Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Identifikasi Rasio Dimensi Utama Kapal Kontainer Kelas Small Feeder Untuk Toll Laut Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 4 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v28i4.592

Abstract

Saat ini Pemerintah Indonesia sedang merealisasikan program tol laut yang telah dicanangkan sejak 2015 melalui pengadaan berbagai jenis kapal. Salah satu diantaranya adalah kapal kontainer dengan kapasitas small feeder (≤1000 TEUs) 100 TEUs, 208 TEUs, dan 1000 TEUs. Walaupun demikian, Pemerintah belum mempunyai standar desain khususnya kapal kontainer kelas small feeder. Untuk mewujudkan standar desain, penggunaan rasio dimensi utama kapal sudah lazim digunakan  untuk mengidentifikasi dimensi utama kapal pada tahap preliminary design. Nilai rasio berbeda untuk tipe kapal yang sama tergantung kapasitas kapal. Metode analisa statistik digunakan untuk identifikasi nilai rasio dimensi utama kapal kontainer kelas small feeder guna membantu desainer maupun galangan kapal dalam penentuan dimensi utama kapal. Nilai rasio dimensi utama kapal hasil analisa adalah L/B=5.29-6.17, L/D=10.93-13.21, B/T=2.39-3.26,D/T=1.19-1.43, Froude number V/√g.L= 0.2170.253, Cd (rasio deadweight/Displacement)=0.78-0.98, TEUs/Dwt=0.05-0.07, L/D1/3=5.0-5.4, dan BHP/Displ.V. =0.044-0.060 juga telah diidentifikasi.
Kajian Kelayakan Teknis Dan Ekonomis Pemindahan Kapal Boeing Jetfoil Nyi Ageng Serang Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 22 No. 3 (2010): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v22i3.1077

Abstract

BPPT's Boeing Jet.foil ziessel of Nyi Ageng Sernng (BJ-NAS) /ms recently been lmjng dawn in a riverbank of Indonesian Nmry territon1 in Belmmn, Medizn and not yet been in operation anynwre due toboth engine failure and hull leakage. 11re ziessel condition itself /ms been getting worse since the repairprocess has been facing difficulties in getting engine's spare parts. To cape with this problem, it hasbeen proposed 3 (Three) transfer technique alternatives to bring this vessel back to her home base inPT. PAL Surabm1a. 11wse alternatives are firstly, the ziessel would be laid doz1m on the barge and thenpulled btj tugboat, secondly, the ziessel would be mrried btJ LCT vessel and thirdl.y, the z~ssel wouldbe tied up in the port side of tugboat along the wm1 to Surabm;a. Hm1ing analysed tlwse 3 (three)alternatives both technical and economicnl feasibilities from uiewpoint of infrastructures, facilities,human resource, time, safety, cost and admntngeous criteria, it appears that the third alternativeseems to be the best to be implemented. Howeuer, wmie condition slwuld be taken into Eeriouslyconsideration when dealing with the safety of ship. 771f expected mlm water for ship unden.11m1 toSurabm1a is in betz1~ April and June.Keywords : Boeing Jet.foil vessel, Transfer technique alternatives, Tedino Economic FeasibilihJ
Kajian Design Requirfaient Kapal Waterways Provinsi Dki Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 22 No. 6 (2010): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v22i6.1095

Abstract

Design requirement is stmu:fard requirernent tluzt should be met and carried out before introducing akind of newly transportation mode. Sudi matter luzd e-uer been experienced recently bi; the PravinceGovernment of OKI as tnjing to introduce newly transportation rrwde so called waterways besidebus way as a part of macro transportation sd1eme (PTM). During initial. operation trials, the vesselsJuul faced many difficulties and obstacles because of her unsuitable design. In realih;, the existing rivervessels namely KM K.erapu III and KM K.ernpu IV m~re preuiously used for sen transportation. TI1e1;could not fulfill the conditim1 of existing rirer environment bemuse their design requirement Juul notbeen m1ailnble and azrried out yeL Draft of tllt'se uessels npproxinmtely 0.6 m Juul become obstacle tooperate in the existing river having depth of about 1 meter or even less. After conducting an analysison design requirement for required river transport, it is finally founded that the suitable river vesselwould have a twin-hull vessel as known as catamaran which has a displacement hull h;pe, made ofFRP, with main dimensions of 9.95m length, 3.20111 width, 1.20m depth, 25knots speed, 25 personscapacitt;, 145/rp, and slenderness ratio I.;b=9. Howerier, dredging effort should be recommended tomaintain river depth at least 1 m or e-uen more and 111ake sure that the proposed riessel may runsmoothly during her operation nnd free fro111 dependenci; from open-closed si;stem of water gate inmaintaining the water depth lend.Keywords: Watenuays, West Flood Canal, Catamaran vessel, Principal dimensions, PravinceGovernment of D KI
Analisa Komparatif Pengaruh Pertambahan Panjang dan Lebar Kapal Terhadap Lightweight Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 1 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v29i1.324

