Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENERAPAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMBUATAN ZONA NILAI TANAH Mabrur, Adkha Yulianandha
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v19i2.19546

Abstract

Tanah merupakan suatu penunjang kehidupan seseorang, kebutuhan akan tanah semakin lama semakin meningkat. Hal ini dikarenakan berkembangnya fungsi dari pemanfaatan tanah. Penilaian orang atas sebidang tanah akan menjadi sangat berbeda, karena tanah memiliki beberapa dimensi dan ukuran yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu dalam menilai tanah perlu suatu keahlian tersendiri. Model penilaian tanah yang digunakan oleh BPN untuk pembuatan peta Zona Nilai Tanah (ZNT) adalah model penilaian tanah secara masal dengan menggunakan prosedur perbandingan pasar dalam satu zona. Tingkat pengetahuan dan pengalaman penilai pada model penilaian ini berpengaruh terhadap hasil zona dan penilaian yang lebih bersifat subjektif. Oleh karena itu metode Analitical Heirarchy Proccess (AHP) dipilih untuk dapat mendekatkan besaran atau ukuran secara lebih objektif dan untuk mengeliminasi subjektifitas. Melalui perhitungan dengan AHP maka diperoleh kriteria faktor penentu nilai tanah yaitu aksebilitas dengan bobot kepentingan 58%, penggunaan lahan 14%, dan fasilitas umum 28%. Dari perhitungan bobot kepentingan menggunakan AHP diaplikasikan kedalam analisi spasial sehingga dapat kelompokan kedalam satu area dengan bobot yang sama dengan mengasumsikan bahwa area yang mempunyai kemiripan bobot maka mempunyai nilai tanah yang hampir sama.
ANALISA PERBANDINGAN OBJECT COUNTING DENGAN ECOGNITION DAN PICTERRA Mabrur, Adkha Yulianandha
Jurnal ENMAP Vol 2, No 1 (2021): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1632.271 KB)

Abstract

Object Counting adalah proses menghitung objek berdasarkan konektivitasnya terhadapap piksel disekitarnya, bisa berdasarkan 4 piksel koneksi atau menggunakan 8 piksel koneksi. Object Counting digunakan untuk mengetahui jumlah suatu objek dengan cepat berdasarkan hasil dari ektraksi fitur secara otomatis. Penelitian ini dilakukan pada objek pohon kelapa sawit dengan menggunakan data Foto UAV. Penelitian ini dilakukan pada dua luasan yaitu luasan 5 hektare dan 15 hektare. Algoritma yang digunakan yaitu Template Matching, algoritma ini memungkinkan kita untuk menemukan bagian tertentu pada citra masukan yang sesuai dengan template yang dibuat Kemudian nilai threshold yang digunakan dalam proses Template matching sehingga menghasilkan jumlah perhitungan pohon kelapa sawit berdasarkan hasil dari kedua software tersebut. Hasil dari metode template maching pada eCognition dan Picterra akan dianalisa berdasarkan keakuratan jumlah pohon hasil ektraksi software tersebut, kemudian dilakukan validasi untuk menentukan hasil mana yang sesuai atau mendekati dengan data sesungguhnya. Berdasarkan hasil tersebut maka akan diketahui kemampuan dari kedua software dalam menghitung jumlah suatu object secara otomatis, cepat dan efisien, sehingga dapat memudahkan suatu pekerjaan seperti dalam perhitungan jumlah kelapa sawit, traffic light, lampu penerangan jalan, dan beberapa object yang memiliki karakteristik yang sama. Berdasarkan hasil menggunakan dua buah software yang berbeda terlihat bahwa ada beberapa area yang memang kurang akurat. Hal ini mungkin dipengaruhi dari pembuatan train detector yang digunakan identifikasi secara otomatis terkait objek yang akan diproses. Nilai persentase kesalahan pada perbandingan pohon secara otomatis dan manual yang terkecil diperoleh pada luasan 5 Ha sebesar 1.64%.
Pemetaan Orthophoto Untuk Rencana Pembuatan Peta Rawan Longsor Adkha Yulianandha Mabrur; Silvester Sari Sai; Fransisca Dwi Agustina
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i1.1860

