Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS EFEKTIVITAS ZUMBA DAN BELLY DANCE TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH Hasan, Muhamad Fahmi; Ramania, Nia Sri; Bahri, Samsul
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.983 KB) | DOI: 10.5614/jskk.2017.2.1.4

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba dan belly dance terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 14 orang yang terbagi menjadi dua kelompok, 7 orang untuk kelompok zumba dan 7 orang untuk kelompok belly dance. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba dan satu kelompok lain menggunakan eksperimen latihan belly dance. Penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pretest dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kelompok zumba dan belly dance terhadap VO2max VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan baik di kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh untuk kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dan belly dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh.
PENGARUH ZUMBA TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH Hasan, Muhamad Fahmi; Ramania, Nia Sri; Bahri, Samsul
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.318 KB) | DOI: 10.5614/jskk.2017.2.2.3

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 10 untuk kelompok zumba. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba, penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh.
Physical Activity Level Mapping of Senior High School Students in West Java Tommy Apriantono; Apriantono, Tommy; Indria Herman; Herman, Indria; Hasan, Muhamad Fahmi; Juniarsyah, Agung Dwi; Ihsani, Sri Indah; Hidayat, Iwa Ikhwan
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 5, No 1 (2020): Improving Physical Education to Promote Healthy Growth
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.038 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v5i1.20673

Abstract

Early physical activity habit plays an important role in building a healthy lifestyle and the degree of fitness in the future. This research was aimed at finding out the level of physical activity of high school students in West Java. The result of the study could be used as a reference and benchmark for policy making in sports. The method used in this study was random sampling, spread in 5 cities / districts in West Java. The data of the level of physical activity were obtained from the IPAQ questionnaire (International Physical Activity Questionnaire). The data of the questionnaire showed that the average level of physical activity was in the high category, with metabolic equivalent values (METs) 1520.80 ± 1444.50. The highest level of physical activity was in Tasikmalaya City, while the lowest was in Kuningan District. However, among the five cities, there was no significant difference. The conclusion is that the physical activity level of West Java high school students is high. However, it should be noted that they also have a fairly high duration of sitting and game playing habits. AbstrakKebiasaan untuk beraktivitas fisik sejak dini berperan penting dalam membangun gaya hidup yang sehat serta derajat kebugaran di kemudian hari. Riset ini berupaya untuk mengetahui sebarapa besar tingkat aktivitas fisik siswa SMA di Jawa Barat, yang pada akhirnya dijadikan acuan dan tolak ukur dalam pembuatan kebijakan dilingkungan olahraga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupana random sampling, tersebar di 5 kota/kab yang ada di Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data tingkat aktivitas fisik didapatkan dari kuesnioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire). Hasil dari kuesioner tersebut rata-rata tingkat aktivitas fisik dalam kategori tinggi, dengan nilai metabolic equivalent (METs) 3520.2 (±2774.3). Paling tinggi tingkat aktivitas fisik di Kota Tasikmalaya, sedangkan paling rendah ada di Kabupaten Kuningan. Namun dari kelima kota tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulannya kategori tingkat aktivitas fisik siswa SMA Jawa Barat tinggi, namun ada beberapa catatan karena mereka memiliki durasi duduk yang cukup tinggi serta kebiasaan bermain permainan daring yang terlalu sering. 
The effect of temperature and humidity on vo2max of PPLP athletes in Java, Indonesia Apriantono, Tommy; Herman, Indria; Juniarsyah, Agung Dwi; Hasan, Muhamad Fahmi; Ihsani, Sri Indah; Hidayat, Iwa Ikhwan; Safei, Imam; Winata, Bagus; Hindawan, Ilham
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 6 No 1 (2020): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.7 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v6i1.13872

