Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH LOGAM BERAT MANGAN (Mn) DAN TIMBAL (Pb) PADA AIR TANAH BEBAS DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI BATU LAYANG KOTA PONTIANAK .l, Misno; Nirmala, Azwa; ., Winardi
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.258 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.15394

Abstract

Pada saat ini kebutuhan akan air baku untuk penyediaan air bersih, industri, rumah tangga di Kalimantan Barat masih sangat terbatas. Kekurangan air ini akan semakin terasa, terutama pada saat musim kemarau, dan intrusi air laut telah memasuki sungai sampai jauh ke arah daratan  sehingga mengganggu pemanfaatan air sungai (air permukaan). Untuk mengatasi kesulitan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pemanfaatan sumber air tanah. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui  nilai kadar logam berat Krom (Cr), Perak (Ag), dan Seng (Zn) yang terdapat pada air di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara dan menetukan apakah nilainya berada di atas atau di bawah ambang batas yang diizinkan untuk kelayakan air baku dan mengetahui pola penyebaran air Krom (Cr), Perak (Ag), dan Seng (Zn) di daerah penelitian. Pengamatan dimulai dengan melakukan pengambilan sampel air, kemudian dibawa ke Laboraturium untuk melakukan penelitian. Penelitian tersebut dilakukan di Laboratorium dengan cara diuji menggunakan alat AAS. Dari hasil Laboratorium diketahui nilai unsur Logam berat Krom (Cr) terbesar pada air tanah sekitar TPA, yaitu sebesar 0,0476mg/l masih dibawah harga yang di izinkan 0,05 mg/l, sedangkan pada Logam Berat Perak (Ag) nilai terbesar pada air tanah sekitar TPA yaitu sebesar 0,1326 mg/l sudah di atas harga yang diizinkan 0,05 mg/, dan pada Logam Berat Seng (Zn) nilai terbesar pada air tanah sekitar TPA yaitu sebesar 0,1156 mg/l masih di bawah harga yang diizinkan 5 mg/l. Pola Penyebaran Logam Berat Krom (Cr) pada waktu sebelum hujan menunjukan bahwa semakin dekat jarak sumur dari 8 titik penelitian  dari TPA, maka nilai semakin tinggi, sedangkan Pola Penyebaran Logam Berat Perak (Ag) dan Seng (Zn), pada waktu sebelum dan sesudah hujan, menunjukan bahwa semakin jauh jarak sumur maka nilai cenderung semakin menurun dari 8 titik penelitian dari TPA.   Kata Kunci : Air bersih Pontianak,Kadar logamCrom (Cr), Perak(Ag), Seng(Zn).
PENGARUH PENERAPAN TEACHING FACTORY DAN KETERLIBATAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPAN BEKERJA LULUSAN SMK Prianto, Agus; ., Winardi; Noer Qomariyah, Oemi
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Conference on Research and Community Services)
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efektifitas pendidikan kejuruan juga dapat dinilai dari seberapa besar lulusannya dapat terserap di dunia kerja. Harapan kepada SMK untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian sesuai dengan dunia kerja masih menghadapi tantangan yang besar. Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK yang dalam beberapa tahun terakhir selalu menempati posisi tertinggi. Untuk mengatasi masalah ini, melalui Inpres 9 Tahun 2016 pemerintah memutuskan untuk merevitalisasi SMK, yang antara lain dilakukan untuk memperkuat kegiatan pembelajaran berbasis teaching factory (TF) yang diharapkan mampu menumbuhkan kesiapan bekerja para lulusan. Penelitian ini mengkaji penerapan berbagai model pembelajaran berbasis TF dan pengaruhnya terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan penguatan kesiapan bekerja. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para lulusan SMK tahun 2019 yang telah mengikuti pembelajaran berbasis TF. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis TF yang dipersepsikan paling kuat dalam membangun keterlibatan dalam pembelajaran, secara berurutan, sebagai berikut: (1)penempatan kerja pada dunia usaha dan industri, (2) pembelajaran berbasis layanan masyarakat, (3) praktek kerja pada unit usaha sekolah, (4) pembelajaran berbasis produksi, dan (5) magang atau prakerin. Model pembelajaran yang dipersepsikan berpengaruh paling kuat terhadap pembentukan kesiapan bekerja, secara berurutan sebagai berikut: (1) penempatan kerja pada dunia usaha dan industri, (2) pembelajaran berbasis layanan masyarakat, (3) pembelajaran berbasis produksi, (4) pembelajaran berbasis praktek kerja pada unit usaha di sekolah, dan (5) kegiatan magang atau prakerin. Perlu kajian lebih lanjut mengapa kegiatan magang belum berperan optimal dalam membangun keterlibatan dalam pembelajaran dan dalam membentuk kesiapan bekerja.