Vestabilivy, Evi
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Tenaga Kesehatan pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Jatiluhur Vestabilivy, Evi; Sinaga, Tiurma Saveria Boro
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 9 No 35 (2022): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v9i35.352

Abstract

Kelelahan kerja merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap orang, yang telah tidak sanggup lagi untuk melakukan kegiatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja tenaga kesehatan pada masa pandemi Covid-19, jenis penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, desainnya digunakan adalah crossectional study, dengan subyek penelitian adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Jatiluhur, Bekasi. Proses penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2021 di Puskesmas Jatiluhur. Jumlah populasi sebanyak 48 responden dan sampel 48 responden. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling. Variabel independennya; jenis kelamin, usia, masa kerja, unit kerja, asupan gizi, beban kerja dan variabel dependennya kelaham kerja. Hasil penelitian menunjukan rata rata responden berjenis kelamin perempuan (n=39) berusia 26-35 tahun (n=24) dengan masa kerja >3 tahun (n=25) bekerja diunit kerja kategori medis (n=31) memiliki asupan gizi baik (n=44) dan beban kerja kategori berat (n=38). Responden yang mengalami kelelahan kerja kategori sedang (n=14) kelelahan kerja kategori tinggi (n=34). Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kelelahan kerja dengan p-value sebesar 0,001, masa kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p-value sebesar 0,037, unit kerja dengan kelelahan kerja dengan p-value sebesar 0,000, beban kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai p- value sebesar 0,002. Variabel yang lain tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Perlu diberikannya pelatihan dan kenyamanan dalam bekerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Jatiluhur dalam mengatasi kelelahan kerja.
Pengaruh Suhu Udara dan Pencahayaan di Ruangan Kelas Terhadap Kejadian Sick Building Syndrome pada Mahasiswa STIKes Persada Husada Indonesia Vestabilivy, Evi; Li Hadien, Charera Sapoetra
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 36 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i36.359

Abstract

Sick Building Syndrome (SBS) atau sindrom gedung sakit sudah dikenal sejak tahun 1970. Sick Building Syndrome (SBS) menjadi masalah kesehatan akibat lingkungan kerja yang berhubungan dengan buruknnya kualitas udara dalam ruangan, IAQ dan ventilasi pada gedung perkantoran. World Health Organization (WHO) tahun 1984 melaporkan 30% gedung baru diseluruh dunia memberikan keluhan pada pekerjanya dihubungkan dengan IAQ (DITA, 2019). Penelitian ini dilakukan setelah pandemi Covid-19 mereda, mahasiswa telah melakukan kegiatan belajar secara tatap muka. Dalam sehari mahasiswa melakukan aktivitas didalam kampus sekitar 2-6 jam, mahasiswa melakukan aktivitas pekerjaan di dalam ruangan selama 2-6 jam. Adapun keluhan SBS yang sering di temukan adalah pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, iritasi mata, tenggorokan kering, sulit berkonsentrasi, kedinginan, dll. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan dan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 122 orang dan menggunakan total sampling sebanyak 122 orang. Hasil penelitian menunjukan rata – rata usia 20 – 29 tahun yang merasakan gejala SBS (n=30) tidak merasakan gejala SBS (n=41). Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan gejala SBS dengan nilai p-value sebesar 0.018 (< 0.05).
Gambaran Pasien Yang Mengalami Hipervolemia dengan Gagal Ginjal Kronik: Studi Kasus di RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi Siska, Bunga; Vestabilivy, Evi
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 38 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesa
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i38.371

Abstract

Gagal Ginjal Kronik yaitu penyakit ginjal tahap akhir bersifat progresif dan irreversible. Data yang diperoleh dari medical record jumlah pasien dengan GGK di RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi pada bulan Januari sampai Maret 2023 mencapai 122 pasien. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami hipervolemia dengan GGK di RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi. Desain penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif. Partisipan dalam kasus ini 2 pasien dengan diagnosa medis dan jenis kelamin yang sama. Asuhan keperawatan dilaksanakan selama 3 hari. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil edema pada ekstremitas, respirasi abnormal, gatal bintik merah, pemeriksaan laboratorim hemoglobin hematokrit menurun, ureum kreatinin meningkat serta USG abdomen. Berdasarkan pengkajian diperoleh 5 diagnosa keperawatan dengan 4 diagnosa yang sama, yaitu hipervolemia berhubungan dengan penurunan filtrasi ginjal, perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan uremia dan ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi terkait pengobatan hemodialisa. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam yaitu monitoring intake output, maka diagnosa pada Tn. R dan Tn.C belum teratasi. Adapun kesenjangan dari kedua pasien, pada Tn. R adanya masalah keperawatan pola nafas tidak efektif dibuktikan dengan respirasi meningkat. Pada Tn. C nyeri akut dibuktikan dengan skala nyeri 6. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan mengumpulkan dan memvalidasi data yang lengkap sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien yang Mengalami Pola Nafas Tidak Efektif dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Vestabilivy, Evi; Natalia, Cindi Putri
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 39 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i39.379