Abstract

Landslides are one of the natural disasters that often occur in Indonesia. The area can be seen geologically by having a hilly land surface with quite steep soil conditions. Several factors cause landslides such as rainfall, sloping slopes, soil type, and the presence of vibration. One region that is classified as a landslides prone area is Pandansari Village, Ngantang District, Malang Regency. This is because some areas of Malang Regency are hills with quite steep land slopes, erratic rainfall conditions and land used that is not under the type of soil. The process of data sampling and processing is carried out by utilizing photogrammetric mapping and Geographic Information Systems in identifying landslide disasters. The processed data is the result of the photogrammetric mapping, namely orthophoto and DEM which can later be used for the landslide identification process. The results of the research in the first year are in the form of orthophoto which will later be used as data for making landslide-prone maps for the Pandansari Village area, Ngantang District, Malang Regency, and landslide-prone maps by utilizing the required data parameters as supporting data for identifying the level of landslide susceptibility. This study will be useful for the of the Pandansari Villager, Ngantang District, Malang Regency to determine the level of vulnerability from low to very vulnerable class, so people can anticipate landslides.
Perbandingan Visualisasi Hasil Deteksi Area Terbangun Berdasarkan Metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan Normalized Difference Built-Up Index (NDBI) Alifah Noraini; Adkha Yulianandha Mabrur2
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.572 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.113

Abstract

Salah satu factor akibat dari aktivitas manusia terhadap perubahan lingkungan adalah perubahan tutupan lahan, terutama area terbangun. Dibutuhkan metode yang cepat dan akurat untuk monitoring perubahan area terbangun agar sesuai dengan perencanaan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Salah satu teknologi yang digunakan adalah teknologi penginderaan jauh. Data utama yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8. Metode yang digunakan menggunakan metode Maximum Likelihood Classification (MLC) dan algoritma Normalized Difference Built-up Index (NDBI). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis secara visualisasi. Kata Kunci: Area bangunan, NDBI, MLC
PEMBUATAN APLIKASI RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) PERKOTAAN BERBASIS ANDROID : Indonesia Yuni Mega Ningsih; Adkha Yulianandha Mabrur; Feny Arafah
Jurnal ENMAP Vol. 3 No. 2 (2022): September, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v3i2.52579

Abstract

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten. Dengan perkembangan teknologi saat ini, maka diperlukan informasi persebaran Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan aturan zonasi yang ada di Perkotaan Lumajang melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah memvisualisasikan data menjadi digital dan kemudian dikembangkan untuk mengakomodasi kebutuhan informasi yang diakses secara realtime dengan metode mobile GIS. Pembuatan aplikasi ini dibuat menggunakan software ArcGIS 10.3 sebagai pengolahan data dan MIT App Inventor 2 sebagai pembuatan bahasa pemrograman visual block dan PHP untuk pembuatan aplikasi android. Berdasarkan pembuatan aplikasi ini memiliki 9 (sembilan) desa/ kelurahan dengan data pola ruang yang terdiri dari 14 zona dan data 10 struktur objek yang tersebar pada zona. Hasil pembuatan aplikasi ini menampilkan tiga menu yang dapat di akses yaitu menu peta, menu fitur RDTR dan menu bantuan. Kelebihan dari menu peta yaitu menampilkan visualisasi data dengan beberapa fitur yang tersedia baik legenda, layers, rules, dan lokasi untuk membantu masayarat untuk mengetahui lokasi yang ada dilapangan dengan lokasi zona yang ada dengan memasukkan koordinat longitude dan latitude titik yang diinginkan. Sedangkan untuk menu fitur RDTR menampilkan data tabular data non spasial dan dapat dilakukan query untuk menampilkan informasi sesuai yang diinginkan masyarakat. Aplikasi RDTR Perkotaan Lumajang mendapat total persentase kelayakan sebesar 84% dan termasuk dalam kagetori sangat layak. Dari hasil pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memberikan keterbukaan informasi publik terkait data RDTR Perkotaan Lumajang, serta memberikan kemudahan dalam akses data RDTR.
Pembuatan Peta 3D Urban Model Untuk Visualisasi Dampak Banjir Adkha Yulianandha Mabrur; Feny Arafah; Fransisca Dwi Agustina; Lalu Teguh Suganda
Faktor Exacta Vol 15, No 4 (2022)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/faktorexacta.v15i4.11419