Abstract

Efek dari lingkungan yang panas pada kinerja aerobik belum didokumentasikan dengan baik. Suhu dan kelembaban suatu lingkungan berpengaruh terhadap fisiologis tubuh dan dapat memengaruhi penampilan fisik, serta proses oxygen intake (VO2Max) yang kurang optimal. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan apakah suhu lingkungan dapat berpengaruh terhadap kondisi tubuh pada saat berolahraga. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek suhu lingkungan yang berbeda terhadap VO2max pada atlet PPLP se-Pulau Jawa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode studi observasional, di manaeneliti hanya melakukan observasi pada satu saat, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 80 Atlet PPLP se-Pulau Jawa. Di antaranya yaitu; Jawa Tengah (20 Atlet), Jawa Timur (20 Atlet), Jawa Barat (20 Atlet) dan DIY Yogyakarta (20 Atlet). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa VO2max secara signifikan dapat berkurang pada suhu dan kelembaban 34°C/70% dan 32°C/60% dibandingkan dengan suhu dan kelembaban 23°C/69% dan 31°C/50%. Kinerja aerob sangat dipengaruhi oleh fungsi kardiovaskular. Lingkungan yang panas meningkatkan aliran darah kulit yang mengubah fungsi kardiovaskular. Sehingga hal ini dapat memengaruhi penurunan terhadap oxygen intake (VO2max).
Aerobic Capacity Response and Hematological Profile during Performing Physical Activity at Two Public Sport Venues with Different Air Pollution Concentrations Bahri, Samsul; Resmana, Dadan; Tomo, Haryo Satriyo; Safei, Imam; Hasan, Muhamad Fahmi
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 6, No 1 (2021): Opportunities from The Sport and Health Education to Improve Quality of Life
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.505 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v6i1.27621

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effect of exercise on aerobic capacity and hematological profile of amateur futsal athletes at two public sport venues having the same climatic characteristics with different air pollution concentrations. The method used in this study was a quasi experimental method with a post-test only crossover design approach. Subjects of the study were 15 futsal athletes from futsal clubs in Bandung city. The mean (SD) of age, weight, height, and BMI of the participants were 18.73 ± 1.7 years, 55.29 ± 3.0 Kg, 165.90 ± 2.6 cm, and 19.90 ± 0.8 Kg / m2. The results of this study indicated that a high amount of air pollution could significantly inhibit the increase of VO2max (p = 0.043) and hemoglobin (p = 0.023) and could significantly increase white blood cells (p = 0.042 leukocytes). The findings of this study provide evidence that air pollution can have a negative effect on the hematological profile of futsal athletes. Thus, the athlete and coach should consider the level of air pollution around the venue before doing exercise. It should be anticipated because, basically, exercising can increase the rate of air ventilation in the respiratory system so that it can cause air pollution, such as PM2.5 and PM10, entering the lungs and even the alveoli.
ANALISIS EFEKTIVITAS ZUMBA DAN BELLY DANCE TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH Muhamad Fahmi Hasan; Nia Sri Ramania; Samsul Bahri
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2017.2.1.4

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba dan belly dance terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 14 orang yang terbagi menjadi dua kelompok, 7 orang untuk kelompok zumba dan 7 orang untuk kelompok belly dance. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba dan satu kelompok lain menggunakan eksperimen latihan belly dance. Penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pretest dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kelompok zumba dan belly dance terhadap VO2max VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan baik di kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh untuk kelompok zumba dan belly dance VO2max (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dan belly dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh.
PENGARUH ZUMBA TERHADAP VO2MAX, INDEKS MASSA TUBUH, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH Muhamad Fahmi Hasan; Nia Sri Ramania; Samsul Bahri
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2017.2.2.3

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh zumba terhadap VO2max, Indeks Massa Tubuh, dan Persentase Lemak Tubuh. Populasi dalam penelitian ini adalah member aktif S Fitness Center Bandung, dengan total sampel 10 untuk kelompok zumba. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan zumba, penelitian dilakukan selama 12 minggu, dengan tiga kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Dari data yang telah diolah menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap VO2max (p < 0.05), untuk indeks massa tubuh pun terjadi penurunan yang signifikan (p < 0.05), dan terjadi penurunan juga pada persentase lemak tubuh (p < 0.05). Penulis menyimpulkan bahwa zumba dapat dijadikan metode latihan inti maupun selingan untuk meningkatkan VO2max, dan memperbaiki Indeks Massa Tubuh serta Persentase Lemak Tubuh.
ANALISIS KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI DAN KONDISI FISIK ATLET PELAJAR DISEKOLAH PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR SE-PULAU JAWA Ilham Hindawan; Tommy Apriantono; Indria Herman; Muhamad Fahmi Hasan; Agung Dwi Juniarsyah; Sri Indah Ihsani; Iwa Ikhwan Hidayat; Bagus Winata; Imam Safei; Didi Sunadi; Kusnaedi Kusnaedi
JSKK (Jurnal Sains Keolahragaan dan Kesehatan) Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jskk.2020.5.1.6

