Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERTUMBUHAN OPTIMAL BAKTERI LAUT PSEUDOMONAS AERUGINOSA LBF-1-0132 DALAM SENYAWA PIREN Safitriani, Safitriani; Thontowi, Ahmad; Yetti, Elvi; Suryani, Suryani; Yopi, Yopi
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 13, No 1 (2017): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v13i1.3100

Abstract

ABSTRACTPyrene is a high molecular weight chemical compound belongs to polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs) group that are difficult to degrade by environment. Biodegradation techniques using indigenous marine bacteria are used to be as an effort to reduce pollutants that are carsinogenic. The objectives of this research are to screen of 18 marine bacteria isolates qualitatively by sublimation method and quantitatively by growth test and to optimize degradation activity of marine bacteria isolates by pyrene concentration and cell concentration. Identification by 16S rDNA and phylogenetic tree analysis were conducted to determine the molecular basis of bacterial identity. The result of sublimation showed that 15 isolates were positive result for pyrene degradation and classified to 3 groups. The first group consisted of 5 isolates that can produce clear zone, while the second group are 5 isolates with isolate color changes. The third group have both of activities. Growth test showed that isolate LBF-1-0132 has high potency to degrade pyrene compound. Isolate LBF-1-0132 is capable of degrading pyrene compounds optimally at concentration of 600 ppm and optimum cell concentration of 20. Based on 16S rDNA gene analysis, isolate LBF-1-0132 is Pseudomonas aeruginosa with 98% identity.Keywords :pyrene, marine bacteria, optimization, 16S rDNA identification
Peran parental buying behavior dan brand experience terhadap loyalitas merek pada remaja rantauan Safitriani, Safitriani; Astiti, Dewi Puri
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.923 KB)

Abstract

Individu telah terkena paparan merek dari suatu produk sejak kecil oleh orangtua. Merek produk yang orangtua gunakan juga digunakan individu sejak kecil hingga dewasa. Hal ini dapat menimbulkan sikap loyal individu terhadap suatu merek produk tertentu yang umumnya disebut loyalitas merek. Loyalitas merek merupakan variabel penting bagi produsen yang diharapkan dimiliki oleh setiap konsumen. Loyalitas merek muncul pada diri konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal yang tidak dimiliki sejak lahir. Loyalitas merek akan sangat mempengaruhi sikap seorang konsumen terhadap produk dengan merek tertentu. Pengalaman dan hasil pembelajaran mempengaruhi loyalitas merek konsumen terhadap suatu merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran parental buying behavior dan brand experience terhadap loyalitas merek remaja rantauan di Indonesia. Subjek pada penelitian ini berjumlah 188 remaja rantauan di Indonesia. Alat ukur penelitian ini menggunakan skala loyalitas merek, skala parental buying behavior, dan skala brand experience. Hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan nilai R = 0,584 (p < 0,05) dan R2 = 0,341 sehingga dapat disimpulkan bahwa parental buying behavior dan brand experience secara bersama-sama berperan sebesar 34,1% terhadap loyalitas merek remaja rantauan di Indonesia. Koefisien beta terstandarisasi dari parental buying behavior menunjukkan nilai sebesar 0,168 dan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,007 (p < 0,05) yang berarti bahwa parental buying behavior berperan secara signifikan terhadap loyalitas merek. Koefisien beta terstandarisasi dari brand experience menunjukkan nilai sebesar 0,519 dan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa brand experience berperan secara signifikan terhadap loyalitas merek.
SCIENTIFIC ATTITUDE AND THEIR RELATIONSHIP WITH STUDENTS' SCIENCE LITERACY IN JUNIOR HIGH SCHOOL Arsyad, Arsyad; Safitriani, Safitriani
ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/academia.v5i2.4979