Abstract

3D modeling is a process to create 3D objects that you want to put in a visual form. A 3D model is a mathematical representation of any three-dimensional object (either inanimate or living). A model is technically graphical until it is visually displayed. Because 3D models are not limited to virtual space. A model can be displayed visually as a two-dimensional image through a process called 3D rendering, or used in non-graphical computer simulations and calculations. In this case, the geographic information system can present a form of modeling of a hydrological phenomenon such as flooding in an area. This study aims to analyze the flood and visualize it in the form of three-dimensional modeling to see the impact of a flood threat due to the Jelateng river’s overflow. This study emphasizes information related to the impact caused by the overflow of the Jelateng river. Making a 3D urban map model will be used as a representation of the appearance of the Jelateng river area and then it will be visualized using DEMNAS data on the arcscene with the animation manager so that the visualization can be seen according to the scenario that will be carried out. The results of the research will be published in a journal so that it can be a reference for some users who want to know related information from the research results
Stockpile Volume Estimation Calculation Based on Terrestrial Laser Scanner (TLS) Data Acquisition and 3D Surface Visualization Adkha Yulianandha Mabrur; Feny Arafah; Adi Sulistianto
Journal of Applied Geospatial Information Vol 7 No 1 (2023): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jagi.v7i1.4906

Abstract

Stock taking is a series of activities to calculate the stock of goods that are still stored in the warehouse to be marketed. There are many activities covered in it, ranging from calculating the number of goods, conducting direct inspections, and structuring that will facilitate business operations when a certain product is needed. One of these activities is also carried out in the mining sector. Coal stock-taking is a survey activity carried out in the coal yard area to calculate the volume of the stockpile and coal tonnage after being multiplied by the density value. Large-dimensional coal stocking must be carried out quickly, accurately and in detail. The need for this can be obtained using laser scanner technology. Laser scanner is a tool designed to scan the surface of an object and represent it in 3D in the form of a height density point cloud. Based on this, in carrying out stock-taking calculation activities, measurements are needed which mainly aim to find out the stockpile volume and density in the fourth quarter of the Adipala PLTU Coal Yard. Stockpile measurement method using volumetric method. Measurement using a Laser Scanner tool to obtain the shape of the stockpile area is by seizing the entire surface of the Stockpile by setting the resolution of the density of coordinate points (x, y, z) as needed. Tool displacement when measurements are made on every detail of the Stockpile curve. Based on the calculation results, it is known that the volume value of the coal stockpile on the west side coal yard is 121,420,574 m3 and the east side coal yard is 88,230,355 m3 on. The total volume of coal amounted to 209,650,929 m3 then multiplied by the density of the bulk density survey results and obtained the tonnage of 180,384,417 MT.
ANALISA PERBANDINGAN OBJECT COUNTING DENGAN ECOGNITION DAN PICTERRA Adkha Yulianandha Mabrur; Fenny Arafah
Jurnal ENMAP Vol. 2 No. 1 (2021): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/em.v2i1.33347

