Rezal, Farid
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS POASIA TAHUN 2019 Sundari, Sundari; Majid, Ruslan; Rezal, Farid
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 4, No 3 (2019): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v4i3.11087

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensisebelum memeriksakan tekanan darahnya. Data Word Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukansekitar 1,13 miliyar orang di dunia menderita Hipertensi. Tiap tahunnya 7 juta orang di seluruh dunia meninggalakibat hipertensi. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, prevalensi hipertensi setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 hipertensi sebesar 24.419 kasus (9,25%), tahun2015 hipertensi sebesar 19.743 kasus (17,67%), dan terus meningkat pada tahun 2016 sebesar 18.054 kasus(61,57%). Untuk wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun 2018 penderita hipertensi tercatat sebesar 171orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian HipertensiPada Kelompok Lanjut Usia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2019. Jenis penelitianyang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian survei analitik. Populasi adalah semua pasien lansiadari popilasi sebanyak 30 Pasien dengan jumlah Sampel adalah semua pasien lansia yang berjumlah 30 pasien.Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik total sampling. Data dianalisis secara univariat danbivariat dengan menggunakan uji Fisher’s Exact Test . Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan yangbermakna antara Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi dan Ada hubungan yang bermakna antara AktivitasFisik dengan Kejadian Hipertensi. Diharapkan kepada para petugas kesehatan agar lebih memperhatikankesehatan para lansia dengan cara memberikan pengetahuan dan edukasi kepada masyarakat bagaimana caramencegah terjadinya hipertensi dan bagaimana mengurangi resiko terjadinya Hipertensi.Kata kunci : Hipertensi, Aktivitas Fisik, Stres, Lansia 
PERBEDAAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI SEBAGAI UPAYA PERAWATAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 7 KENDARI TAHUN 2019 Yuli, Wa Ode; Bahar, Hartati; Rezal, Farid
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 4, No 4 (2019): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v4i4.11437

Abstract

Abstrak Kesehatan reproduksi pada remaja dapat berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja dalam keadaan baik. Usia remaja, merupakan usia dimana organ reproduksinya rentan terhadap infeksi saluran reproduksi,kehamilan dan penggunaan obat-obatan.Infeksi yang terjadipada wanita biasanya tidak menunjukkan gejala sehinggalebih sulit didiagnosa dan menjadi lebih serius. Kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi merupakan komponenkebersihan perorangan yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasukmenghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganpendidikan kesehatan reproduksi sebagai upaya perawatan menstruasi pada remaja putri di SMAN 7 Kendari. Penelitianini merupakan survei analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 109 siswi. Besarsampel dalam penelitian ini berjumlah 51 siswi diperoleh dengan menggunakan teknik penarikan sampelproportionalrandom sampling.Hasil penelitian diperoleh menunjukkan masing-masing variabel yang diteliti memilikihubungan dengan Pendidikan kesehatan reproduksi sebagai upaya perawatan menstruasi pada remaja putri yaitu TingkatPengetahuan (X2hitung=4,464, RØ=0,296), sikap (X2hitung=8,518, RØ=-0,409), dan tindakan (X2hitung=8,518, RØ= -0,409). Semua masing-masing variabel menunjukan adanya hubungan yang bermakna.Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Perawatan Menstruasi, Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, ASUPAN ENERGI DAN STRES DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA MAHASISWA FKIP JURUSAN PENJASKESREK UNIVERSITAS HALU OLEO KOTA KENDARI TAHUN 2019 Nirmala G, Fifi; Wahyuni, Deka; Paridah, Paridah; Rezal, Farid
Preventif Journal Vol 5, No 1 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v5i1.15577

Abstract

AbstrakPenumpukan kadar gula dalam darah merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus.Aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang akan mempengaruhi kadar glukosa darahnya. Faktor yangmempegaruhi glukosa darah puasa tidak terkendali adalah pengetahuan, pendidikan, diet, stres, asupanmakan, kurang aktivitas fisik, asupan obat yang berhubungan dengan pengendalian kadar gula darah. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik, asupan energi dan stres dengan kadarglukosa darah puasa mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pengetahuan Jurusan Penjaskesrek kota Kendari diUniversitas Halu Oleo. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel adalah sebanyak 120 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.Analisis yang digunakan yakni analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitianmenunjukan bahwa terdapat Hubungan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah puasa (p value 0,000),tidak ada hubungan asupan energi dengan kadar glukosa darah puasa (p value 0,656) dan tidak ada hubunganstres dengan kadar glukosa darah puasa (p value 0,510). Sehingga dapat disimpulkan dari hasil tes menunjukanaktivitas fisik dapat menyebabkan glukosa darah puasa. Glukosa akan diubah menjadi energi pada saatberaktivitas fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan insulin semakin meningkat sehingga kadar gula dalam darahakan berkurang. Dengan beraktivitas fisik maka banyak manfaat untuk menurunkan stres.Kata Kunci: Aktivitas fisik, Asupan energi, dan Stres dengan Kadar glukosa darah puasa
STUDI KUALITATIF DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI TERHADAP KESEMBUHAN PADPENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYAKOTA KENDARI TAHUN 2019 Rezal, Farid; Nirmala G, Fifi; Syafri, Widya Utari
Preventif Journal Vol 5, No 1 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v5i1.15595

Abstract

AbstractTuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menyerang paru disebabkan oleh mycobacteriumtuberculosis. Pengobatan TB paru memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga kelangsungan pengobatan TBparu membutuhkan faktor penunjang yaitu salah satunya adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui dukungan keluarga dan motivasi terhadap kesembuhan pada penderita tuberkulosis paru diWilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiankualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknikpurposive sampling, 6 informan kunci dan 2 informan biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kesembuhan yang paling dominan dalam menunjang kesembuhan penderita adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan emosional yaitu dukungan perhatian terhadap pemenuhan makanan dan yang paling utamaadalah perhatian dalam mengontrol pengobatan penderita. Penderita sendiri merasa lebih termotivasi denganadanya dukungan perhatian yang lebih dari keluarga. Petugas kesehatan memberikan penderita motivasi untukselalu sabar, ikhlas dan semangat dalam menjalani pengobatan hingga sembuh serta tidak mudah untukberputus asa. Peranan kader kesehatan dalam melayani pasien TB Paru diharapkan dapat membangun hubunganyang baik dengan penderita.Kata kunci: Tuberkulosis paru, dukungan keluarga, motivasi