Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM HOME CARE PADA PUSKESMAS BARA-BARAYA KOTA MAKASSAR Haswira, Ma'mur; Wahidin, Wahidin; Ahmad, Syarif
Jurnal Administrasi Negara Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Administrasi Negara
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi-Lembaga Administrasi Negara (STIA LAN) Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33509/jan.v25i3.889

Abstract

Pelayanan home care saat tengah malam banyak dikeluhkan warga serta tidak ada pembagian jadwal petugas home care di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan program home care pada Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program home care pada Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menggambarkan serta mengamati secara mendalam tentang evaluasi pelaksanaan program home care pada Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar. Penelitian ini juga menggunakan desain penelitian terapan. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari empat orang petugas home care Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar dan empat orang masyarakat pengguna layanan home care.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pada sub variabel input dapat dikatakan cukup baik. Alat kesehatan seperti termometer, tensimeter, dan stetoskop berfungsi dengan baik dan layak digunakan untuk pelayanan kesehatan home care.  Kemudian dana operasional seperti honor petugas dibayarkan sesuai jumlah kunjungan ke masyarakat. Dokter sebesar Rp. 100.000/kunjungan dan perawat sebesar 75.000/kunjungan. Namun pada aspek petugas home care masih belum memadai. petugas home care memiliki peran ganda antara melayani masyarakat di puskesmas, juga melayani masyarakat di tempat tinggal. Pada sub variabel proses, dapat dikatakan cukup baik. Pada aspek call center, masyarakat mudah menghubungi call center karena layanan ini bebas pulsa. Kunjungan ke rumah dan observasi telah dilakukan secara seksama. Namun pembagian tugas petugas home care belum optimal. Pada sub variabel output, dapat dikatakan sudah baik karena masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari pelayanan home care.  
PEMANFAATAN FACEBOOK MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI STISIP MBOJO BIMA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI Irham, Irham; Ahmad, Syarif
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 1 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.619 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Pemanfaatan Facebook sebagai Media Komunikasi dan Informasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima. Penelitian dilakukan di lingkungan STISIP Mbojo Bima khususnya pada mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi. Adapun yang mendorong peneliti melakukan penelitian yaitu  pemanfaatan sekaligus penyebaran informasi tentang topik-topik ilmu komunikasi melalui media sosial facebook baik dalam akses berita maupun promosi terupdate dalam bentuk maya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Tingkat Pemanfaatan Facebook mahasiswa ilmu komunikasi STISIP Mbojo Bima sebagai media komunikasi dan Informasi. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima angkatan tahun 2017 yang berjumlah 48 orang dengan subjek penelitian atau populasi yang diambil kurang dari 100 orang yang memiliki atau menggunakan akun facebook. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sampel yang menjadi objek penelitian, selanjutnya data kuesioner diolah dan dianalisa menggunakan aplikasi SPSS versi 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat Pemanfaatan Facebook sebagai Media Komunikasi dan Informasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima cukup tinggi. Terdapat akumulasi keseluruhan jawaban dari responden bahwa pemanfaatan facebook dapat membantu sebagai ruang komunikasi, kolaborasi, promosi dan informasi tentang topik-topik terupdate mengenai kajian Ilmu komunikasi dengan persentase sebesar 31,51%. Untuk fasilitas yang sering digunakan dalam mengakses facebook adalah handphone pribadi dengan persentase 54,17%.
PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA BIMA SEBAGAI DAERAH TRANSIT WISATA ALTERNATIF Ahmad, Syarif; Argubi, Adi Hidayat
Sadar Wisata: Jurnal Pariwisata Vol 1, No 1 (2018): Sadar Wisata
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/sw.v1i1.1814

