Yohanes Kartika Herdiyanto
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

BUDAYA DAN PERDAMAIAN : HARMONI DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA MENGHADAPI PERUBAHAN PASCA GEMPA Kartika Herdiyanto, Yohanes; Wahyu Yuniarti, Kwartarini
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 9, No 1: Januari 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.641 KB)

Abstract

The earthquake that took place in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)and Central Java on 27 May 2006 gave such tremendous impact toindividual and social’s physical and psychological factor, as well as materialdamage. Such alterations were potentially threatening harmonious livingthat has been upheld by the Javanese. Based on the above thought, thisresearch aimed to illustrate the whole psychological overview about theindividual’s efforts in countenancing the alterations triggered by theearthquake, using the local wisdom which then brought them to harmonioussociety’s life. This study used qualitative method with the ethnography-grounded theoretical approach. One of this research’s essential findingshows that the Javanese still adhering the Javanese local wisdom incountenancing any kinds of post-earthquake alterations. The society wassomewhat took any kinds of conflict, such as the unfair disaster-aiddistributions and the local residence officer’s corruption acts, passively.Their passive reaction showed that – for Javanese – maintaining the socialharmonious life is the most essential life purpose; compared if they had toclaim their violated rights.
BUDAYA DAN PERDAMAIAN : HARMONI DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA MENGHADAPI PERUBAHAN PASCA GEMPA Herdiyanto, Yohanes Kartika; Wahyu Yuniarti, Kwartarini
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 9, No 1: Januari 2012
Publisher : HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219 KB)

Abstract

The earthquake that took place in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) and Central Java on 27 May 2006 gave such tremendous impact to individual and socials physical and psychological factor, as well as material damage. Such alterations were potentially threatening harmonious living that has been upheld by the Javanese. Based on the above thought, this research aimed to illustrate the whole psychological overview about the individuals efforts in countenancing the alterations triggered by theearthquake, using the local wisdom which then brought them to harmonious societys life. This study used qualitative method with the ethnography-grounded theoretical approach. One of this researchs essential finding shows that the Javanese still adhering the Javanese local wisdom in countenancing any kinds of post-earthquake alterations. The society was somewhat took any kinds of conflict, such as the unfair disaster-aid distributions and the local residence officers corruption acts, passively. Their passive reaction showed that for Javanese maintaining the socialharmonious life is the most essential life purpose; compared if they had to claim their violated rights.
Peran Keluarga terhadap Manajemen Relapse (Kekambuhan) pada Orang Dengan Skizofrenia (ODS) Meiantari, Ni Nengah Henny; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.912 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i02.p07

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi dan perilaku. Penanganan yang umum dilakukan oleh anggota keluarga yaitu mengajak orang dengan skizofrenia (ODS) untuk melakukan pengobatan ke dokter spesialis jiwa (psikiater) maupun berobat ke rumah sakit jiwa. Kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat akan deteksi dini dan penanganan pasca pengobatan di rumah sakit jiwa menyebabkan ODS tidak memperoleh penanganan dengan baik. Penanganan yang kurang baik dapat menimbulkan gejala-gejala kekambuhan atau yang sering disebut relapse. Relapse atau kambuh dapat diartikan sebagai munculnya gejala yang sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan ODS harus dirawat kembali. Relapse dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu obat, keluarga dan sosial. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran keluarga terhadap manajemen relapse (kekambuhan) pada orang dengan skizofrenia (ODS). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan desain penelitian fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi pada 10 orang responden dan wawancara kelompok pada 2 kelompok yang terdiri dari keluarga ODS. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, data display dan conclusion drawing atau verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencegahan yang dilakukan keluarga untuk meminimalisir munculnya relapse yaitu melakukan perlindungan dari stresor, memastikan ODS minum obat secara teratur, rutin melakukan kontrol ke dokter maupun rumah sakit dan mengajak ODS untuk beraktivitas. Penanganan yang dilakukan keluarga apabila gejala relapse muncul yaitu membawa ODS ke rumah sakit, memberikan obat, dan memberikan perhatian keluarga. Kata kunci: peran keluarga, skizofrenia, relapse, ODS
STIGMA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI BALI Yohanes Kartika Herdiyanto; David Hizkia Tobing; Naomi Vembriati
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.913 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma yang disandang oleh ODGJ dan anggota keluarganya, serta dampaknya bagi kesejahteraan hidupnya. Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif-grounded theory dengan menggunakan teknik pengumpulan data in-depth interview semi terstruktur, observasi non-partisipan dan dokumen pendukung terhadap anggota keluarga (n= 20) dan ODGJ (n=12) serta masyarakat (n=35) yang memiliki variasi jeniskelamin, pendidikan, pekerjaan, dan domisili digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini. Data tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan teknik theoretical coding dan disajikan menjadi tema-tema kunci yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Hasilpenelitian ini menggambarkan bahwa stigma yang diterima oleh ODGJ dan anggota keluarganya memengaruhi pengobatan medis yang dilakukan untuk memulihkan kondisi ODGJ. Semakin sedikit stigma yang diterima, semakin cepat dan berkelanjutan pengobatan medis yang dilakukan.
BUDAYA DAN PERDAMAIAN : HARMONI DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA MENGHADAPI PERUBAHAN PASCA GEMPA Yohanes Kartika Herdiyanto; Kwartarini Wahyu Yuniarti
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 9, No 1: Januari 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v9i1.348