Abstract

Gagal jantung kongestif adalah gangguan fungsi jantung yang mengalami kegagalan dalam memompa darah untuk kebutuhan sel-sel tubuh (Nurlaela, 2017). Tujuan umum Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami pola nafas tidak efektif dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif pendekatan studi kasus dengan intervensi pemberian terapi oksigen dan posisi semifowler. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ruang Tulip RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi mulai Januari sampai Maret 2023 mencapai 52 pasien. Partisipan dalam penelitian ini adalah 2 orang pasien dan keluarga serta 1 orang perawat. Waktu pengumpulan data yaitu pada tanggal 10-14 April 2023. Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak, bengkak pada ekstremitas, sulit tidur dan cepat lelah. Hasil pengkajian ditemukan terdapat 4 diagnosa keperawatan pada Tn S dan 5 diagnosa keperawatan pada Tn E. Adapun diagnosa keperawatan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi. Pada tahap perencanaan, penulis menetapkan tujuan, kriteria hasil dan intervensi dengan kriteria waktu 3x24 jam. Pada pelaksanaan memonitor pola nafas, memonitor frekuensi dengan hasil 20x/menit, memberikan terapi oksigen 4 lt/menit, dan memberikan posisi semifowler. Pada tahap evaluasi dari empat diagnosa Tn. S dan lima diagnosa Tn. E sudah teratasi sesuai dengan kriteria hasil. Kesimpulan bahwa tindakan pemberian terapi oksigen dan pengaturan posisi semifowler efektif dalam mengatasi masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. Saran untuk peneliti selanjutnya dapat memberikan informasi lebih lanjut, sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang gagal jantung kongestif.
Asuhan Keperawatan pada Tn. R dan Tn. M yang Mengalami Penurunan Curah Jantung dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Anggraeni, Selva; Vestabilivy, Evi; Fatkhurrohman, Mohammad
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 40 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i40.388

Abstract

Congestive heart failure is defined as the inability of the heart to pump blood in sufficient quantities to meet the tissue's need for oxygen so that metabolism decreases. Based on Riskesdas data in 2018 the estimated number of heart failure sufferers was as much as 1.5% or around 29,550 people While in 2013 it was 0.5%, this shows an increase in the number of heart failure sufferers in Indonesia. This study aims to obtain an overview of the implementation of nursing care in patients with Congestive Heart Failure at dr. Chasbullah Abdulmadjid Hospital Bekasi City. Theresearch used in the preparation of this scientific paper is qualitative, descriptive, case study approach with intervention. The participants in this case were patients at dr. Chasbullah Abdulmadjid Hospital Bekasi City. The characteristics of patients who were the subjects of this study were patients who had been diagnosed with congestive heart failure and had the same nursing problem, namely decreased cardiac output. The results of the study showed complaints of tightness, coughing, fatigue during activities, edema, defecate difficulty and complaining of difficulty sleeping. Based on these data, 6 diagnoses were found in Mr. R and 5 diagnoses in Mr. M, 5 of which had similaritiessuch as decreased cardiac output, ineffective breathing patterns, hypervolemia, activity intolerance and constipation. Another diagnosis is sleep pattern disturbance. The main planning carried out on both patients is monitoring vital signs, monitoring oxygen saturation, and fluid restriction. The main nursing action performed on both patients was Semi-Fowler positioning. The evaluation obtained after treatment for 3 x 24 hours is that the decrease in cardiac output has not been resolved because both patients still complain of fatigue.
Asuhan Keperawatan Pada Nn. R dan Nn.I Yang Mengalami Masalah Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran Pada Skizofrenia Paranoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Fitriningsih, Falia Al; Prihatini, Fitria; Vestabilivy, Evi
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 40 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i40.389

Abstract

Paranoid schizophrenia is a neurological disease with the main symptoms of extreme spectacles accompanied by delusions of greed or grandiosity. Hallucinations are one of the sensory perception disorders, where there is a five-sensory experience without any sensory stimulation or a false sense perception. Auditory hallucinations are hearing voices or complete conversations between two or more people in which the patient is told to do something that is sometimes dangerous. Auditory hallucinations are influenced by 2 factors, namely predisposition and precipitation. The research used is a qualitative descriptive research method with intervention. From the results of the study, it was found that Ms.R's predisposing factors were socio-cultural and environmental, while Ms.I's were psychological, socio-cultural, and environmental. The precipitating factors for both patients are biological, psychological, and socio-cultural. There were 7 similar deaths found in Ms. In the planning, implementation strategies were carried out for sensory perception disorders, auditory hallucinations, and self-care deficits in both patients. Both patients can carry out strategies for controlling hallucinations, rebuking them by drinking, controlling hallucinations by taking medication and implementing strategies for self-care deficits. After breastfeeding treatment, patients can control hallucinations by shouting, taking the medication regularly, having conversations, and carrying out activities as well as maintaining personal hygiene and grooming. Advice to nurses to continue to carry out therapeutic communication with patients.
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir Normal dengan Gangguan Resiko Penurunan Suhu Tubuh di RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Nur Fikri, Nanda Fahmi; Umar, Ahmad Farid; Vestabilivy, Evi
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 41 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i41.397