Abstract

ABSTRACT Current education emphasizes the development of scientific attitudes such as curiosity, objectivity, and critical thinking as provisions for facing global challenges. These scientific attitudes play an important role in improving the scientific literacy of junior high school students because they encourage an understanding of science as a process of thinking and evidence-based investigation. This study aims to provide an overview of the profile of the scientific attitude ability and scientific literacy ability of students in Junior High School. The approach used in this research is quantitative with the sampling technique being total sampling. Based on the data that has been obtained, followed by the discussion described above, at the end of the study it can be concluded that the profile of the scientific attitude ability and scientific literacy ability of students in Junior High School, is dominated by students (students) with the ability of scientific attitudes with the category "good" as much as 38.16%, the "very good" category as much as 30.26%, the "medium" category as much as 22.37%, and as much as 9.21% for the "low" category. As for science literacy ability, it is dominated by students with the ability in the "good" category as much as 35.53%, the ability in the "very good" category as much as 32.89%, the "moderate" category as much as 21.05%, and the remaining 10.53 % categorized as “low”. Based on the results of the correlation test, it can also be concluded that there is a significant correlation between the ability of scientific attitudes and the ability of students' scientific literacy. Therefore, it shows that the ability of scientific attitudes has a significant effect on students' scientific literacy skills. ABSTRAK Pendidikan saat ini menekankan pengembangan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, objektivitas, dan berpikir kritis sebagai bekal menghadapi tantangan global. Sikap ilmiah ini berperan penting dalam meningkatkan literasi ilmiah siswa SMP karena mendorong pemahaman sains sebagai proses berpikir dan penyelidikan berbasis bukti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil kemampuan sikap ilmiah dan kemampuan literasi sains siswa SMP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Berdasarkan data yang telah diperoleh, dilanjutkan dengan pembahasan yang telah diuraikan di atas, pada akhir penelitian dapat disimpulkan bahwa profil kemampuan sikap ilmiah dan kemampuan literasi sains siswa SMP, didominasi oleh siswa (peserta didik) dengan kemampuan sikap ilmiah dengan kategori “baik” sebanyak 38,16%, kategori “sangat baik” sebanyak 30,26%, kategori “sedang” sebanyak 22,37%, dan sebanyak 9,21% untuk kategori “rendah”. Sedangkan untuk kemampuan literasi sains didominasi oleh siswa dengan kemampuan pada kategori “baik” sebanyak 35,53%, kemampuan pada kategori “sangat baik” sebanyak 32,89%, kategori “sedang” sebanyak 21,05%, dan sisanya sebesar 10,53% berkategori “rendah”. Berdasarkan hasil uji korelasi juga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan sikap ilmiah dengan kemampuan literasi sains siswa. Dengan demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan sikap ilmiah berpengaruh signifikan terhadap kemampuan literasi sains siswa.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN CRITICAL AND CREATIVE THINKING SISWA SMP Arsyad, Arsyad; Safitriani, Safitriani
EDUCATOR : Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/educator.v5i1.4982

Abstract

ABSTRACT The learning process in Indonesia continues to change to find effective strategies, but there are still many students who have low absorption of the material. This requires teachers to create active, creative learning and encourage students' critical thinking skills. This study aims to provide an overview of the level of influence of the CTL learning model on the creative and critical thinking skills of SMP N 16 Jambi City students. The approach used in this research is quantitative with the sampling technique is total sampling. The CTL learning model shows positive results on students' creative and critical thinking skills, with the category of "very good" as much as 31.11% and "good" 35.56%. Meanwhile, students' creative and critical thinking skills are also dominated by the category of "very good" at 35.56% and "good" at 37.78%. There is a significant correlation between the use of the Contextual Teaching and Learning (CTL) learning model and students' creative and critical thinking skills, which means that the better the application of the CTL model, the higher the students' thinking skills in both aspects. This shows that the CTL model is able to create contextual and meaningful learning situations, thus encouraging students to be more active, involved, and able to develop ideas and solve problems logically and creatively. ABSTRAK Proses pembelajaran di Indonesia terus mengalami perubahan untuk menemukan strategi yang efektif, namun masih banyak siswa yang memiliki daya serap rendah terhadap materi. Hal ini menuntut guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang tingkat pengaruh model pembelajaran CTL terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa SMP N 16 Kota Jambi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuntitatif dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Model pembelajaran CTL menunjukkan hasil positif terhadap kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa, dengan kategori “sangat baik” sebanyak 31,11% dan “baik” 35,56%. Sementara itu, kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa juga didominasi oleh kategori “sangat baik” sebesar 35,56% dan “baik” sebesar 37,78%. Terdapat korelasi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kemampuan berpikir kreatif serta kritis siswa, yang berarti semakin baik penerapan model CTL, maka semakin tinggi pula kemampuan berpikir siswa dalam kedua aspek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model CTL mampu menciptakan situasi belajar yang kontekstual dan bermakna, sehingga mendorong siswa untuk lebih aktif, terlibat, dan mampu mengembangkan ide serta pemecahan masalah secara logis dan kreatif.