Abstract

Penentuan ukuran utama kapal khususnya pada dimensi panjang (Lpp) dan lebar (B) kapal pada tahap preliminary design mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai Lwt, biaya produksi dan harga kapal. Hal ini kerap menjadi bahan diskusi serius antara owner dan designer. Untuk mengetahui seberapa besar perubahan Lwt yang terjadi akibat perubahan panjang dan lebar kapal, maka perlu dilakukan penelitian terhadap berat Lwt akibat perubahan panjang dan lebar kapal untuk kapal dengan panjang lebih kecil 100meter menggunakan sistem konstruksi melintang dan kapal lebih besar 100 meter dengan sistem konstruksi memanjang dengan metode analisa statistik melalui formula regresi polynomial. Hasil analisa menunjukkan bahwa pertambahan Lwt akibat pertambahan dimensi lebar kapal (B) per meter lebih besar bila dibandingkan pertambahan Lwt akibat pertambahan dimensi panjang kapal (Lpp) yaitu 30% berbanding 12% untuk kapal lebih kecil100m dan 21% berbanding 17% untuk kapal lebih besar 100m. Pertambahan Lwt 30% lebih besar dari 12% disebabkan kapal dengan Lpp lebih kecil 100 m menggunakan konstruksi sistem melintang yang mempuyai berat struktur lebih besar untuk panjang kapal yang sama.
Identifikasi Rasio Dimensi Utama Kapal Kontainer Kelas Small Feeder Untuk Toll Laut Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 4 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v28i4.592

Abstract

Saat ini Pemerintah Indonesia sedang merealisasikan program tol laut yang telah dicanangkan sejak 2015 melalui pengadaan berbagai jenis kapal. Salah satu diantaranya adalah kapal kontainer dengan kapasitas small feeder (≤1000 TEUs) 100 TEUs, 208 TEUs, dan 1000 TEUs. Walaupun demikian, Pemerintah belum mempunyai standar desain khususnya kapal kontainer kelas small feeder. Untuk mewujudkan standar desain, penggunaan rasio dimensi utama kapal sudah lazim digunakan  untuk mengidentifikasi dimensi utama kapal pada tahap preliminary design. Nilai rasio berbeda untuk tipe kapal yang sama tergantung kapasitas kapal. Metode analisa statistik digunakan untuk identifikasi nilai rasio dimensi utama kapal kontainer kelas small feeder guna membantu desainer maupun galangan kapal dalam penentuan dimensi utama kapal. Nilai rasio dimensi utama kapal hasil analisa adalah L/B=5.29-6.17, L/D=10.93-13.21, B/T=2.39-3.26,D/T=1.19-1.43, Froude number V/√g.L= 0.2170.253, Cd (rasio deadweight/Displacement)=0.78-0.98, TEUs/Dwt=0.05-0.07, L/D1/3=5.0-5.4, dan BHP/Displ.V. =0.044-0.060 juga telah diidentifikasi.
Analisa Daya Mesin Dan Bollard Pull Kapal Tunda Untuk Kapal Peti Kemas Post-Panamax Di Pelabuhan Kalibaru Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 3 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v28i3.595

Abstract

Pembangunan Pelabuhan peti kemas Kalibaru merupakan perluasan pelabuhan peti kemas Tanjung Priok dengan sarana dan prasarana modern dilengkapi kolam pelabuhan berkedalaman 16 meter untuk labuh kapal-kapal peti kemas berukuran besar hingga kelas post Panamax. Sebagai pelabuhan modern, diperlukan sarana armada kapal tunda dengan daya mesin penggerak dan kekuatan tarik (Bollard Pull) mampu melayani kapal-kapal besar tersebut. Berdasarkan hasil analisa dengan metode statistik dan kurva hubungan antara besarnya displacement atau draught kapal dengan daya mesin tugboat, dapat ditentukan ukuran maksimum kapal peti kemas yang dapat berlabuh di pelabuhan Kalibaru yaitu kapal dengan draught maksimum 14,55 meter, displacement 167.573 ton, kapasitas 9.231 Teus, dan panjang kapal sekitar 323 m sebagai kategori Post Panamax Plus. Lebih dari itu, telah dapat pula ditentukan ukuran kapal tunda yang sesuai untuk layanan penarikan atau penundaan kapal berbobot 167.573 ton tersebut yaitu kapal tunda berkekuatan 5799 HP dan 73 ton bollard pull. Hasil ini telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan oleh otoritas pelabuhan bahwa kapal dengan panjang lebih dari 250 meter harus ditunda oleh 3 (tiga) kapal tunda dengan kekuatan mesin paling rendah 11000 HP dan bollard pull 125 ton.
Analisa Ketinggian Gelombang yang Sesuai untuk Pengoperasian Kapal Cepat Rudal 60m di Perairan Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 30 No. 1 (2018): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v30i1.635