Abstract

Kota Bima memiliki potensi yang besar dan berpeluang dikembangkan sebagai salah satu  Daerah  Tujuan  Wisata  (DTW)  di  NTB  bagian  timur.  Potensi  pariwisata  yang melimpah tersebut berupa potensi alam dan budaya yang berkembang di masyarakat Kota Bima. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengkaji potensi dan daya dukung yang dimiliki dan ingin menemukan strategi pengembangan pariwisata yang tepat untuk menjadikan Kota Bima sebagai daerah wisata transit alternative dan prospek pengembangan pariwisata di Kota Bima.Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah wisatawan  yang berkunjung di  objek-objek wisata unggulan di Kota Bima. Teknik pengambilan sampel wisatawan digunakan cara Quota Sampling Method   yaitu cara pengambilan sampel yang telah ditentukan /dijatah sebelumnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara berstruktur, kuesioner dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan SWOT.Berdasarkan penelitian pengembangan pariwisata Kota Bima sebagai daerah transit wisata alternative dapat disimpulkan bahwa : 1). Sarana dan prasarana pariwisata di Kota Bima meliputi sarana kesehatan, transportasi, air bersih, energi, perbankan, pos, telekomunikasi, dan usaha sarana dan jasa pariwisata serta potensi daya tarik wisata di Kota Bima yang melimpah; 2). Strategi pengembangan Kota Bima sebagai daerah transit wisata alternatif terdiri atas strategi umum dan strategi alternatif. Strategi umum meliputi: strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun strategi alternatif meliputi: pengembangan daya tarik wisata di Kota Bima, peningkatan keamanan, pengembangan prasarana  dan  sarana  pariwisata,  penetrasi  pasar  dan  promosi  daya  tarik  wisata, perencanaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berbasis kerakyatan, serta pengembangan kelembagaan dan SDM pariwisata; 3). Program-program yang dirancang untuk pengembangan Kota Bima sebagai daerah tujuan wisata meliputi: program penyusunan blok kawasan, program pengembangan produk wisata, program inventarisasi daya tarik wisata, program peningkatan keamanan melalui Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling), pembangunan hotel berbintang, meningkatkan akses ke Kawasan Kolo, rencana pengembangan sarana wisata tirta, penyediaan fasilitas toilet dan kamar mandi umum, penyediaan ruang terbuka (open space), memperluas pangsa pasar, melakukan promosi melalui Biro Perjalanan Wisata, melakukan promosi melalui internet dan media lainnya, mendirikan TIC (Tourism Information Centre), melaksanakan pentas kebudayaan, pelestarian nilai sosial budaya, pemberdayaan masyarakat, membentuk lembaga pengelolaan daya tarik wisata, meningkatkan kualitas SDM pariwisata, serta mengadakan kampanye sadar wisata dan sosialisasi sapta pesona.
Efektivitas Program Kesehatan Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Prevalensi Stunting di Kabupaten Bima Firdaus, Firdaus; Ahmad, Syarif; Akhyar, Akhyar; Haeril, Haeril
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i3.418

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program kesehatan berbasis masyarakat dalam mengurangi prevalensi stunting di Kabupaten Bima. Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan prevalensi 9,5% dan 2.925 anak teridentifikasi mengalami stunting. Urgensi penelitian ini ditandai oleh kebutuhan mendesak akan intervensi yang efektif di Kaupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, memungkinkan peneliti mendapatkan pemahaman mendalam melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Lokasi penelitian meliputi Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bima serta Satgas Stunting Kabupaten Bima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas layanan kesehatan merupakan faktor kunci dalam mengurangi prevalensi stunting, meskipun masih terdapat kendala seperti jarak ke fasilitas kesehatan, kurangnya tenaga medis terlatih, dan keterbatasan ekonomi. Upaya pemerintah termasuk memperluas jaringan layanan kesehatan, memberikan pelatihan intensif bagi petugas kesehatan, dan melibatkan kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan akses dan mutu layanan. Pendidikan kesehatan masyarakat juga menjadi fokus penting, dengan program edukasi gizi, pemberian makanan tambahan, dan tablet tambah darah bagi ibu hamil. Meskipun demikian, tantangan dalam optimalisasi sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat masih perlu diatasi. Keseluruhan upaya ini menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mengurangi prevalensi stunting di Kabupaten Bima melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan serta pendidikan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.
Studi Tentang Perubahan Orientasi Jamaah Pengajian Menjadi Radikal Di Kota Bima Nusa Tenggara Barat Ahmad, Syarif; Firdaus, Firdaus; Akhyar, Akhyar
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol. 21 No. 2 (2024): Desember: Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Universitas Mbojo Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59050/jian.v21i2.263

Abstract

Perubahan orientasi jamaah pengajian di Kota Bima menuju paham radikal terjadi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari interaksi intensif dengan kelompok yang sudah lebih dahulu terpapar radikalisme. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan ini meliputi aspek ideologis, sosial-ekonomi, politik, dan kekecewaan terhadap sistem yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikalisasi sering kali bermula dari diskusi keagamaan yang tampak biasa, namun secara perlahan mengarah pada pemahaman yang lebih eksklusif dan intoleran. Media sosial turut berperan dalam mempercepat penyebaran paham ini dengan menyajikan narasi yang menarik bagi kelompok rentan. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengenali tanda-tanda awal perubahan pemikiran yang mengarah pada radikalisme. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus berperan aktif dalam menangani radikalisme dengan pendekatan yang komprehensif, mulai dari pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga kebijakan yang adil dan inklusif. Dengan strategi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih tangguh dalam menghadapi pengaruh radikalisme dan mampu membangun kehidupan sosial yang harmonis serta toleran di Kota Bima.
H. A. Rahman's Political Communication Style in Winning the 2024 Bima Mayoral Election Ashadir, Ashadir; Ahmad, Syarif; Hidayatullah, Arief
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 9, No 4 (2025): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) (November)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v9i4.9374