Abstract

Object Counting adalah proses menghitung objek berdasarkan konektivitasnya terhadapap piksel disekitarnya, bisa berdasarkan 4 piksel koneksi atau menggunakan 8 piksel koneksi. Object Counting digunakan untuk mengetahui jumlah suatu objek dengan cepat berdasarkan hasil dari ektraksi fitur secara otomatis. Penelitian ini dilakukan pada objek pohon kelapa sawit dengan menggunakan data Foto UAV. Penelitian ini dilakukan pada dua luasan yaitu luasan 5 hektare dan 15 hektare. Algoritma yang digunakan yaitu Template Matching, algoritma ini memungkinkan kita untuk menemukan bagian tertentu pada citra masukan yang sesuai dengan template yang dibuat Kemudian nilai threshold yang digunakan dalam proses Template matching sehingga menghasilkan jumlah perhitungan pohon kelapa sawit berdasarkan hasil dari kedua software tersebut. Hasil dari metode template maching pada eCognition dan Picterra akan dianalisa berdasarkan keakuratan jumlah pohon hasil ektraksi software tersebut, kemudian dilakukan validasi untuk menentukan hasil mana yang sesuai atau mendekati dengan data sesungguhnya. Berdasarkan hasil tersebut maka akan diketahui kemampuan dari kedua software dalam menghitung jumlah suatu object secara otomatis, cepat dan efisien, sehingga dapat memudahkan suatu pekerjaan seperti dalam perhitungan jumlah kelapa sawit, traffic light, lampu penerangan jalan, dan beberapa object yang memiliki karakteristik yang sama. Berdasarkan hasil menggunakan dua buah software yang berbeda terlihat bahwa ada beberapa area yang memang kurang akurat. Hal ini mungkin dipengaruhi dari pembuatan train detector yang digunakan identifikasi secara otomatis terkait objek yang akan diproses. Nilai persentase kesalahan pada perbandingan pohon secara otomatis dan manual yang terkecil diperoleh pada luasan 5 Ha sebesar 1.64%.
PembuatanPeta Kerja Dalam Rangka Identifikasi Panjang Segmen Batas Kelurahan Feny Arafah; Adkha Yulianandha Mabrur
Jurnal ENMAP Vol. 4 No. 1 (2023): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/enmap.v4i1.59518

Abstract

A boundary segment is a segment in the form of a boundary line, usually between two adjacent blocks of land. This segment line is important in determining property boundaries and determining land ownership. In the context of mapping, boundary segments are represented as straight lines or a series of straight lines on a map or in spatial databases, and are used to determine the location and extent of property ownership. The boundary segment is very important in determining and ensuring land ownership. Land is an important asset for most people, and boundary segments help define the boundaries of property ownership and ensure that everyone has the appropriate rights to the land they own. Boundary segments are also useful in resolving land ownership issues, such as land conflicts and disputes. Boundary segments help ensure that land occupied or used by a person complies with predetermined boundaries, and helps troubleshoot issues in the event of a dispute. The boundary segment is the part of the boundary of a village that shows the direction and distance between the two boundary points. Boundary segments play an important role in ensuring that the boundaries of a village are clearly defined and not mistaken. This is very important for the context of local administration and governance. According to the reference, boundary segments help in ensuring that specific locations within the sub-district can be correctly identified and ensure that land and other resources are managed efficiently and fairly. In addition, the boundary segment also helps in ensuring that taxes and other burdens are imposed correctly and on the right people. However, many problems occur with boundary segments, such as differences in interpretation of boundaries and lack of available data. Therefore, it is important to ensure that the boundary segments of the village are clearly defined and monitored regularly.
Pembuatan WebGIS Sebagai Visualisasi Informasi Potensi Desa Adkha Yulianandha Mabrur; Alifah Noraini; Irvania Sukma Kumala
Jurnal ENMAP Vol. 4 No. 1 (2023): Maret, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/enmap.v4i1.59521

Abstract

Geographic Information System (GIS) is a computer system designed to perform a job related to various kinds of spatial information data. The system runs with various capabilities, such as stamping, checking, integrating data, manipulating, analyzing and presenting data from various spatial data information as a reference for the condition of the earth. Information related to these spatial conditions needs to be shared through an effective system called Web Technology. WebGIS technology has the purpose of sharing information based on GIS using internet services, namely the web. WebGIS answers various kinds of complex mapping presentation problems, simplifying it so that it makes it easier for users to get information. This is what underlies the creation of WebGIS in Sumberejo Village, the need to share information related to objects in the village easily. The survey data is then carried out data processing, editing spatial and attribute data, as well as adding supporting data related to information to be visualized in web form. The results of the information presented in WebGIS are that there are five categories ranging from tourist attractions with a total of 10 points, places of worship 9 points, health 9 points, education 9 points and places to eat 18 points. The WebGIS can be accessed via https://sumberejo.gis.co.id with a simple appearance and easy to operate so that it is expected to make it easier for local users. So that later it can be developed in terms of updating data to make it more informative