Di Kota Depok, kasus hipertensi tercatat mencapai 10.591, yang mencerminkan urgensi pengelolaan penyakit ini. Salah satu tanaman herbal yang dikenal efektif menurunkan tekanan darah adalah daun seledri (Apium graveolens L), yang mengandung senyawa aktif seperti apigenin, flavonoid, dan 3-n- butylphthalide (3nB). Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat enzim angiotensin- converting enzyme (ACE), melebarkan pembuluh darah, dan menurunkan tekanan darah secara signifikan. Pemberian rebusan daun seledri selama tujuh hari berturut-turut dilaporkan mampu menurunkan tekanan darah sistolik hingga 20 mmH dan diastolik hingga 10 mmHg. Dengan meningkatnya kebutuhan akan metode pengobatan yang terjangkau, pemanfaatan daun seledri sebagai terapi komplementer untuk hipertensi menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan secara luas di masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat in dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan peragaan. Dengan sasaran ibu lansia. Hasil pengabdian masyarakat ini berjalan lancar dengan diikuti oleh 28 peserta lansia. Sebelum penyuluhan, nilai pre-test peserta adalah 75%, yang meningkat menjadi 91% setelah penyuluhan, edukasi, dan diskusi. Para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan baru tentang hipertensi, tetapi juga belajar cara baru menikmati seledri sebagai terapi komplementer untuk hipertensi, yaitu dengan mengolahnya menjadi pudding. Mereka terlihat aktif, antusias, dan senang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan setelah pemberian penyuluhan dan demonstrasi sat pengabdian masyarakat, intervensi yang diberikan berjalan dengan baik dan efektif dengan hasil lansia mampu menjawab pertanyaan terkait hipertensi dan manfaat pudding seledri.