Regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan pikiran, perilaku dan emosi penting dimiliki oleh remaja untuk menghadapi berbagai perubahan dalam kehidupannya. Pola perkembangan perilaku remaja diantaranya dipengaruhi oleh faktor urutan kelahiran, model kecakapan atau ketidakcakapan yang diberi orangtua terhadap remaja, pengaruh lingkungan dan perbedaan budaya. Sistem kekerabatan patrilineal sebagai budaya yang dianut masyarakat Bali tentunya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan remaja, dan keputusan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif yang bergantung pada pengaturan maupun pengendalian diri remaja itu sendiri, serta dukungan orang-orang terdekatnya. Konsep budaya patriarki menimbulkan perbedaan peran sosial yang berbeda terhadap laki-laki maupun perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan regulasi diri pada remaja Bali ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran sebagai salah satu faktor pembentuk kepribadian remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 240 remaja pada rentang usia 17 – 22 tahun dan tengah menempuh pendidikan di salah satu SMAN di Bali yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian ini adalah skala regulasi diri yang telah diuji validitasnya, dengan reliabilitas 0,901. Metode analisis data menggunakan analisis dua jalur (two way ANOVA) dengan perolehan hasil signifikansi sebesar 0,003 (p<0,05) dengan mean empiris 91,83 lebih besar dibandingkan mean teoretis 77,5, yang artinya terdapat perbedaan regulasi diri ditinjau dari urutan kelahiran dan jenis kelamin remaja Bali dengan taraf regulasi diri remaja Bali yang tergolong tinggi. Kata kunci: Jenis kelamin, regulasi diri, remaja Bali, urutan kelahiran.