Khaerani, Puspa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identifikasi Potensi Air Tanah untuk Kebutuhan Penyediaan Air Bersih dengan Metode Geolistrik: Studi Kasus di Kawasan Geostech, Puspiptek Serpong Naryanto, Heru Sri; Khaerani, Puspa; Trisnafiah, Syakira; Shomim, Achmad Fakhrus; Wisyanto, Wisyanto; Tejakusuma, Iwan Gunawan
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.114 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i2.3577

Abstract

ABSTRACTGeostech Building, as an office and laboratory facility, requires a source of clean water from groundwater related to the limited supply of clean water from the PDAM. Due to the needs of freshwater from groundwater origin, data and information are needed regarding the potential groundwater in the area, including aquifer configuration, depth, and groundwater potential. The presence of groundwater is not distributed through every area, and it's related to the geological and geohydrological conditions. One of the geophysical methods that can describe subsurface is 2D geoelectric methods. This method can distinguish and analyze rock types, geological structures, groundwater aquifers, and other important information based on the characteristics of the electricity of rocks by looking at the value of the type of resistance. In this measurement, the Wenner Alpha configuration has been used, where the arrangement of A-B current electrodes and M-N potential electrodes have constant spacing. From the measurement results, it can be interpreted that there is a low resistivity layer containing porous groundwater as an aquifer. Based on regional geological data, it has been estimated that this layer is in the form of sandy tuff (0-1.5 ohm-m). The exploitation of groundwater with drilling is expected to reach the aquifer's upper layer at depth, starting from 11.5-13 meters. The groundwater aquifer thickness cannot be ascertained because of the penetration of the lower depth of 2D geoelectric measurements truncated by the constraint of a maximum stretch of cable. The upper layer of the aquifer contains a turned layer of fine tufa and medium tuff, which is impermeable, coarse tuff, and mixed soil with varying thickness at the upper layer.Keywords: 2D geoelectric, aquifer, potential groundwater, Geostech  ABSTRAKGedung Geostech sebagai sarana perkantoran dan laboratorium memerlukan sumber air bersih dari air tanah terkait dengan terbatasnya suplai air bersih dari PDAM. Kebutuhan air bersih berasal dari air tanah, maka diperlukan data dan informasi mengenai kondisi potensi air tanah di kawasan tersebut termasuk konfigurasi akuifer, kedalaman, dan potensi air tanahnya. Keberadaan air tanah tidaklah merata untuk setiap tempat dan sangat terkait dengan kondisi geologi dan geohidrologinya. Salah satu metode geofisika yang dapat memberikan gambaran kondisi bawah permukaan adalah dengan metode geolistrik 2D. Metode ini dapat membedakan dan menganalisis jenis batuan, struktur geologi, akuifer air tanah, dan informasi penting lainnya berdasarkan sifat kelistrikan batuan dengan melihat nilai tahanan jenisnya. Dalam pengukuran ini digunakan konfigurasi Wenner Alpha, dimana susunan elektroda arus A dan B dan elektroda potensial M dan N mempunyai spasi yang konstan. Dari hasil pengukuran dapat diinterpretasikan adanya lapisan dengan resistivitas rendah yang mengandung air tanah dan bersifat porous sebagai akuifer. Berdasarkan data geologi regional diperkirakan lapisan ini berupa tuf pasiran (0-1,5 ohm-m). Pengambilan air tanah dengan pemboran diperkirakan akan mengenai batas atas lapisan akuifer pada kedalaman 11,5-13 meter. Ketebalan akuifer air tanah tidak bisa dihitung karena penetrasi kedalaman pengukuran geolistrik 2D terbatasi oleh bentangan elektroda di permukaan. Lapisan di atas akuifer merupakan lapisan selang-seling tuf halus dan tuf sedang yang kedap air, tuf kasar, dan pada bagian paling atas merupakan tanah urugan dengan ketebalan bervariasi.Kata kunci: Geolistrik 2D, akuifer, potensi air tanah, Geostech  
VALIDASI REKAHAN SEBAGAI INDIKATOR BATUAN TERUBAH DENGAN METODE KELURUSAN DAN PETROGRAFI DI DAERAH BUNGBULANG, KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT Khaerani, Puspa; Taufiq, Andra; Muslim, Dicky; Helmi, Faisal; Putri, Yunitha R.I.
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11 No 3 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v11i3.30

Abstract

Garut Selatan menyimpan potensi sumber daya mineral berupa emas, krisopras, dan kalsedon. Di beberapa lokasi di Bungbulang ditemukan adanya batuan terubah dan tambang kalsedon tradisional yang sudah tidak beroperasi lagi yaitu di Sungai Citanggeuleuk. Batuan terubah ini memiliki ciri fisik litologi yang berbeda dengan batuan di sekitarnya seperti berwarna hitam, mengandung mineral muskovit, klorit, dan mineral lempung. Lokasi singkapan batuan terubah diperkirakan berada pada jalur rekahan sesar minor di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap adanya rekahan yang diperkuat dengan adanya batuan terubah sebagai jalur fluida hidrotermal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelurusan dan petrografi. Metode kelurusan yang digunakan berupa analisis kelurusan segmen sungai sebagai analisis dasar kelurusan yang mengindikasikan adanya anomali kelurusan pada lokasi penelitian. Metode petrografi dilakukan untuk mengidentifikasi mineral pada batuan yang menunjukkan adanya pengaruh ubahan karena rekahan. Dari kegiatan pemetaan geologi di daerah penelitian terdapat indikasi batuan terubah di beberapa tempat pada litologi batupasir dan tuf yang mengandung mineral mika putih yang melimpah, klorit, dan mineral lempung. Dari hasil analisis morfometri sungai di daerah ini, diinterpetasikan rekahan yang mempengaruhi pembentukan batuan terubah ini berarah barat-timur yang memanjang dari Sungai Citanggeuleuk sampai Sungai Cianda. Maka rekahan merupakan indikator adanya batuan terubah pada daerah Bungbulang, Garut.