Abstract

This study aims to analyze the political communication style of H. A. Rahman (Aji Man) in winning the 2024 Bima Mayoral Election through the dramaturgical theory of Erving Goffman, which includes three dimensions: front stage, back stage, and off stage. This research employs a descriptive qualitative method with data collection techniques such as in-depth interviews, literature review, and participatory observation. The results of the study show that on the front stage, Aji Man presents himself as a firm, articulate, and well-groomed leader to build a positive image in the public eye. In the back stage, he demonstrates strong leadership, managerial skills, and well-prepared communication strategies together with his campaign team and political party. Meanwhile, in the off stage, he appears as a humble, humorous, and approachable individual who maintains close relationships with the community, his family, and political colleagues—creating an authentic and down-to-earth impression. These three communication dimensions synergistically shape a well-rounded political image and contribute to his success in winning the election. The findings confirm that effective political communication requires a comprehensive strategy that not only focuses on public image-building but also on internal management and strong interpersonal relationships. 
Mapping the Potential of Conflict Between Villages in the Bima District Ahmad, Syarif; Khaldun, Ibnu; Basri, Seta; Chumaedi, Ahmad
Journal of Government and Civil Society Vol 7, No 1 (2023): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v7i1.6799

Abstract

This study aims to determine the map of potential inter-village conflicts, identify various factors triggering inter-village conflicts and formulate strategies for handling inter-village conflicts that occur in Bima Regency, West Nusa Tenggara Province. To answer research problems, qualitative  methods with descriptive analysis  are used, while case studies are used to limit this study to the specificity of  certain  characteristics and limitations of certain areas. Bima Regency consists of 18 sub-districts where conflicts between villages have the potential to occur in 5 sub-districts, namely; Woha sub-district, Monta sub-district, Belo sub-district, Bolo sub-district and Sape sub-district. The trigger factors for conflict include  the abuse of narcotics and drugs (drugs), liquor (Miras), and differences of understanding between individual citizens. The  actors involved   in inter-village conflicts are educated college graduates who are unemployed and village elites who lose in contesting the Village Head election. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta potensi konflik antarkampung, mengidentifikasi berbagai faktor pemicu terjadinya konflik antarkampung dan perumusan strategi penanganan konflik antarkampung yang terjadi di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, sementara studi kasus digunakan untuk membatasi studi ini pada kekhususan karakteristik dan keterbatasan wilayah tertentu. Kabupaten Bima terdiri dari 18 Kecamatan di mana konflik antar kampung berpotensi terjadi terjadi pada 5 Kecamatan, yaitu; Kecamatan Woha, Kecamatan Monta, Kecamatan Belo, Kecamatan Bolo dan Kecamatan Sape. Faktor-faktor pemicu terjadinya konflik antara lain yakni dipicu oleh penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (Narkoba), minuman keras (Miras), dan selisih paham antar individu warga. Adapun para aktor yang ikut terlibat dalam konflik antarkampung yaitu kaum terdidik lulusan Perguruan Tinggi yang menganggur dan elit-elit desa yang kalah dalam kontestasi pemilihan Kepala Desa.
The impact of digital currencies on traditional banking systems: An analysis Ahmad, Syarif
Journal of Economics and Business Letters Vol. 3 No. 2 (2023): April 2023
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/jebl.v3i2.277

Abstract

In the wake of the digital revolution, the financial landscape has seen the emergence of digital currencies as potent tools that promise to redefine traditional banking systems. This paper delves into the myriad ways through which digital currencies influence the operational, regulatory, and competitive arenas of traditional banks. By integrating empirical data analysis with an exhaustive review of current scholarly and industry literature, we uncover the nuanced dynamics between digital currencies and traditional banking institutions. Our investigation reveals that while digital currencies offer unparalleled efficiencies and opportunities for financial innovation, they simultaneously challenge the existing regulatory frameworks and pose risks to the stability and security of traditional financial systems. The outcomes of this research not only shed light on the immediate effects of digital currencies but also pave the way for future inquiries into their long-term implications on the global financial ecosystem.