Abstract

Saat ini, Angkatan Laut Indonesia sedang memperkuat armada kapal perang dengan pembangunan jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M. Kemampuan operasional KCR 60M tergantung pada ketinggian gelombang perairan Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan kajian penentuan tinggi gelombang maksimum yang bisa dilalui oleh KCR 60M dan penentuan panjang KCR minimum untuk mengatasi gelombang ekstrim tertinggi dengan metode statistik dan formula pendekatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa KCR 60M dapat beroperasi p
Analisa Penentuan Dimensi Utama Kapal Perintis Semi Kontainer 100 Teus Untuk Transportasi Tol Laut Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 28 No. 2 (2016): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v28i2.694

Abstract

Pemerintah telah mencanangkan untuk membangun 15 (lima belas) kapal semi kontainer dengan kapasitas 100 TEUs sebagai bagian dari program pembangunan 100 kapal dalam berbagai jenis dalam periode 2015 hingga 2017. Tipe kapal ini direncanakan untuk membangun konektivitas antara pelabuhan besar terutama di pulau Jawa dengan pelabuhan-pelabuhan kecil di pulau-pulau terpencil dalam rangka pelaksanaan program tol-laut untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, Pemerintah belum memiliki desain kapal semi kontainer dengan kapasitas 100 TEUs. Untuk membantu dalam memberikan informasi, penelitian ini telah dilakukan untuk menentukan dimensi utama kapal semi container 100 TEUs dengan menggunakan analisa statistik dan rumus regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi utama kapal semi kontainer 100 TEUs dapat diuraikan sebagai berikut: panjang kapal (Lpp) sekitar 77,2 m, lebar (B) 13,98 m, kedalaman (D) 6,31 m, draft (T) 4,44 m, kecepatan servise 11,5 knots, dan kekuatan mesin utama 2.294 HP. Kata kunci : Tol laut, analisa statistik, dimensi utama kapal, kapal semi kontainer 100 TEUs.
Kajian Karakteristik Desain Kapal Penumpang Yang Sesuai Untuk Perairan Kabupaten Kepulauan Anambas Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 25 No. 6 (2013): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v25i6.751

Abstract

Kabupaten Kepulauan Anambas terletak di Laut Cina Selatan yang merupakan laut terbuka, bergelombang,serta berkarakter kurang bersahabat dengan ketinggian rata-rata 2,5 meter sepanjang tahun dan bahkanmencapai ketinggian ekstrim hingga 4,8 meter pada musim barat antara Desember hingga Februari dimana armada transportasi tidak diizinkan beroperasi demi keelamatan, kecuali dalam cuaca baik dan angintenang. Saat ini armada lautnya hanya berupa kapal kayu bermotor atau kapal cepat berukuran relatif kecildengan kapasitas penumpang hingga maksimum 25 orang. Melalui studi ini, telah ditemukan karakteristikteknis kapal yang sesuai untuk operasional jarak pendek (antar desa dan kecamatan) maupun jarak jauhhingga 400 mil dengan aman dan nyaman. Kapal tersebut adalah kapal jenis Catamaran terbuat dari bahanaluminium dengan panjang 22 meter yang dilengkapi mesin utama 1.640 hp untuk menhasilkan kecepatanservis 27 knot. Kapasitas angkut penumpang berkisar antara 100-140 penumpang dan memiliki draft 1,17meter yang mampu berlayar di ketinggian gelombang 2,5 meter dan mampu berlabuh di pelabuhan dengankedalaman air terbatas seperti Pelabuhan Ladan.
Analisa Ukuran Utama Kapal General Cargo yang Sesuai dan Aman untuk Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia Hardjono, Soegeng
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 3 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v27i3.782

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai kondisi gelombang tinggi pada musim-musim tertentu sebagai akibat dari pengaruh angin musiman yaitu angin musim monsun Asia dan monsun Australia. Kedua musim ini mampu menciptakan gelombang laut dengan tinggi antara 3.0 hingga 6.0 meter. Kondisi ini menjadikan ancaman bagi keselamatan armada pelayaran domestik, khususnya armada kapal tipe general cargo yang menduduki urutan kedua kecelakaan di laut menurut data dari KNKT. Untuk mengatasi gelombang tinggi tersebut, maka telah dilakukan penelitian untuk menentukan ukuran utama kapal yang sesuai dan aman untuk gelombang tinggi melalui metode Parametric Ratio Design Approach dari teori Naval Architec dengan suatu asumsi dasar bahwa kapal mempunyai lambung timbul minimum 3 meter seperti direkomendasikan oleh Mahkamah Pelayaran. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa ukuran utama kapal tipegeneral cargo yang sesuai dan aman untuk kondisi gelombang laut tinggi hingga diatas 6 meter adalah kapal dengandisplacement 30.529 tons, panjang (Lbp)185 meter, dengan kecepatan operasional (Vs) 17 knots.