Abstract

Latar belakang: Sports science menekankan pentingnya pengukuran kondisi fisik pada setiap cabang olahraga untuk menentukan metode latihan yang tepat, yang dapat digunakan oleh pelatih dalam membina atlet. Penelitian bermaksud untuk mengukur karakteristik fisiologi atlet muda PPLP di beberapa cabang olahraga prioritas Indonesia, seperti: Atletik, Pencak Silat dan Taekwondo. Metode: Dalam penelitian ini, seluruh subjek melakukan pengukuran antropometri dan kondisi fisik. Dimana dalam pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, Body mass Index (BMI). Sedangkan pada uji kondisi fisik, pengukuran meliputi lompat vertikal, sprint 30 meter, dan cooper test 2.4 km. Hasil: Penelitian ini berhasil menunjukan secara kuantitatif dan kualitatif, rata-rata antropometri, daya tahan aerobik (VO2max), daya tahan anaerobik (lompat vertikal dan sprint 30 meter) pada atlet dari cabang olahraga Taekwondo, Pencak Silat, dan Atletik. Pada pengukuran antropometri, hanya atlet Pencak Silat (putra dan putri), yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata nilai normal yang ditetapkan WHO. Sementara pada pengukuran daya tahan anaerobik pada variable sprint 30 meter, hanya atlet Atletik putra yang masuk kedalam rentang nilai normal yang telah ditetapkan, sementara atlet pada cabang olahraga lainnya tidak masuk kedalam rentang nilai normal tersebut. Di sisi lain, tidak ada rata-rata hasil lompat vertikal yang dibawah nilai normal, pada ketiga cabang olahraga yang telah dilakukan pengukuran, baik putra dan putri pada setiap cabang. Sementara itu, hasil pengukuran VO2max juga mencatatakan bahwa seluruh atlet (putra dan putri) dari ketiga cabang olahraga yang diukur, memiliki hasil rata-rata VO2max yang normal dan cenderung sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya hasil rata-rata VO2max yang berada dibawah rentang nilai normal yang telah ditetapkan. Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan screening latihan aerobic test (cooper test 2.4), anaerobic test (batrey test) yang meliputi lompat vertikal, sprint 30 meter dan cooper tes 2.4 km dapat digunakan dan efektif sebagai rangkaian metode dalam melakukan proses pencarian bakat dan pembinaan atlet muda di PPLP se-Pulau Jawa Background: Sports science emphasizes the importance of measuring physical conditions in each branch of sport to determine the right training methods, which can be used by coaches in fostering athletes. The research intends to measure the physiological characteristics of PPLP young athletes in several priority sport branches in Indonesia, such as: Athletics, Pencak Silat and Taekwondo. Methods: In this study, all subjects took anthropometric measurements and physical conditions. Where in anthropometric measurements, including body weight, height, Body mass Index (BMI). Whereas in physical condition tests, measurements vertical jumps, sprint 30 meters, and cooper test 2.4 km. Results: This research successfully demonstrated quantitatively and qualitatively, the average value of anthropometry, aerobic endurance (VO2max), anaerobic endurance (vertical jump and sprint 30 meter) in athletes from the Taekwondo, Pencak Silat, and Athletics branches. In anthropometric measurements, only martial arts athletes (male and female), who have a height below the average normal value determined by WHO. While in anaerobic endurance measurement in the 30 meter sprint variable, only male athletes enter the normal range that has been set, while athletes in other sports do not enter the normal range. On the other hand, there are no average vertical jump results below the normal value, in the three sports that have been measured, both male and female in each branch. Meanwhile, the results of VO2max measurements also stated that all athletes (male and female) from the three sports that were measured had normal VO2max results and tended to be very good. This is evidenced by the absence of an average VO2max result which is below the predetermined normal range. Conclusion: These findings indicate that anthropometric profile measurement and the use of aerobic test screening exercises (cooper test 2.4), as well as anaerobic tests (batrey tests) which include vertical jumps and, 30 meter sprints can be used and effectively as a series of methods in the process of finding talent and coaching young athletes in PPLP throughout JavaKata kunci: Aktivitas Fisik, Atlet, Cabang Olahraga, Antropometri, Kondisi Fisik.