Abstract

Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Angka kematian bayi baru lahir di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Hipotermi merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir di negara berkembang. Asuhan Keperawatan pada klien dengan resiko penurunan suhu tubuh di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid dilaksanakan pada tanggal 10 April 2023 – 14 April 2023. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir dengan masalah resiko penurunan suhu tubuh. Dalam rangka penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode kualitatif, deskriptif dengan intervensi, dan proses keperawatan yang meliputi pengkajian sampai evaluasi. Tehnik yang digunakan adalah wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan status klien. Dari Asuhan Keperawatan yang sudah dilakukan, ditemukan 3 diagnosa yang sama pada kedua klien yaitu resiko tinggi penurunan suhu tubuh: hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar Rahim, Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan cairan, dan Resiko tinggi terjadinya infeksi berrhubugan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. Pada ketiga diagnosa tersebut dilakukan 1 tindakan keperawatan yaitu melatih ibu cara menghangatkan bayi dengan cara metode kangguru untuk mencegah bayi hipotermi. Didapatkan evaluasi ke 3 diagnosa tersebut pada klien Bayi Ny. A dan Bayi Ny. D dengan 3 diagnosa yang belum terjadi dan diharapkan tidak terjadi. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan lagi bagaimana cara mencegah terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi baru lahir.
Asuhan Keperawatan pada Ny. K dan Ny. N yang Mengalami Nyeri Akut dengan Unstable Angina Pectoris di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Bella, Silsa; Vestabilivy, Evi; Fatkhurroman, Mohammad
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 42 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i42.402

Abstract

Unstable Angina Pectoris is a condition that disrupts the heart's ability to pump blood. Angina Pectoris is a condition of chest pain or discomfort caused by coronary artery disease. The general aim of this research is to obtain an overview of the implementation of nursing care for patients experiencing acute pain with unstable angina pectoris. This research design uses descriptive qualitative research with a case study approach with intervention using rhythmic breathing techniques. Participants in this case were patients at Dr. Chasbullah Abdulmadjid Regional Hospital, Bekasi City, namely 2 patients, 2 family members, and 1 nurse and patients aged 19 years to 70 years. The characteristics of the patients who were the subjects of this research were patients who had been diagnosed with Unstable Angina pectoris and had the same nursing problem, namely acute pain. The results of the assessment showed complaints of chest pain, shortness of breath, headaches. Based on this data, 4 similar diagnoses were found. Nursing diagnosis for Mrs. K and Mrs. N is acute pain, ineffective breathing patterns related to hyperventilation, activity intolerance, anxiety. Another diagnosis for Mrs. N is sleep pattern disturbance. The main planning carried out by Mrs. K and Mrs. N encourage deep breathing and monitor the pain scale. The aim is to carry out 3 x 24 hours for each nursing diagnosis. The main nursing action taken to reduce pain is the rhythmic breathing distraction technique. Evaluation, the acute pain nursing problem has been resolved. In carrying out nursing care for clients with angina pectoris, it is recommended to use rhythmic breathing distraction techniques more effectively.
Asuhan Keperawatan pada Ny. V dan Ny. S yang Mengalami Isolasi Sosial dengan Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Lissa, Agnesia; Prihatini, Fitria; Vestabilivy, Evi
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 43 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i43.405

Abstract

Schizophrenia is a mental disorder characterized by gross deviations and discrepancies in thinking, accompanied by abnormal emotional expression. Social isolation refers to disturbances in interpersonal relationships where individuals show symptoms of withdrawal and are not interested in interacting with other people. The aim of this research is to obtain an overview of nursing care for patients who experience social isolation problems with schizophrenia. This research design uses a qualitative approach with case study analysis. Participants in this study were 2 social isolation patients and nurses at RSJ Dr Soeharto Heerdjan. The medical diagnosis in both patients was schizophrenia (F.20). After conducting the assessment, the author found 6 nursing diagnoses that were the same in both patients, namely hallucinations, social isolation, low self-esteem, ineffective individual coping, ineffective therapy regimen, and risk of violent behavior, and one different diagnosis, namely self-care deficits found in Mrs. V. The objectives and outcome criteria for social isolation nursing care are achieved, namely that both patients can build a relationship of mutual trust, state the causes of withdrawal, state the advantages of social relations and the disadvantages of withdrawing, and can carry out social relations gradually.