Saepudin, Dindin Moh
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN KAIDAH Lā NAHYU PADA JUZ 30 Saepudin, Dindin Moh
MAGHZA Vol 4 No 1 (2019): Januari - Juni 2019
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.11 KB) | DOI: 10.24090/maghza.v4i1.2019

Abstract

The U??l scholars in both jurisprudence and interpretations of al-Nahyu mean al-Tahr?m (???????) or Majaz?, which has several meanings such as du? (??????), iltimas (?????), irsy?d (?????), daw?m (????), bay?n al-'aq?bah (???? ???????), al-yais (?????), parkn? (??????), tahd?d, (?????), kar?hah (???????????), ta?qir (?????), i'tin??) and taub?kh (?????). The use of nahyu is more emphasized in Islamic law and operational law. Whereas the practice of nihilism on matters of faith, faith and morals are still rare. Therefore, the author can analyze la nahyu with the approach of Muhammad Khalid al-Sabt in Qaw?'id al-Tafs?r's work on Juz 30 which is a Makiyyah letter and is repeated 4 times in al-?uh?'s letter: 9.10, al-'Alaq: 19, al-M?'un: 3. Besides, the research shows that Usman bin Sabith's use of the Rash law is the first rule used in 3 verses, the fourth rule in 1 verse. Whereas the meaning of nahyu means 3 times the meaning of al-tahr?m. The meaning of majaz? is repeated 1 time with the meaning of bay?n al-'aq?bah 1 time. It shows that the verses of Makiyyah do not offend Islamic law but emphasize universal faith, creed, and morals.
BASIS INTELEKTUAL, PESANTREN, DAN KOMUNITAS DALAM PERKEMBANGAN TAFSIR SUNDA ABAD KE-20 Saepudin, Dindin Moh; Thib Raya, Ahmad; Kusmana, Kusmana; Hasan, Hamka
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.28150

Abstract

Perkembangan Tafsir Indonesia paling menonjol terjadi pada abad ke-20 dengan banyaknya tafsir yang ditulis pada setiap provinsi, termasuk Tafsir di Jawa Barat. Bahkan Howard M. Fiderspiel mengemukakan karya tafsir paling banyak publikasi adalah tafsir berbahasa Sunda dan Jawa. Dalam konteks Jawa Barat, terdapat tiga basis kelompok yang mempengaruhi perkembangan Islam dapat diidentifikasi berdasarkan karya Tafsir Abad ke-20, yakni basis intelektual, basis pesantren, dan basis komunitas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Historis-Sosiologis dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini meneguhkan Tafsir Sunda sebagai tafsir yang berkembang di Jawa Barat memiliki keragaman penafsiran berdasarkan basis kelompok yang berbeda sehingga menghasilkan tujuan penafsiran dan bentuk penafsiran yang berbeda. Pertama, basis intelektual  menggunakan aksara roman, tersebar di masyarakat perkotaan, kritis terhadap paham-paham tradisional. Kedua, basis Pesantren, tersebar di lingkungan pesantren & sekitarnya, menggunakan aksara pegon, meneguhkan paham-paham tradisional, mengkritik pemikiran pembaharu, dan ketiga, basis Komunitas mempertemukan nilai-nilai budaya dengan ajaran Islam.