Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengelolaan Wisata Mangrove Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Marannu F Fitrawahyudi; Muhammad Nasrum; S Sofyan

Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.373 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v3i1.488

Abstract

The general problems found in the program partners were the lack of community participation in development, the lack of community knowledge and skills in managing natural resources, the lack of comprehension of village governance and tourism managers in utilizing the potential of mangrove tourism villages, and the lack of comprehension of environmental conservation to protect mangrove forest habitats. The solution offered through the KKN-PPM program were to increase community participation through empowering rural communities, especially for women and the elderly widows who are not economically productive institutionalized through the "The Pakatau", efforts to increase the ability of mangrove ecotourism governance were carried out training to increase the capacity of mangrove ecotourism management for village officials and tourism managers. The efforts to increase the human development index in the field of improving the economy, welfare, and health. Therefore efforts were made to increase the knowledge and skills of processing mangrove fruits into superior products of the village and training on environmental preservation of mangrove forests. To achieve those goals, several activities are offered by the KKN-PPM program such as the institutionalized of the community through "The Pakatau" community learning groups, tourism management training for tourism managers, training for making superior village products for women and elderly widows who are not economically productive, and the promotion of environmental preservation and values in interacting with tourists, as well as several other supporting programs. The expected output targets achieved this program such as the increasing of community comprehension and skills, village governance, and tourism managers in managing, processing and maintaining mangrove habitats as a source of income for the community and village.
Toponim di Kabupaten Maros (Fokus: Terapan dalam Pendidikan Kearifan Lokal) Fitrawahyudi Fitrawahyudi; Irwan Fadli
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 4 No. 3 (2021): September - December
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.4.3.2021.1430

Abstract

Pemberian nama tempat dapat merepresentasikan pikiran, pengetahuan, dan keyakinan masyarakat yang hidup di dalamnya. Penelitian ini bertujuan mengungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam toponim di Kabupaten Maros dan relevansi hasil penelitian toponim dibidang pendidikan. Data berupa informasi toponim dikumpulkan dengan teknik pustaka, sedangkan teknik wawancara digunakan untuk mengungkap latar belakang pembentukan toponim berdasarkan aspek perwujudan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 140 toponim menggambarkan aspek perwujudan, 18 aspek kemasyarakatan, dan aspek kebudayaan 28 toponim. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemberian nama wilayah di Kabupaten Maros sangatlah mempertimbangkan nilai-nilai kearfian lokal berupa manifestasi dari fenomena dan latar lingkungan alam secara fisikal, latar interaksi sosial dan tempat interaksinya, serta warisan kebudayaan berbentuk tradisi lisan masyarakat. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap terapan pembelajaran melalui integrasi bahan ajar, serta sangat potensial bagi rintisan sekolah berbasis kearifan lokal
Analisis Faktor Sosial Pemertahanan Bahasa Dentong di Kabupaten Maros Kasmawati; Fitrawahyudi
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v6i2.380

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor sosial penggunaan bahasa Dentong melaui indikator sikap bahasa pengguna bahasa, serta untuk mengetahui daya hidup bahasa maka akan dilakukan pengukuran daya hidup bahasa Dentong berdasarkan penggunaan bahasa pada usia dibawah 25 tahun (usia produktif bertahannya bahasa). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode survei, observasi dan wawancara, metode survei menggunakan kuesioner digunakan untuk mengungkap faktor-faktor sosial penggunaan bahasa Dentong, sedangkan metode observasi dan wawancara digunakan untuk memproyeksi daya hidup bahasa Dentong. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data secara bertahap melalui kegiatan reduksi data, model data (display data) dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemertahanan bahasa Dentong berada dalam kategori baik, didasari atas persentase penggunaan bahasa pada seluruh kelompok usia sebesar 93% yang masih menggunakan bahasa Dentong dan penggunaan bahasa Dentong sebagai alat interaksi utama baik dalam komunikasi intrakeluarga, maupun antar keluarga.
Sikap Bahasa Masyarakat Dusun Mangento Desa Pattontongan Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Kasmawati; Fitrawahyudi; Desy Sulung Saputri
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v7i1.623