The Correlation of Aerobic and Anaerobic Capacities with Performance in Badminton Matches Tommy Apriantono; Indria Herman; Nia Sri Ramania; Rini Syafriani; Bagus Winata; Sri Indah Ihsani; Agung Dwi Juniarsyah; Muhamad Fahmi Hasan
JIPES - JOURNAL OF INDONESIAN PHYSICAL EDUCATION AND SPORT Vol 7 No 02 (2021): JIPES (Journal of Indonesian Physical Education and Sport)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to measure the aerobic and anaerobic capacities of badminton athletes, and to relate them to performances, such as the number of drive shots, lob shots, or smash shots, in badminton matches. 12 badminton athletes in the men's doubles category carried out two types of measurements, namely laboratory test and match test. Laboratory tests included the VO2max test using the Lode Quark Cardio Pulmonary Exercises Test (CPET), as well as a battery test (push-up, back-up, sit-up, and half-squat). Match test was conducted using competition match system. Match performances, such as drive shots, lob shots, or smash shots were analyzed by experts. The higher the VO2max level of the pair of men's doubles athletes, the better its correlation with their badminton strokes was. For example, pair 1 (native 1 and native 2) had a mean VO2max of 54.2 ± 0.9 ml/kg/min and performed the average numbers of lob strokes of 35.5 ± 0.7, drive shots of 47.5 ± 0.7, and smash of 19.5 ± 7.8. The lowest result was found in pair 6, in which the VO2max level was 47.6 ± 0.4. The average numbers of shots performed by this pair were 23.5 ± 2.1 for lob, 29.5 ± 0.7 for drive, and 5.5 ± 0.7 for smash. On the other hand, Pair 1 had the highest average repetition of the battery test compared to the other pairs (Push-up = 35.5 ± 0.7, Back-up = 49.5 ± 0.7, Sit-up = 55.0 ± 0.0, Half-squat = 69.5 ± 0.7), and it was directly proportional to the results of hitting performance in a match. This study shows that there is a correlation between VO2max average and battery test results and the performance of badminton men's doubles athletes.
The Effect of Watermelon Juice Supplementation on Perceived Recovery and Anaerobic Power Recovery in Young Karate Athletes Gifran Rihla Gifarka Latief; Samsul Bahri; Rini Syafiarini; Muhamad Fahmi Hasan
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 7, No 1 (2022): Physical Activity and Exercise for Health and Well-being
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpjo.v7i1.43311

Abstract

Karate is a popular and often played martial sport. Due to the limited recovery period experienced by karate athletes during matches, they must employ an appropriate recovery plan in order to regain their initial condition. Watermelon research has become popular in recent years for application in sports. This clinical trial used one crossover design. The participants in this study were young karate athletes supported by the West Java student education and training center. The subject will undergo two periods: the first during which he or she will not consume any watermelon juice, and the second during which he or she will consume 500ml of watermelon juice daily for seven days. The data collection procedure includes measuring perceived recovery status to evaluate the degree of perceived recovery, and also anaerobic ability through a running-anaerobic sprint test. After the sample had completed the protocol in the form of a match simulation, measurements were taken. The results indicated that drinking watermelon juice had a significant effect on perceived recovery status 48 hours after and 72 hours after the treatment. However, after consuming watermelon juice, there was no significant difference in the athlete's anaerobic abilities. Consumption of watermelon juice can aid athletes in their recovery process, which has an effect on the athlete's reported recovery state. It does not, however, contribute to the recovery of anaerobic capability.