Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

IDENTIFIKASI RASIO PARAMETER KAPAL PENUMPANG CATAMARAN BERBAHAN FRP hardjono, Soegeng
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12 No. 3 (2010)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.928 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v12i3.862

Abstract

Parameter ratios are important information for the ship designer in the preliminary design stages. They can be used as a tool to identify the main parameter of vessel and their other technical characteristics. The information about parameter ratios of mono-hull vessel is currently available in Naval Architecture literatures, but it is not the case for the type of twin-hull vessel called catamaran. Having conducted technical analysis in this research, it has been identified that parameter ratios of passenger catamaran vessel made of FRP has values of L / B ratio from 2.52 up to 3.7, L / D ratio from 5.25 up to 11:24, slenderness ratio (Lwl/BwL) from 9 up to 12. Other values of various parameter ratios like B/T, D/T, L /√ L, and Displacement/L are also discussed.
STUDY ON THE FAST MISSILE CRAFT OF 60 M ON THE SEASTATE CONDITION OF THE WEST AND EASTERN INDONESIAN WATER hardjono, soegeng
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri Vol 11, No 3 (2017): Majalah Ilmiah Pengkajian Industri
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.643 KB) | DOI: 10.29122/mipi.v11i3.1776

Abstract

Recently, Indonesian Navy is developing warship fleet by constructing Fast Missile Craft (KCR) 60M. The performance of KCR 60M  depends on the wave height of Indonesian waters. It needs to perform research on the maximum wave height for the ship length of KCR 60M and the minimum ship length of KCR 60M to cope with the highest extrem waves by statistical methods and empirical formula. The analysis result shows that KCR 60M can operate at a maximum wave height of 4,73m. Since the wave height of Indonesian water is less than 4,73m, then KCR 60M can operate throughout the year, except in Desember and January in the North areas of Indonesia near the South China Sea border due to the moonsun Asia. However, the existency of the extrem wave height 4,3m cause KCR 60M unable to operate whether in the North or South Equators as well as Inter-island waters. KCR 60M also unable to operate in the whole Naval Main Base (Lantamal) from Lantamal II (Padang) up to Lantamal XIV (Sorong). Based on the average extreme wave height of 5,1m, it can be determined that KCR 60M capable of operating has a minimum ship length of about 70m.
Analisa Penentuan Dimensi Utama Kapal Perintis Semi Kontainer 100 Teus Untuk Transportasi Tol Laut Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 2 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.589 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v28i2.694

Abstract

Pemerintah telah mencanangkan untuk membangun 15 (lima belas) kapal semi kontainer dengan kapasitas 100 TEUs sebagai bagian dari program pembangunan 100 kapal dalam berbagai jenis dalam periode 2015 hingga 2017. Tipe kapal ini direncanakan untuk membangun konektivitas antara pelabuhan besar terutama di pulau Jawa dengan pelabuhan-pelabuhan kecil di pulau-pulau terpencil dalam rangka pelaksanaan program tol-laut untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, Pemerintah belum memiliki desain kapal semi kontainer dengan kapasitas 100 TEUs. Untuk membantu dalam memberikan informasi, penelitian ini telah dilakukan untuk menentukan dimensi utama kapal semi container 100 TEUs dengan menggunakan analisa statistik dan rumus regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi utama kapal semi kontainer 100 TEUs dapat diuraikan sebagai berikut: panjang kapal (Lpp) sekitar 77,2 m, lebar (B) 13,98 m, kedalaman (D) 6,31 m, draft (T) 4,44 m, kecepatan servise 11,5 knots, dan kekuatan mesin utama 2.294 HP. Kata kunci : Tol laut, analisa statistik, dimensi utama kapal, kapal semi kontainer 100 TEUs.
Kajian Komparasi Ukuran Utama Kapal Penumpang Catamaran Antara Bahan FRP Dan Aluminium Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 24 No. 1 (2012): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2199.312 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v24i1.981

Abstract

ABSTRACTIn general, design of Cata111ara11 passe11ger boats have been mostly made of FRP or aluminum materials. Tl1e sclectio11 of FRP or Aluminum material has an influence on the value of the lioats main di111msio11s, especially relating to the draft, speed, power, passenger capacity and displacement. HaPi11g m1alyzcd tile 111ain dimensions of both FRP and aluminum boats for the same passenger capaci~/ by using parametric ratio and regression analysis, It has been found that the majorihJ of boat main dimension values of FRP Catamaran is larger, among others,are 49 % for the lengtll (L), 0.34% for the breadth (B), 47% for the high (D), 62% for the speed (V), and 74% for tile engine power (HP). However, the other dimensions of FRP Catamaran namely the draft (T) and the displacement are 0.86% and 34%smaller respectively. For thesame value of length for both types of boats, the result of statistical analysis stated that most of tile major dimension of Aluminiun1 Catamaran boats appears to be larger, among others, are about 48% for tile breadth  B), 1 % for the high (D), 50% for the draft (f), 130% for th Displacement (weight of the ship), 20% for HP (engine power) and 48% for passenger capacity. Hmvever, speed (V) and engine power (HP) of FRP Catamaran boats are 33% and 20% higher respectively.Key Words:. Comparison, main dimensions, passenger Catamaran, FRP, Aluminum
Analisa Komparatif Pengaruh Pertambahan Panjang dan Lebar Kapal Terhadap Lightweight Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 1 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.502 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v29i1.324

