Herman, Indria
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Physical Activity Level Mapping of Senior High School Students in West Java Tommy Apriantono; Apriantono, Tommy; Indria Herman; Herman, Indria; Hasan, Muhamad Fahmi; Juniarsyah, Agung Dwi; Ihsani, Sri Indah; Hidayat, Iwa Ikhwan
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 5, No 1 (2020): Improving Physical Education to Promote Healthy Growth
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.038 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v5i1.20673

Abstract

Early physical activity habit plays an important role in building a healthy lifestyle and the degree of fitness in the future. This research was aimed at finding out the level of physical activity of high school students in West Java. The result of the study could be used as a reference and benchmark for policy making in sports. The method used in this study was random sampling, spread in 5 cities / districts in West Java. The data of the level of physical activity were obtained from the IPAQ questionnaire (International Physical Activity Questionnaire). The data of the questionnaire showed that the average level of physical activity was in the high category, with metabolic equivalent values (METs) 1520.80 ± 1444.50. The highest level of physical activity was in Tasikmalaya City, while the lowest was in Kuningan District. However, among the five cities, there was no significant difference. The conclusion is that the physical activity level of West Java high school students is high. However, it should be noted that they also have a fairly high duration of sitting and game playing habits. AbstrakKebiasaan untuk beraktivitas fisik sejak dini berperan penting dalam membangun gaya hidup yang sehat serta derajat kebugaran di kemudian hari. Riset ini berupaya untuk mengetahui sebarapa besar tingkat aktivitas fisik siswa SMA di Jawa Barat, yang pada akhirnya dijadikan acuan dan tolak ukur dalam pembuatan kebijakan dilingkungan olahraga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupana random sampling, tersebar di 5 kota/kab yang ada di Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data tingkat aktivitas fisik didapatkan dari kuesnioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Hasil dari kuesioner tersebut rata-rata tingkat aktivitas fisik dalam kategori tinggi, dengan nilai metabolic equivalent (METs) 3520.2 (±2774.3). Paling tinggi tingkat aktivitas fisik di Kota Tasikmalaya, sedangkan paling rendah ada di Kabupaten Kuningan. Namun dari kelima kota tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulannya kategori tingkat aktivitas fisik siswa SMA Jawa Barat tinggi, namun ada beberapa catatan karena mereka memiliki durasi duduk yang cukup tinggi serta kebiasaan bermain permainan daring yang terlalu sering. 
Analisis Fleksibilitas Pada Atlet Bulutangkis Junior Indonesia: Flexibility Analysis Apriantono, Tommy; Herman, Indria; Syafriani, Rini; Dwi Juniarsyah, Agung; Fahmi Hasan, Muhamad; Winata, Bagus; Ihsani, Sri Indah; Safei, Imam
Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSCE.05209

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur fleksibilitas dan mengetahui riwayat cedera yang dimiliki atlet bulutangkis junior pria dan wanita. Dalam penelitian ini melibatkan total 49 atlet bulutangkis. Secara spesifik, mereka dibagi menjadi dua (2) group berdasarkan jenis kelamin mereka. Group laki-laki (n = 26), yang memiliki rata-rata tinggi badan = 171.2 ± 6.91 cm ; berat badan = 64.02 ± 9.67 Kg; BMI = 21.89 ± 2.49 Kg/m2, sedangkan Group perempuan (n = 23) memiliki rata-rata tinggi badan = 159.09 ± 3.40 cm ; berat badan = 56.79 ± 9.40 Kg; BMI = 22.39 ± 3.08 Kg/m2. Seluruh peserta diminta untuk melakukan test fleksibilitas menggunakan alat Takei 5003 Analogue Standing Trunk Flexion Meter dan mengisi kuesioner terkait rewayat cedera visual analogue scale questioner (VAS). Analisis statsitik menunjukkan bahwa atlet bulutangkis wanita junior memiliki fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan atlet bulutangkis pria junior (p = 0.001). Di sisi lain, VAS questioner menunjukkan bahwa 9% dari total 26 atlet pria pernah mengalami riwayat terapi selama lebih dari 3 bulan, sedangkan tidak ada satupun dari 23 atlet wanita (0%) yang memiliki riwayat terapi penyembuhan lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan secara kuantitatif bahwa atlet wanita bulutangkis memiliki kemampuan fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan atlet bulutangkis pria, sehingga memiliki korelasi terkait resiko terjadinya suatu cedera dan riwayat penanganan terapi yang lebih baik dibandingkan atlet bulutangkis pria. Kata Kunci: Bulutangkis, Cedera, Fleksibilitas, Performa, Sendi. ABSTRACT The aim of this study was to measure flexibility and determine the injury history of male and female junior badminton athletes. This study involved a total of 49 badminton athletes. Specifically, they were divided into two (2) groups based on their gender. Male group (n = 26), who had a mean height = 171.2 ± 6.91 cm; body weight = 64.02 ± 9.67 Kg; BMI = 21.89 ± 2.49 Kg / m2, while the female group (n = 23) had an average height = 159.09 ± 3.40 cm; body weight = 56.79 ± 9.40 Kg; BMI = 22.39 ± 3.08 Kg / m2. All participants were asked to do a flexibility test using the Takei 5003 Analogue Standing Trunk Flexion Meter tool and fill out a questionnaire related to visual injury analogue scale questioner (VAS). Statistical analysis showed that female junior badminton athletes had better flexibility than junior male badminton athletes (p = 0.001). On the other hand, the VAS questionnaire showed that 9% of the total 26 male athletes had a history of therapy for more than 3 months, whereas none of the 23 female athletes (0%) had a history of healing therapy for more than 3 months. This study shows quantitatively that female badminton athletes have better flexibility abilities than male badminton athletes, so that they have a better correlation related to the risk of an injury and a history of treatment treatment compared to male badminton athletes. Keywords: Badminton, Injury, Flexibility, Performance, Joints.