Fase sarang kosong merupakan suatu peristiwa saat anak mulai meninggalkan rumah untuk menjalankan kehidupan yang lebih mandiri. Dalam fase sarang kosong orangtua biasanya mengalami sindrom sarang kosong, sindrom ini merujuk pada perasaan sedih atau kehilangan yang dialami oleh orangtua. Kondisi ini lebih memungkinkan terjadi pada ibu sebab hampir sebagian besar waktu ibu dihabiskan untuk pengasuhan anak. Penyesuaian diri yang baik dalam menghadapi fase sarang kosong akan membantu individu mengatasi perasaan-perasaan negatif yang muncul sehingga individu akan mampu menghadapi fase sarang kosong dengan lebih positif dan mampu melanjutkan ke tahap perkembangan berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses penyesuaian diri pada perempuan usia dewasa madya yang berada pada fase sarang kosong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Responden dalam penelitian ini adalah tiga orang ibu usia dewasa madya yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Pengambilan data terhadap kedua responden dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi, dengan teknik analisis theoritical coding yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Didapatkan beberapa hasil dari penelitian ini yaitu penyebab sarang kosong, sindrom sarang kosong pada perempuan usia dewasa madya, faktor yang mendukung dalam menghadapi fase sarang kosong, faktor yang menghambat dalam menghadapi fase sarang kosong, tindakan yang dilakukan untuk mencapai penyesuaian diri pada fase sarang kosong serta kondisi setelah mencapai penyesuaian diri pada fase sarang kosong. Kata kunci: Penyesuaian diri, sarang kosong, sindrom sarang kosong