Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMETAAN DAN ANALISIS PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANALYSIS (PSHA) RADIUS 500 KM DARI DENPASAR Pratama, I Putu Dedy
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v20i1.23299

Abstract

Denpasar merupakan daerah terpadat penduduknya di Bali. Hal ini juga membuat banyak infrastruktur dibangun di daerah ini. Sebagai kota yang rawan terhadap bencana gempabumi Kota Denpasar harus memiliki peta Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Jika ditinjau dari gempabumi signifikan yang mengguncang Denpasar berada pada zona Benioff atau deep background dengan kedalaman gempabumi berada lebih dari 50 km. Penelitian ini mengambil wilayah kajian di Kota Denpasar dan sekitarnya. Radius yang diambil sebesar 500 km diukur dari Stasiun Geofisika Denpasar yang berada di pusat Kota Denpasar yaitu pada koordinat 6,68 LS dan 115,21 BT sehingga diperoleh batasan koordinat 12,96 LS – 5,50 LS dan 110,66 BT – 119,75 BT. Analisis seismik hazard dilakukan dengan bantuan program USGS-PSHA dengan memperhatikan sumber-sumber gempabumi yang terjadi di wilayah Bali dan sekitarnya. Hasil analisis perhitungan PSHA menunjukan bahwa semakin panjang rentang waktu pengukuran maka nilai guncangan yang diperoleh akan semakin tinggi. Nilai percepatan tanah maksimum di batuan dasar wilayah Denpasar dalam radius 500 km untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun berkisar 0,05 g - 0,4 g. Kota Denpasar memiliki nilai PGA untuk T=1s pada rentang 0,1-0,15 g dan untuk T=0,2s pada rentang 0,3-0,4 g. Terdapat sedikit perbedaan antara hasil penelitian dengan Peta Gempa Indonesia 2017 sekitar 0,1 g. Hal ini karena terdapat perbedaan data yang digunakan.
Pemodelan dan Pembuatan Peta Evakuasi Tsunami Pesisir Sanur Pratama, I Putu Dedy
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v8i2.23167

Abstract

Garis pantai Sanur yang panjang dan padatnya aktivitas pariwisata menjadi perhatian agar perlu adanya pembuatan peta evakuasi tsunami. Peta evakuasi yang sudah ada perlu diperbaharui karena PuSGeN menyatakan potensi gempabumi maksimum oleh Megathrust selatan bali mencapai M7,8 kemudian pada tahun 2017 dilakukan permutakhiran menjadi M9,0. Pemodelan inundasi tsunami digunakan untuk memperkirakan dampak tsunami terburuk. Pemodelan dilakukan menggunakan ComMIT menggunakan gabungan skenario M9,0 dan tsunami Banyuwangi 2 Juni 1994, kemudian untuk data topografi menggunakan SRTM dan batimetri dari ETOPO1. Enam titik virtual tide gauge dibuat untuk melihat karakter gelombang tsunami di sepanjang pantai Sanur. Hasil pemodelan inundasi tsunami yaitu jarak inundasi bervariasi antara 2-3km ke arah darat, ketinggian tsunami di pantai bervariasi antara 9,9 hingga 16,8 meter dengan run-up maksimum 21 meter, dan waktu tiba tsunami di pantai sekitar 24 menit setelah gempabumi terjadi.
PERUBAHAN STATIS COULOMB STRESS GEMPABUMI DOBLET DAN PENGARUHNYA TERHADAP ERUPSI GUNUNGAPI BATUR TAHUN 1963 Pratama, I Putu Dedy
Megasains Vol 6 No 3 (2015): Megasains Vol. 6 No.3 Tahun 2015
Publisher : Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46824/megasains.v6i3.214

Abstract

Erupsi gunungapi Batur tahun 1963, merupakan peristiwa erupsi yang unik karena 4 bulan sebelum erupsi terjadi gempabumi doblet didekatnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gempabumi dengan erupsi Gunungapi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gempabumi tanggal 18 Mei 1963 menghasilkan perubahan coulomb stress positif (0.05 bar) ke arah Gunungapi Batur dan gempabumi tanggal 22 Mei 1963. Irisan melintang yang membelah Gunungapi Batur dan gempabumi doblet menunjukkan perubahan Coulomb stress positif yang terdapat pada bagian bawah Gunungapi Batur dalam rentang kedalaman 30 - 70 km dengan lobus mencapai 0.05 bar. Jika dibandingkan dengan hasil pencitraan tomografi maka perubahan coulomb stress positif berada pada daerah partial melting dari Gunungapi Batur
HUBUNGAN ANTARA GEMPABUMI DENGAN ERUPSI GUNUNGAPI STUDI KASUS ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2010 DAN 2013 Pratama, I Putu Dedy
Megasains Vol 4 No 3 (2013): Megasains Vol. 4 No.3 Tahun 2013
Publisher : Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46824/b62gbt27

Abstract

Aktivitas vulkanik tidak terlepas dari aktivitas seismik dan kondisi tektonik di kawasan sekitarnya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara gempa bumi dan letusan gunung berapi. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah gempa bumi Mw9.0 di Aceh pada tahun 2004, yang diikuti oleh gempa susulan besar berikutnya, telah menghasilkan perubahan tegangan Coulomb yang positif di wilayah tersebut. Perubahan tersebut memicu terganggunya Gunung Sinabung pada tahun 2010 yang sudah tidak aktif selama empat abad. Penampang melintang Gunung Sinabung sebelum erupsi tahun 2013 juga menunjukkan perubahan positif tegangan Coulomb di bagian bawah Gunung Sinabung hingga kedalaman 85 km dengan lobus hingga 5 x 10-3 batang
Identification of Fault Zone in Bali Using GGMPlus Gravity and Alos-2 Palsar-2 Data Pratama, I Putu Dedy; Osawa, Takahiro; As-Syakur, Abd Rahman
JURNAL GEOGRAFI Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v15i1.40772

Abstract

The local active fault in Bali has a small magnitude (M<5) but has destructive potential because it is very close to residential areas. Mapping the fault area on Bali is needed to identify the parameters of faults. This study used gravity data from GGMplus, topographic data from DEMNAS, and lineaments using ALOS-2 PALSAR-2 data. Validation and interpretation using the geological map of Bali and seismicity data. We interpret the subsurface using the gravity derivative method to identify the type of fault movement. Identify fault locations using lineament extraction from SAR data processed by directional filters. The composite image red-green-blue (RGB) for HH, HV, and VV polarization was used for automatic lineament extraction and then corrected manually. The results of the gravity method succeeded in identifying 29 of the 30 faults from the geological map of the Bali sheet and a new spot from PALSAR-2. Bali land has 12 thrust faults, 11 strike-slip faults and six normal faults. The image of PALSAR-2 (L band) has succeeded in making a fault lineament map for the Bali region. The lineament extraction results from PALSAR-2 obtained four new faults (Pesanggaran, Sepang, Tegal Badeng, and Banyuwedang), while four faults were not identified (Tampaksiring Fault, Plaga, Mambal, and Munduk-Rajasa). NE-SW dominates the strike directions, and the dip angles are 45-80 degrees. We propose 30 faults in Bali, including 26 defects from geological maps with changes in length and location shift and four new marks extracted from automatic lineament.Keywords: Remote Sensing, Earthquake, Derivative Gravity, Lineament, SAR