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap bahasa masyarakat Dusun Mangento Desa Pattontongan terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana sikap bahasa masyarakat Dusun Mangento Desa Pattontongan terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Dusun Mangento. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini diambil 21% dari jumlah keseluruhan masyarakat Dusun Mangento Desa Pattontongan yang berjumlah 885 orang sehingga didapatkan hasil sebanyak 40 responden dijadikan sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan teori ciri-ciri sikap bahasa yang dikemukakan oleh Garvin dan Mathiot, yaitu (1) kesetiaan bahasa, keinginan seseorang atau masyarakat dalam mendukung bahasa, untuk memelihara dan mempertahankan bahasa, bahkan kalau perlu mencegahnya dari pengaruh bahasa lain; (2) kebanggaan bahasa yaitu keyakinan terhadap bahasa yang tertanam pada diri seseorang untuk menjadikan bahasa tersebut sebagai identitas diri; (3) Kesadaran akan norma bahasa, suatu posisi/keadaan seseorang untuk patuh terhadap suatu aturan. Berdasarkan persentase angket sebesar 8,5% sangat setuju dan 34,5% setuju, jawaban ragu-ragu diperoleh sebesar 18%, tidak setuju sebesar 38% dan sangat tidak setuju sejumlah 1% serta hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa sikap bahasa masyarakat Dusun Mangento Desa Pattontongan terhadap penggunaan bahasa Indonesia adalah negatif
Kemampuan Bahasa Daerah Usia 17-22 Tahun Fitrawahyudi Fitrawahyudi; Kasmawati Kasmawati
Jurnal Idiomatik: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Idiomatik
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unesco telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai peringatan hari Bahasa Ibu Internasional. Hal ini didasari atas perenungan terhadap kondisi bahasa-bahasa daerah di dunia yang telah banyak mengalami kepunahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bahasa daerah penutur usia 17-22 tahun dan memproyeksikan daya hidup bahasa daerah Bugis dan Makassar di Kabupaten Maros. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner pada 200 orang responden yang kemudian dianalisis berdasarkan tahap reduksi data, model data, dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan persentase kemampuan berbahasa daerah pada aspek menyimak 63% tidak mampu, berbicara 52% tidak mampu, membaca dan menulis 89% tidak mampu, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bahasa daerah berada pada kategori yang rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya hidup bahasa daerah Bugis dan Makassar mengalami ancaman kepunahan dan diproyeksikan pada 10 tahun ke depan bahasa daerah tersebut tidak lagi digunakan oleh mayoritas responden.
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Guru Madrasah di Kabupaten Maros Irwan Fadli; Fitrawahyudi Fitrawahyudi; Aryanti Aryanti
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 6 No. 2 (2023): Mei - Agustus 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.6.2.2023.2721

Abstract

Berdasarkan tingkat kualifikasi pendidikan, kompetensi, dan sertifikasi pendidik pada madrasah aliyah di Kabupaten Maros. Sumber data dalam penelitian deskriptif ini diambil dari profil guru di sekolah yang berjumlah 613 data guru pada 31 madrasah aliyah, data diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan penelitian dokumen sekolah, lalu dianalisis menggunakan prosedur analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukan guru belum memenuhi syarat kualifikasi pendidikan diploma empat atau strata satu; mayoritas guru. Berdasarkan kategori profesionalitas guru berdasarkan kompetensi, mayoritas guru belum dapat diukur kompetensi karena belum mengikuti Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan (AKGTK). Sedangkan kategori profesionalitas guru berdasarkan perolehan sertifikasi guru pendidik masih rendah, karena mayoritas guru belum tersertifikasi. Oleh karena itu, maka disarankan kepada pemerintah melalui departemen agama Kabupaten Maros agar melakukan pembinaan dan penyebar luasan informasi terkait program pemerintah dalam memenuhi kualitas guru melalui pendidikan profesi guru, asesmen kompetensi, dan perolehan sertifikasi guru pendidik.