19. A total of 515 teens aged 15-19 years participated in this research. The study revealed eight main activities that most teenagers engage in with their smartphones. These activities include recording pictures/audio/video of oneself, managing incoming messages (via messaging apps and email), playing games, accessing social media, listening to music, listening to the radio, editing photos/videos, and using search engines (such as Google) to search for information (browsing). The results also indicated significant differences in openness, empathy, positiveness, and overall family communication quality. Participants who used low-intensity gadgets exhibited the best quality in these dimensions. The implications of this research may help practitioners working with families design necessary interventions for family communication problems.