Abstract

Gempa bumi yang terjadi di DIY dan Jateng pada 27 Mei 2006memberikan dampak yang luar biasa terhadap aspek fisik dan psikologisindividu, sosial, maupun berbagai kerusakan berwujud materi. Berbagai perubahan yang terjadi tersebut dapat mengancam keharmonisan hidupyang selama ini dijunjung tinggi oleh orang Jawa. Berdasarkan pemikirantersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran darisisi psikologis secara lengkap tentang upaya individu dalam menghadapiperubahan-perubahan yang dipicu oleh gempa bumi dengan menggunakankearifan lokal yang menuju pada keharmonisan hidup bermasyarakat.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnography-grounded theory yang bertujuan memberikan gambaran terhadap suatufenomena yang diteliti secara lengkap dan komprehensif tanpa meninggalkanpentingnya unsur budaya di tengah masyarakat. Salah satu temuan yangpenting dari penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal Jawa masihdipegang teguh oleh warga dalam menghadapi berbagai macam perubahanpasca-gempa. Berbagai konflik seperti konflik yang ditimbulkan olehpenyaluran bantuan yang dirasakan tidak adil dan terjadinya praktek korupsioleh oknum pamong dusun disikapi dengan pasif oleh warga. Sikap pasifini menunjukkan bahwa – bagi orang Jawa – menjaga harmoni sosialmerupakan suatu tujuan yang lebih utama dibandingkan dengan menuntuthak-haknya yang telah dilanggar.
Coping pada Remaja yang Kecanduan Bermain Game Online Wiguna, Ganda Yogi; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.769 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i02.p15

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang di dalamnya terjadi perubahan fisik dan perubahan psikologis. Pada masa remaja mulai muncul rasa ingin tahu yang besar yang menyebabkan remaja tersebut mencoba hal-hal yang baru, dan mengikuti trend yang booming di teman sebayanya, salah satu trend tersebut adalah game online. Game online merupakan game yang berbasis elektronik visual serta menggunakan jaringan internet. Sebagai salah satu trend yang ramai dimainkan, game online memiliki dampak positif dan negatif. Dari dampak negatif game online akan menimbulkan masalah-masalah pada remaja yang kecanduan bermain game. Masalah-masalah ini mendorong remaja untuk melakukan beberapa coping atau solusi untuk menyelesaikannya. Masalah dan coping inilah yang akan diteliti oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah apa saja yang dialami remaja yang kecanduan bermain game online dan coping yang dilakukannya untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan lima responden yang dapat digolongkan menjadi belum bekerja, sudah bekerja dan yang ketiga masih kuliah. Hasil dari penelitian ini adalah masalah yang dialami oleh remaja yang kecanduan bermain game dapat dikelompokkan menjadi empat pokok masalah yaitu masalah dengan diri sendiri, masalah dengan orangtua, masalah dengan pacar, dan masalah dengan teman. Berikutnya coping yang dilakukan remaja yang menjadi gamers tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu yang efektif dan yang tidak efektif. Kata kunci: remaja, kecanduan, game online, masalah, coping
Proses Penerimaan Anggota Keluarga Orang dengan Skizofrenia Laksmi, Ida Ayu Winda Candra; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.345 KB)

