Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELAKSANAAN PEMBINAAN KEPRIBADIAN TERHADAP ANAK RESIDIVIS BERDASARKAN UU NO 11 TAHUN 2012 (STUDY KASUS DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II JAKARTA) YUNITA, MELISA
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 4, No 2 (2020): Agustus 2020 (in progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v4i2.2020.%p

Abstract

Abstrak Anak memiliki peran dalam kelangsungan hidup manusia dan kelangsungan suatu bangsa. UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA)  adalah proses dalam menyelesaikan perkara Anak yang berhadapan dengan hukum secara keseluruhan, dimulai tahap penyelidikan hingga pembimbingan. Undang-Undang tersebut mengatakan anak yang telah berbuat tindak pidana diberikan pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Pada kenyataannya masih banyak anak yang mengulangi perbuatan tindak pidana (Residivis) setelah mereka bebas dari LPKA. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembinaan kepribadian terhadap anak residivis di LPKA Kelas II Jakarta berdasarkan UU No 11 tahun 2012 tentang SPPA dan apa saja penghambat pelaksanaan kepribadian terhadap anak residivis di LPKA Kelas II Jakarta. Penelitian ini menggunakan Pendekatan penelitian dilakukan secara yuridis empiris dan yuridis normatif. Metode  pengumpulan data  menggunakan penelitian lapangan (wawancara) dan penelitian kepustakaan, menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Penelitian yang telah dilakukan  mendapatkan hasil bahwa LPKA Kelas II Jakarta melaksanakan pembinaan kepribadian  kepada anak dengan memberikan perlakuan yang sama dan tidak membedakan pembinaan terhadap anak residivis dengan anak non residivis. Hal ini disebabkan oleh Faktor Hukum, Faktor Penegak Hukum, Faktor Budaya dan Faktor Masyarakat. Kata kunci : Anak Residivis, LPKA, Pembinaan, SPPA.  Abstract Children have a role in the survival of human life and the survival of the nation. The law number 11 year  2012 regarding children criminal justice system (SPPA) is whole legal process solving children's cases that dealing with law, beginning the investigation stage to with the guidance stage after serving a criminal. In Law Number 11 year 2012 it is explained that children who commit crimes are placed in the Institute for Special Development of Children (LPKA). In fact, a lot of kids who repeat criminal offenses again(Recidiction) after they have been released from LPKA. The problem that researched in this study is how the implementation personality  choaching towards recidiction child in LPKA class II Jakarta based on the the law number 11 year 2012 regarding SPPA and what are barrier implementation personality towards the recidiction child in LPKA class II Jakarta. The problem approach in this study uses the yuridis empirical and yuridis normatif approaches. The data used is primary data and secondary data. Data collection methods in  this research is uses library research and field research (interviews). Data analysis uses qualitative data analysis. The results of the study and discussions show that the implementation of the reform program in LPKA class II Jakarta in providing education programs for children does not discriminate education between recidiction of children and non recidiction children. It?s cause to several factors is legal factors, law enforcement factors, cultural factors, and community factors. Keyword : LPKA, SPPA, Recidiction child, treatment. 
Peran Guru Pembimbing Khusus pada Anak Disleksia di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif Yunita, Melisa; Ardisal, Ardisal; Sopandi, Asep Ahmad
Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Vol. 1 No. 1 (2017): JPKK
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh temuan dilapangan saat proses pembelajaran guru kelas menerangkan materi pelajaran dengan cepat, tidak ada pengulangan materi, sedangkan di kelas terdapat disleksia, sehingga anak merasa bingung. Sedangkan guru tidak terfokus pada anak yang mengalami kesulitan, karena guru kelas harus membagi perhatiannya kepada semua anak. Peran GPK dibutuhkan untuk membimbing anak. Tujuan penelitian ini melihat tentang peran GPK dalam proses pembelajaran pada anak disleksia di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SD Negeri 15 Ulu Gadut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah GPK. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara teknik dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GPK melaksanakan tugasnya. GPK melaksanakan identifikasi, asesmen dan GPK berkerjasama dalam pengembangan kurikulum sekolah. GPK menjalin kerjasama dengan kepala sekolah, guru kelas, orang tua, dan lembaga terkait. GPK membimbing anak dalam proses pembelajaran dan memberikan layanan khusus pada anak disleksia.