Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FITOREMEDIASI DENGAN WETLAND SYSTEM MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes), GENJER (Limnocharis flava), DAN SEMANGGI (Marsilea crenata) UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK Nadhifah, Iin Inayatun; Fajarwati, Putri; Sulistiyowati, Eka
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 12, No 1 (2019): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v12i1.7792

Abstract

AbstrakSemakin banyaknya pemukiman yang dibangun di bantaran sungai di Yogyakarta membuat sungai tercemar limbah rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes), genjer (Limnocharis flava), dan semanggi (Marsilea crenata) sebagai fitoremediator dengan wetland system dalam pengolahan air limbah domestik. Tahap pelaksanaan penelitian fitoremediasi diawali dengan pengukuran parameter air limbah yaitu pH, suhu, DO, BOD, dan TDS. Setelah itu, dilakukan aklimatisasi tanaman pada reaktor yang berisi air dan wetland selama 1 minggu. Terdapat empat perlakuan (P1, P2, P3, dan P4) yang digunakan, yaitu P1: air limbah + wetland (sebagai kontrol), P2: air limbah + wetland + 1 eceng gondok, P3: air limbah + wetland + 1 genjer, P4: air limbah + wetland + 1 semanggi. Terdapat 2x pengulangan selama masa retensi 12 hari, 2 variasi pengenceran yaitu 10x dan 100x. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman genjer mampu meningkatkan kadar DO sebesar 50% dan menurunkan kadar BOD sebesar 78%, serta tanaman semanggi mampu menurunkan kadar TDS sebesar 41,4%. Angka ini mencerminkan bahwa penggunaan tanaman-tanaman tersebut memiliki potensi besar dalam membantu pemurnian air.Abstract The increasing number of settlements built along the river banks in Yogyakarta resulted in household waste entering the river. This study aims at determining the effectiveness of water hyacinth (Eichhornia crassipes), genjer (Limnocharis flava), and clover (Marsilea crenata) as phytoremediators, in a wetland system. Firstly, wastewater parameters such as pH, temperature, DO, BOD, and TDS are measured. After that, plants were acclimatized in the reactors containing water and substrate derived from a wetland for 7 days. There were four treatments applied in this research (P1, P2, P3, and P4), P1: wastewater + wetland (as control), P2: wastewater + wetland + 1 water hyacinth, P3: wastewater + wetland + 1 genjer, P4: wetland water + wetland + 1 clover. Each treatment was replicated twice during the 12 days retention period, and 2 variations of dilution of 10x and 100x. The results indicated that genjer plant was capable of increasing the DO level by 50% and lowering the BOD level by 78%, and the clover plant was able to decrease the TDS level by 41.4%. Those results reveal that the use of the plants has huge potential in helping water purification.
Efektifitas Bimbingan Kelompok Pendekatan Experiental Learning untuk Mengembangkan Self-Awareness Pada Siswa SMP Fajarwati, Putri; Laila, Feida Noor; Nugraha, Agung
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.31174

Abstract

Pengembangan self-awareness pada siswa SMP sangat penting untuk mendukung kemampuan adaptasi dan pembentukan karakter yang sehat. Namun, efektivitas bimbingan kelompok berbasis experiential learning dalam meningkatkan self-awareness masih perlu diuji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh intervensi bimbingan kelompok experiential learning terhadap peningkatan self-awareness siswa. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group, melibatkan 64 siswa kelas VII dan VIII yang dipilih menggunakan simple random sampling dan rumus Yamane dengan margin kesalahan 10%. Data dikumpulkan melalui angket self-awareness yang valid dan reliabel, kemudian dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol (p = 0,001). Temuan ini mengindikasikan bahwa bimbingan kelompok berbasis experiential learning efektif dalam meningkatkan kesadaran diri siswa. Penelitian ini merekomendasikan integrasi metode tersebut dalam program bimbingan konseling di sekolah.