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik dalam proses berpikir, berbicara, dan berperilaku. Tak hanya memengaruhi orang dengan skizofrenia (ODS) saja, skizofrenia juga memengaruhi orang-orang disekitar ODS, termasuk anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan ODS. Stigma yang dibentuk oleh masyarakat membuat anggota keluarga menutup diri dan enggan bersosialisasi. Permasalahan fisik dan psikis juga dialami oleh anggota keluarga dengan keadaan ODS, maka dibutuhkan proses untuk dapat menerima keadaan diri, dengan melewati tahapan-tahapan dalam proses penerimaan. Penanganan yang tepat juga dibutuhkan untuk membantu pemulihan ODS, dengan mendapatkan pengobatan teratur dan pendampingan dari keluarga juga merupakan faktor yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja permasalahan yang dihadapi anggota keluarga ODS, proses penerimaan anggota keluarga ODS (beserta strategi kopingnya), penanganan yang dilakukan, dan faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan anggota keluarga ODS. Menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan teknik pengambilan data observasi dan wawancara pada 6 orang responden yaitu anggota keluarga ODS yang tinggal satu rumah dengan ODS dan menggunakan analisis data theoretical coding. Hasil penelitian ini menunjukkan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai skizofrenia, emosi, sikap ODS, dan penilaian lingkungan yang menjadi permasalahan anggota keluarga ODS. Proses penerimaan anggota keluarga ODS melalui tahap penolakan, marah, tawar-menawar, depresi, dan tahap penerimaan, walaupun terdapat perbedaan pada kasus-kasus yang spesifik. Penanganan pada ODS yang memberikan efek pemulihan lebih cepat adalah membawa ODS ke rumah sakit, memberikan obat dan perawatan keluarga. dorongan dari dalam diri, dukungan sosial, pandangan diri, pandangan sosial dan status ekonomi merupakan faktor penerimaan anggota keluarga ODS. Kata kunci: Proses penerimaan, anggota keluarga ODS, skizofrenia.
Dunia Sukarelawan Remaja: Frekuensi Aktivitas Kerelawanan dan Psychological Well-Being Sukarelawan Remaja di Bali Natalya, Ni Putu; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.896 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2016.v03.i01.p14

Abstract

Voluntary activities are positive activities to facilitating the youth energy for psychologically health and have positive identity formation and predictors of psychological well-being (Bruns, 2012). These are appeal activities for youth. In fact, so much youth activity made a lot of volunteers who have been trained doesn?t participate in voluntary activities. However, there are some youth volunteers who have many years of volunteering spend some time to doing voluntary activities (Dewiyanti, 26 Oktober 2014). The amount of contributed time to voluntary activities may be related with self-acceptance, personal growth, positive relationship with others, environmental mastery, autonomy and purpose of life, there are part of psychological well-being. Purpose of this research are to know the correlation between the frequency of voluntary activities and psychological well-being and factors of that results in youth volunteers in Bali, also want to know the meaning of voluntary activities for youth volunteers in Bali.Methods of this research is quantitative combination in compelementary method (n = 398; age 13-22 years) and qualitative (n = 19 of 398). Spearman's test of quantitative data showed no significant correlation between the frequency of voluntary activities and psychological well-being of youth volunteers in Bali (Men rxy= 0,022;P=0,844, Women rxy= 0,033;P=0,556) because of early adolescence and frequency of voluntary activities can?t describe quality of voluntary activities. The meaning of voluntary activities by youth volunteer in Bali are a social identity, role and self esteem. Results of this research about factors of psychological well-being youth volunteer such as ages, quality voluntary activities, non-voluntary activities and meaning of voluntary activities will be discussed later.Keywords: volunteer, youth, psychological well-being
Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja Widiantari, Komang Sri; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.878 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2013.v01.i01.p11

Abstract

The progress of information and communication technology influencethe increase of the usage of social network. Social network users are mostly inadult group. The existence of social networks can bring positive impact as well as negative impact to the society especially in adult group. The aim of this research is to find out the difference in communication intensity through social networks between extrovert and introvert types of personality in adolescents.   This research is a quantitative research with comparative method, the sampling technique used in this research is stratified proporsional randomsampling and the population is High School students in Denpasar, with the total respondents 218 student. The analysis data by t-test independent sample, and shown the result that there was a difference in the communication intensity through social network between introvert and extrovert type of personality in adolescents, the extrovert personality had a high level of communication better than introvert personality. The additional analysis, it is stated that there was a relationship between the number of social networks and the intensity of communication on social networks, and there was no difference in the intensity of communication based on gender.   Keywords: Communication intensity, social networks, extrovert,introvert  
PROSES PENERIMAAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA PADA LAKI-LAKI DALAM PERKAWINAN NYENTANA Puspani, Ni Luh Koman Desi; Herdiyanto, Yohanes Kartika
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.088 KB)

Abstract

Sacred vows in a marriage generally requires consent from parents. Likewise in Bali on nyentana marriage, which makes the parents of the men sometimes reject and do not approve of her son who wish to nyentana to the woman's family. Psychologically, the role of parents who participated in the affairs of his marriage is a form of social support from parents. This study was conducted to determine how the acceptance of social support from parents in men which is nyentana marriage, and what are the social support received and needed by men in nyentana marriage from his parents. This research is a qualitative research with a case study approach. Collecting data in this research using observation and interviews on the two Balinese men who do the nyentana marriage with category one person divorced and one person who is not divorced. The results of this research indicate that both mens were nyentana both divorced an non-divorced get the same social support from their parents like information support, instrumental support, emotional support, and esteem support. Based on the acceptance of social support from parents, mens who divorced get the esteem support during the courtship process and get a support again when his wife is pregnant because their parents forbid their wedding before. It’s different with mens who are not divorced get te social support from his parents when their having a baby. Keywords: social support, parents, men, marriage, nyentana