Abstract

Penentuan ukuran utama kapal khususnya pada dimensi panjang (Lpp) dan lebar (B) kapal pada tahap preliminary design mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai Lwt, biaya produksi dan harga kapal. Hal ini kerap menjadi bahan diskusi serius antara owner dan designer. Untuk mengetahui seberapa besar perubahan Lwt yang terjadi akibat perubahan panjang dan lebar kapal, maka perlu dilakukan penelitian terhadap berat Lwt akibat perubahan panjang dan lebar kapal untuk kapal dengan panjang lebih kecil 100meter menggunakan sistem konstruksi melintang dan kapal lebih besar 100 meter dengan sistem konstruksi memanjang dengan metode analisa statistik melalui formula regresi polynomial. Hasil analisa menunjukkan bahwa pertambahan Lwt akibat pertambahan dimensi lebar kapal (B) per meter lebih besar bila dibandingkan pertambahan Lwt akibat pertambahan dimensi panjang kapal (Lpp) yaitu 30% berbanding 12% untuk kapal lebih kecil100m dan 21% berbanding 17% untuk kapal lebih besar 100m. Pertambahan Lwt 30% lebih besar dari 12% disebabkan kapal dengan Lpp lebih kecil 100 m menggunakan konstruksi sistem melintang yang mempuyai berat struktur lebih besar untuk panjang kapal yang sama.
Analisa Ketinggian Gelombang yang Sesuai untuk Pengoperasian Kapal Cepat Rudal 60m di Perairan Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 30 No. 1 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2163.469 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v30i1.635

Abstract

Saat ini, Angkatan Laut Indonesia sedang memperkuat armada kapal perang dengan pembangunan jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M. Kemampuan operasional KCR 60M tergantung pada ketinggian gelombang perairan Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan kajian penentuan tinggi gelombang maksimum yang bisa dilalui oleh KCR 60M dan penentuan panjang KCR minimum untuk mengatasi gelombang ekstrim tertinggi dengan metode statistik dan formula pendekatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa KCR 60M dapat beroperasi p
Analisa Ukuran Utama Kapal General Cargo yang Sesuai dan Aman untuk Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 3 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.417 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v27i3.782

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai kondisi gelombang tinggi pada musim-musim tertentu sebagai akibat dari pengaruh angin musiman yaitu angin musim monsun Asia dan monsun Australia. Kedua musim ini mampu menciptakan gelombang laut dengan tinggi antara 3.0 hingga 6.0 meter. Kondisi ini menjadikan ancaman bagi keselamatan armada pelayaran domestik, khususnya armada kapal tipe general cargo yang menduduki urutan kedua kecelakaan di laut menurut data dari KNKT. Untuk mengatasi gelombang tinggi tersebut, maka telah dilakukan penelitian untuk menentukan ukuran utama kapal yang sesuai dan aman untuk gelombang tinggi melalui metode Parametric Ratio Design Approach dari teori Naval Architec dengan suatu asumsi dasar bahwa kapal mempunyai lambung timbul minimum 3 meter seperti direkomendasikan oleh Mahkamah Pelayaran. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa ukuran utama kapal tipegeneral cargo yang sesuai dan aman untuk kondisi gelombang laut tinggi hingga diatas 6 meter adalah kapal dengandisplacement 30.529 tons, panjang (Lbp)185 meter, dengan kecepatan operasional (Vs) 17 knots.
Kajian Karakteristik Desain Kapal Penumpang Yang Sesuai Untuk Perairan Kabupaten Kepulauan Anambas Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 6 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2813.631 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v25i6.751

Abstract

Kabupaten Kepulauan Anambas terletak di Laut Cina Selatan yang merupakan laut terbuka, bergelombang,serta berkarakter kurang bersahabat dengan ketinggian rata-rata 2,5 meter sepanjang tahun dan bahkanmencapai ketinggian ekstrim hingga 4,8 meter pada musim barat antara Desember hingga Februari dimana armada transportasi tidak diizinkan beroperasi demi keelamatan, kecuali dalam cuaca baik dan angintenang. Saat ini armada lautnya hanya berupa kapal kayu bermotor atau kapal cepat berukuran relatif kecildengan kapasitas penumpang hingga maksimum 25 orang. Melalui studi ini, telah ditemukan karakteristikteknis kapal yang sesuai untuk operasional jarak pendek (antar desa dan kecamatan) maupun jarak jauhhingga 400 mil dengan aman dan nyaman. Kapal tersebut adalah kapal jenis Catamaran terbuat dari bahanaluminium dengan panjang 22 meter yang dilengkapi mesin utama 1.640 hp untuk menhasilkan kecepatanservis 27 knot. Kapasitas angkut penumpang berkisar antara 100-140 penumpang dan memiliki draft 1,17meter yang mampu berlayar di ketinggian gelombang 2,5 meter dan mampu berlabuh di pelabuhan dengankedalaman air terbatas seperti Pelabuhan Ladan.
Analisa Daya Mesin Dan Bollard Pull Kapal Tunda Untuk Kapal Peti Kemas Post-Panamax Di Pelabuhan Kalibaru Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 3 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.056 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v28i3.595

