Penelitian ini berjudul Dinamika dan Senimotika Rapai Puloet Geurimpheng di Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Masalah penelitian ini adalah sejauh mana keberadaan musik tradisional Rapai Puloet Geurimpheng dalam keseharian masyarakat di Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen dan makna syair Rapai Puloet Geurimpheng. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sejauh mana keberadaan musik tradisional Rapai Puloet Geurimpheng dalam keseharian masyarakat di Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen dan makna syair Rapai Puloet Geurimpheng. Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian ini menggunakan jenis deskriptif. Sumber data dalam penelitian adalah pencipta, penerus generasi ke-3, pelatih, penari, pemusik Rapai Puloet Geurimpheng sanggar Jeumpa Puteh desa Blang Mee serta masyarakat Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data melalui reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil menunjukkan bahwa dalam keseharian masyarakat, Rapai Puloet Geurimpheng memiliki 7 babak yang menggunakan syair yaitu saleum syech, saleum aneuk syahi, cakrum, tingkah rapai, saman, kisah dan gambus/lanie. Keaslian dari Rapai Puloet Geurimpheng masih terjaga hingga sekarang, Rapai ini hanya ada di desa Blang Mee di sanggar Jeumpa Puteh dan rata-rata masyarakat mengetahui tentang Rapai Puloet Geurimpheng dan ikut ambil andil dalam melestarikan dan mengembangkannya, ditandai dengan adanya penampilan yang sering dipentaskan di acara pernikahan maupun event-event lainnya. Syair yang digunakan dalam bentuk bahasa Aceh yang berisi tentang nasehat, mengisahkan tentang kisah sejarah masa lalu, perintah dan ajaran kebaikan serta syair yang berupa teka-teki. Di dalam syairnya juga terdapat syair terikat dan syair bebas.Kata kunci: dinamika, semiotika, Rapai Puloet Geurimpheng