Suharyono, Suharyono
Jurusan Teknologi Hasil pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinacea L.) DAN PENAMBAHAN KARAGENAN SEBAGAI PENGENYAL ALAMI Melda Safitri; Suharyono Suharyono; Dyah Koesoemawardani; Fibra Nurainy
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 1 (2023): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i1.7133

Abstract

Tepung garut merupakan salah satu jenis tepung yang berpotensi menjadi substitusi dalam pembuatan mi basah. Tepung garut memiliki kelemahan yaitu tidak mengandung gluten sehingga perlu dilakukan penambahan bahan pengenyal alami berupa karagenan untuk memperbaiki karakteristik mi basah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi karagenan pada pembuatan mi basah substitusi tepung garut dan mendapatkan konsentrasi terbaik dari penambahan karagenan yang menghasilkan mi basah substitusi tepung garut dengan sifat sensori dan fisik paling baik serta karakteristik kimia sesuai SNI 2987-2015. Penelitian ini disusun secara non-faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4 kali ulangan. Pada penelitian ini digunakan formulasi karagenan dengan 6 taraf konsentrasi (0%; 2%; 4%; 6%; 8%; 10%) dari total tepung. Data yang diperoleh diuji kesamaan ragamnya dengan uji Barlett dan kemenambahan data diuji Tuckey. Data kemudian dianalisis sidik ragam dan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Pada penelitian ini, mi basah substitusi tepung garut dengan konsentrasi karagenan 10% (B6) merupakan perlakuan terbaik yang memiliki kadar air 63,63%, kadar abu tak larut asam 0,04%, kadar protein 5,22%, cooking loss 8,74% dan daya serap air 102,97%, warna putih gading, rasa sedikit asin, tekstur kenyal dan aroma agak tepung.
ANALISIS KADAR ASAM KLOROGENAT DAN KAFEIN BERDASARKAN PERBEDAAN LOKASI PENANAMAN DAN SUHU ROASTING PADA KOPI ROBUSTA (C. canephora Pierre) M Rakha Pradipta Virhananda; Erdi Suroso; Fibra Nurainy; Suharyono Suharyono; subeki subeki; Wisnu Satyajaya
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 2 (2022): JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i2.6361

Abstract

Kopi memiliki senyawa kimia seperti kafein dan asam klorogenat. Kandungan senyawa kimia dalam kopi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat kematangan, tempat tanam, dan penanganan pasca panen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketinggian lokasi tanam terhadap kadar senyawa asam klorogenat dan kadar kafein kopi robusta serta untuk mengetahui perbedaan suhu roasting terhadap kadar asam klorogenat dan kadar kafein kopi robusta. Penelitian disajikan secara deskriptif dengan menggunakan 2 faktor. Faktor pertama yaitu perbedaan ketinggian lokasi tanam, yang terdiri K1 (Lampung Barat), K2 (Tanggamus), dan K3 (Way Kanan). Faktor kedua adalah suhu roasting, yang terdiri dari 2 level yaitu T1 (180oC), dan T2 (240oC). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi lokasi penanaman maka akan semakin tinggi kandungan kafein dan asam klorogenat biji kopi yang dihasilkan, sedangkan semakin tinggi suhu penyangraian maka kandungan kafein dan asam klorogenat biji kopi yang dihasilkan akan semakin rendah
FORMULASI GLISEROL DAN CMC DALAM PEMBUATAN BIODEGRADABLE FILM BERBASIS SELULOSA DAUN NANAS (Ananas comosus) FORMULATION OF GLYCEROL AND CMC IN MAKING BIODEGRADABLE FILM PINEAPPLE LEAF BASED (Ananas comosus) Zulferiyenni Zulferiyenni; Maulida Melvina Putri; Suharyono Suharyono; Fibra Nurainy
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v2i2.8029

Abstract

Pineapple leaves contain 69.5-71.5% cellulose, which can be used as raw material to make biodegradable films. This study aimed to obtain the best formulation of glycerol and CMC for biodegradable films of pineapple leaves. This research used the triplo method to collect data three times in one sample. Samples are selected based on the best visual appearance and indicated by the few flocs in the sample. The treatment was composed of 6 formulations which were formulations of glycerol and CMC, namely P1 (0%:1%), P2 (0,5%:1,5%), P3 (1%:2%), P4 (1,5%:2,5%), P5 (2%:3%), P6 (2,5%:0%). The data on tensile strength, percent elongation, water vapour permeability, thickness, testing biodegradability and room temperature resistance is presented in pictures and will be discussed descriptively. Formulation of glycerol 1,5% and CMC 2,5% produces the best characteristics of biodegradable films with a tensile strength value of 113,52 MPa, a percent elongation value of 12,71%, and a thickness value of 0,18 mm. Biodegradable film pineapple leaves have a water vapour permeability value of 24,03 (g/m2/hour), biodegradability for 5 weeks and resistance to room temperature for 5 weeks without being overgrown by fungi.
PENGARUH CMC DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PROFIL STABILITAS EMULSI (O/W) MENGGUNAKAN SANTAN KELAPA YANG DICAMPUR EMULSIFIER PRODUK ETANOLISIS PKO DAN TWEEN 80 Lani Yuniarti; Murhadi Murhadi; Suharyono Suharyono; Sri Hidayati
Jurnal Agroindustri Berkelanjutan Vol 1, No 1 (2022): Jurnal Agroindustri Berkelanjutan
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jab.v1i1.5674

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CMC dan lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya dalam mempertahankan stabilitas emulsi santan yang menggunakan campuran emulsifier produk etanolisis PKO dan tween 80.  Penelitian dilakukan secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan.  Faktor tersebut terdiri dari : konsentrasi CMC terhadap santan yang menggunakan campuran emulsifier produk etanolisis PKO dan tween 80 terdiri dari 8 taraf yaitu 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8; 1%; 1,2% dan 1,4% b/v (A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, dan A8), dan faktor lama penyimpanan terdiri dari 6 taraf yaitu 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 120 jam (B1, B2, B3, B4, B5 dan B6). Data yang dianalisis homogenitas (Barlett) dan kemenambahan (Tukey) datanya kemudian dianalisis dengan sidik ragam untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan pada taraf nyata 5% dan 1%.  Kemudian data yang diperoleh juga akan diuji lanjut dengan uji OP (Ortogonal Polinomial) pada taraf 5% dan 1%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan penambahan CMC dan lama penyimpanan terdapat pengaruh nyata pada taraf 5% terhadap nilai daya stabilitas emulsi santan.  Kombinasi penambahan CMC dan lama penyimpanan terbaik dihasilkan pada perlakuan A7B4 (Penambahan CMC 1,2% dan penyimpanan selama 3 hari) dengan nilai rata-rata 96,67% serta memiliki warna dengan nilai rata-rata 4,18 (Putih Kekuningan), aroma dengan nilai rata-rata 3,35 (Asam), penampakan dengan nilai rata-rata 3,05 (Muncul Gelembung), dan nilai pH rata-rata 4,71.