Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PRINSIP KESANTUNAN DALAM “360 CERITA JENAKA NASRUDIN HOJA” Hafizurrahman, Hafizurrahman; Madeten, Sisilya Saman; Amir, Amriani
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 8, No 8 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.022 KB)

Abstract

AbstractThe problem which discassed in this research is obayness and disobayness of politeness principle in 360 wirty story Nasrudin Hoja by the case are . tact maxim, appbrobation maxim, agreement maxim, generosity maxim, modesty maxim, and maxim sympath. The research purpose ti descibe obayness and disobayness in politeness principle in 360 wirty story Nasrudin hoja. The beinfit of this research to add insight which related by pragmatic especialy knowing are clearly about obayness and disobayness politeness principle. Research subject is obayness and disobayness politeness principle in 360 wirty story of Nasarudin Hoja.The Method is used in this research is discriptive method. This research object is colection of wirty story Nasrudin Hoja. Date colection technich is used in this research is study documenter. Temporary date analysis whch used are model   Model Miles and Huberman are reduction, supply and conclution. Based on analysys  researc outcome explanitions are (1) obayness politenes principle in 360 wirty story of Nasarudin Hoja consist from nine tact maxim, two appbrobation maxim, one generosity maxim, one modesty maxim, and four agreement maxim. (2) Sympathic maxim is not obayness of politeness principle in 360 quizzical story Nasarudin Hoja. (3) Disobayness of politeness principle in 360 quizzical story Nasrudin Hoja consist from eleven tact maxim, nine appbrobation, three genorosity maxim, three agreement maxim, and sympathic maxim. (4) Modesty maxim is not in disobayness of politeness principle in 360 wirty Nasarudin Hoja.Keywords :Politeness Principle, Wirty Stor
Intervensi Turki dalam Berupaya Menjaga Kepentingan Nasionalnya pada Konflik Suriah Periode 2014-2019 Hafizurrahman, Hafizurrahman
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 1 No. 6 (2023): Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v1i6.33

Abstract

Pada akhir tahun 2010 terjadi peristiwa Arab Spring di kawasan Timur Tengah, dimana masyarakat Arab menuntut revolusi di negaranya masing-masing dari sistem pemerintahan yang otoriter menjadi pemerintahan yang lebih demokratis, glombang Arab Spring ini bermula dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, hingga akhirnya berlanjut ke Suriah. akan tetapi proses revolusi di Suriah tidak berjalan mulus, bermula dari munculnya gelombang demonstran rakyat Suriah yang menuntuk turunnya rezim Bashar Al Assad, lalu berubah menjadi konflik bersenjata antara pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi. Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, Turki merasa khawatir jika konflik di Suriah dapat mengancam keamanan negaranya, sebagai negara besar di kawasan Timur Tengah Turki juga ingin menancapkan peran dan pengaruhnya dalam proses revolusi di negara-negara Timur tengah, termasuk Suriah. dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif untuk menjawab pertanyaan kepentingan apa saja yang dimiliki oleh Turki dalam konflik Suriah, dan bagaimana bentuk intervensi Turki dalam konflik Suriah pada tahun 2014-2019. Secara garis besar ada dua bentuk kepentingan Turki dalam konflik Suriah. Pertama adalah kepentingan keamanan, dimana Turki merasa terancam dengan terbentuknya wilayah otonomi bagi Bangsa Kurdi di wilayah Utara Suriah dan meningkatnya kekuatan PYD dan PKK di wilayah Utara Suriah. Kedua adalah kepentingan politik, dimana Turki berambisi ingin menjadi aktor regional dan berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Turki juga telah melakukan dua bentuk intervensi. Pertama adalah intervensi diplomatik, dimana Turki terlibat dalam Konferensi Jenewa II, Penolakan terhadap Pemilihan Presiden di Suriah, Keterlibatan Turki dalam Konferensi Jenewa III, dan keterlibatan Turki dalam pembentukan komite konstitusi Suriah. Kedua adalah intervensi militer, dimana Turki telah melakukan Operasi Shah Eufrat, Pembentukan Tentara Penaklukan (Jaysh Al Fath), Operasi Euphrates Shield, Operasi Olive Branch, dan Operasi Peace Spring.