Tuberkulosis adalah penyakit menular melalui kontak langsung dengan penderita, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Putus minum obat adalah Penderita tuberculosi basil tahan asam positif, berturut - turut dua bulan atau lebih tidak minum obat sebelum masa pengobatannya selesai. Angka putus minum obat di Puskesmas Kolakaasi diperkirakan mencapai 40%. Salah satu penyebab putusnya minum obat anti tuberculosis pasien penderita tuberkulosis paru diantaranya efek samping obat anti tuberkulosis seperti: Hilang nafsu makan (mual), gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Akibatnya pasien bisa kebal terhadap obat Multi Drugs Resisten. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab putus minum obat pada penderita tuberkulosis Paru di Wiayah kerja Puskesmas Kolakaasi. Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungannya. Desain penelitian adalah Cross Sectional, suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional, pengumpulan data dengan wawancara lansung kepada penderita. Populasi adalah keseluruh pasien tuberculosi basil tahan asam positif sebanyak 63 pasien di puskesmas Kolakaasi selama tahun 2023, dengan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner yang disusun oleh peneliti Hasil: Hasil Uji antara efek samping obat tuberkulosis dengan putus minum obat tuberkulosis (p-value 0,000 < α 0,05). Artinya Ada hubungan yang signifikan antara efek samping obat anti tuberkulosis dengan putus minum obat Kesimpulan: Efek samping obat anti tuberkulosis seperti: Nafsu makan menurun (mual), penglihatan kabur dan gangguan pendengaran menyebabkan putus minum obat anti tuberkulosis pada pasien di Wilayah kerja Puskesmas Kolakaasi kecamatan Latambaga.