Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Edukasi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka Afrianty, Iis; Saputri, Ekawati; Rosmiati, Rosmiati; Tukatman, Tukatman; Bangu, Bangu; Baeda, Abd. Gani
Jurnal Pengabdian Meambo Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEAMBO
Publisher : PROMISE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56742/jpm.v2i1.42

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutris paling baik yang diberikan kepada bayi karena kandungannya terdiri dari banyak zat dan faktor protektif penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga angka kesakitan dan angka kematian bayi dapat diturunkan. Pembentukan system imun yang kuat pada bayi didukung oleh Kandungan ASI yang sangat lengkap dan kompleks, dan terdiri dari ratusan molekul bioaktifsehingga bayi terlindungi dari infeksi. Masih rendahnya pencapaian  program  pemberian  ASI eksklusif dapat terjadi karena   beberapa   hambatan, diantaranya  rendahnya  pengetahuan  tentang  manfaat dan tujuan pemberian ASI eksklusif   bisa menjadi penyebab  gagalnya  pemberian ASI eksklusif. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan penyuluhan atau edukasi kepada ibu hamil. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang ASI Ekslusif pada ibu nifas, pengabdian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka pada tanggal 18 November 2022 jam 10.30-11.00. Pengabdian ini  adalah upaya rehabilitatif dengan  memberikan ASI Ekslusif  pada ibu nifas diruang nifas RSBG Kolaka. Peserta yang mengikuti edukasi kesehatan berjumlah 12 orang yang terdiri atas ibu-ibu postpartum beserta keluarga yang mendampingi. Peserta cukup  antusias mendengarkan dan menyimak materi yang   diberikan sehingga diharapkan ASI Ekslusif berhasil dilaksanakan.  
Faktor-Faktor Penyebab Putus Minum Obat Anti TBC di Puskesmas Kolakaasi Kecamatan Latambaga: Factors Causing Out of Taking-Tb Medications at Kolakasi Health Center Latambaga District Bangu, Bangu; Afrianty, Iis; Ayu Lestari, Fajar Vilbra
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.8964

Abstract

Tuberkulosis adalah penyakit menular melalui kontak langsung dengan penderita, disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Putus minum obat adalah Penderita tuberculosi basil tahan asam positif, berturut - turut dua bulan atau lebih tidak minum obat sebelum masa pengobatannya selesai. Angka putus minum obat di Puskesmas Kolakaasi diperkirakan mencapai 40%. Salah satu penyebab putusnya minum obat anti tuberculosis pasien penderita tuberkulosis paru diantaranya efek samping obat anti tuberkulosis seperti:  Hilang nafsu makan (mual), gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Akibatnya pasien bisa kebal terhadap obat Multi Drugs Resisten. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab putus minum obat pada penderita tuberkulosis Paru di Wiayah kerja Puskesmas Kolakaasi.   Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungannya. Desain penelitian adalah Cross Sectional, suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional, pengumpulan data dengan wawancara lansung kepada penderita. Populasi adalah keseluruh pasien tuberculosi basil tahan asam positif sebanyak 63 pasien di puskesmas Kolakaasi selama tahun 2023, dengan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner yang disusun oleh peneliti Hasil: Hasil Uji antara efek samping obat tuberkulosis dengan putus minum obat tuberkulosis (p-value 0,000 < α 0,05).  Artinya Ada hubungan yang signifikan antara efek samping obat anti tuberkulosis dengan putus minum obat Kesimpulan: Efek samping obat anti tuberkulosis seperti: Nafsu makan menurun (mual), penglihatan kabur dan gangguan pendengaran menyebabkan putus minum obat anti tuberkulosis pada pasien di Wilayah kerja Puskesmas Kolakaasi kecamatan Latambaga.