Abstract

Pembangunan Pelabuhan peti kemas Kalibaru merupakan perluasan pelabuhan peti kemas Tanjung Priok dengan sarana dan prasarana modern dilengkapi kolam pelabuhan berkedalaman 16 meter untuk labuh kapal-kapal peti kemas berukuran besar hingga kelas post Panamax. Sebagai pelabuhan modern, diperlukan sarana armada kapal tunda dengan daya mesin penggerak dan kekuatan tarik (Bollard Pull) mampu melayani kapal-kapal besar tersebut. Berdasarkan hasil analisa dengan metode statistik dan kurva hubungan antara besarnya displacement atau draught kapal dengan daya mesin tugboat, dapat ditentukan ukuran maksimum kapal peti kemas yang dapat berlabuh di pelabuhan Kalibaru yaitu kapal dengan draught maksimum 14,55 meter, displacement 167.573 ton, kapasitas 9.231 Teus, dan panjang kapal sekitar 323 m sebagai kategori Post Panamax Plus. Lebih dari itu, telah dapat pula ditentukan ukuran kapal tunda yang sesuai untuk layanan penarikan atau penundaan kapal berbobot 167.573 ton tersebut yaitu kapal tunda berkekuatan 5799 HP dan 73 ton bollard pull. Hasil ini telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh otoritas pelabuhan bahwa kapal dengan panjang lebih dari 250 meter harus ditunda oleh 3 (tiga) kapal tunda dengan kekuatan mesin paling rendah 11000 HP dan bollard pull 125 ton.
Analisis Kekuatan Struktur Dermaga Apung untuk Pelabuhan Perintis Kadir, Abdul; Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 31 No. 1 (2019): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2156.615 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v31i1.911

Abstract

Analysis of the Strength of Floating Dock Structures for Pioneer Ports: Geographically, Indonesia's position is very strategic towards trade traffic because it is located between two continents and two oceans. This condition needs to be supported by inter-island transportation facilities and infrastructure including adequate ports. Port planning needs to be adapted to Indonesia's natural conditions which are in the area of the most active tectonic plate fire ring and contribute greatly to the occurrence of earthquakes on earth. One alternative port designs that can be developed is floating docks that are designed and planned to be able to withstand internal loads from the cargo and external loads from the environment in the form of water fills, waves and ship collision forces when anchored. The structure of the floating dock has a dynamic nature where the structure of the pier will be part of the load buoyancy. Thus, the greater the weight of the structure, the smaller the capacity of the dock will be. This paper provides an example of the strength analysis of the structure of the pioneer floating dock using Finite Element Method for stress and strain analysis due to the lateral and vertical loads that occur. The results obtained from the analysis carried out identify that the stress and strain values were still below the allowable critical value which mean that they were still safe.Keywords: Floating dock, loading, strength structure. Secara geografis, posisi Indonesia sangat strategis terhadap lalu lintas perdagangan karena terletak antara dua benua dan dua samudra. Kondisi tersebut perlu didukung oleh sarana dan prasarana transportasi antar pulau termasuk pelabuhan yang memadai. Perencanaan pelabuhan perlu disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia yang berada pada daerah rangkaian cincin api lempeng tektonik paling aktif dan berkontribusi besar terhadap terjadinya gempa bumi. Salah satu alternatif desain pelabuhan yang bisa dikembangkan adalah dermaga apung yang didesain dan direncanakan untuk menahan beban baik beban internal akibat muatan maupun beban eksternal dari lingkungan yang berupa tumpuan air, hempasan gelombang, maupun gaya tumbukan kapal saat sandar. Struktur dermaga apung memilki sifat yang dinamis dimana struktur dermaga akan menjadi bagian dari beban daya apung dermaga, sehingga semakin besar berat struktur maka akan semakin kecil kapasitas dermaga. Tulisan ini memberikan contoh analisis kekuatan struktur dermaga apung perintis yang menggunakan Finite Element Method untuk analisa tegangan dan regangan akibat beban lateral dan vertikal yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari analisa yang dilakukan  yakni bahwa nilai tegangan dan regangan yang didapatkan masih dibawah nilai kritis yang diizinkan sehingga masih dalam kondisi aman.Kata kunci : dermaga terapung, pembebanan, kekuatan struktur.