Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LONGSORAN DISEBABKAN OLEH HUJAN PADA MASSA BATUAN: STUDI KASUS PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN Swana, Galih W.; Ashari, Maulana
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.176

Abstract

Longsoran disebabkan oleh hujan seringkali muncul pada area dengan iklim tropis. Intensitas hujan yang berat yang cukup umum terjadi di Indonesia adalah penyebab utama dari hal tersebut. Di proyek tambang, bukaan lereng bukan hanya dibuat pada lereng pit tambang tapi ada juga pada drainase lereng tambang. Pada April 2020, terdapat longsoran pada drainase Tambang Senakin yang disebabkan oleh tingginya curah hujan. Berdasarkan dari laporan investigasi longsor, longsoran dikategorikan sebagai longsoran yang disebabkan oleh hujan. Lereng yang longsor adalah lereng batuan yang memiliki bidang diskontinuitas yang umumnya disebut sebagai massa batuan. Selain itu, massa batuan pada area ini di kategorikan sebagai medium rock mass dengan terdapat bidang diskontinuitas yang cukup persisten dan berpotensi sebagai bidang gelincir serta bersifat tidak menguntungkan terhadap geometri lereng. Analisis balik dilakukan menggunakan kombinasi sensitivity analysis dan trial error method dengan mensimulasikan tekanan pori air bertahap. Berdasarkan hasil analisis balik tersebut dengan curah hujan yang ada, material yang longsor adalah material yang sebelumnya merupakan area wetting front. Dari longsoran tersebut, penulis mencoba untuk menghubungkan pengaruh curah hujan yang tinggi dengan lereng massa batuan, termasuk kenaikan pore pressure seiring dengan berjalannya waktu, perilaku massa batuan  ketika wetting front muncul, dan kemungkinan kemungkinan lain yang ada pada longsoran tersebut. Diharapkan dengan adanya paper ini, dapat digunakan untuk mengurangi uncertainties dalam asesmen geoteknik sehingga optimisasi batubara dapat dilakukan berdasarkan dengan parameter hidrologi yang lebih optimis.
Desain Lereng Final Dengan Metode Rmr, Smr Dan Analisis Kestabilan Lereng: Pada Tambang Batubara Terbuka, Di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Swana, Galih W.; Muslim, Dicky; Sophian, Irvan
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7 No 2 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v7i2.106

Abstract

Dalam menentukan kemiringan desain final lereng yang dibentuk, salah satu caranya ialah dengan menggunakan metode geomekanik melalui penentuan nilai Rock Mass Rating(RMR) dan nilai Slope Mass Rating (SMR). Namun, dari nilai SMR tidak diketahui faktor keamanan dari lereng tersebut sehingga diperlukan analisis kestabilan lereng. Nilai kemiringan lereng dan faktor keamanannya dapat menjadi acuan untuk membuat desain lereng final yang representatif. Penelitian dilakukan di tambang terbuka yang terdapat di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah penelitian terletak pada Formasi Warukin dengan unit stratigrafinya yaitu batupasir (pasir kasar - halus), mudstone dan carbonaceous mudstone, serta batubara dengan jurus N 80°– 90° E dan kemiringan 29°-35°. RMR pada section Sidewall berkisar antara 25- 59, dan SMR berkisar antara 30,1°– 59°; pada section Western Lowwall atau data bor AGT-02 dan AGT-03 berkisar antara 20 - 55 dan SMR berkisar antara 20°– 55°. Pada section Western Highwall RMR berkisar antara 34 -71 dan SMR berkisar antara 33,06° – 71°. Pada section Eastern Lowwall RMR berkisar antara 20-55 dan SMR berkisar antara 20° – 54,96°. Pada section Eastern Highwall RMR berkisar antara 29-79 dan SMR berkisar antara 29°–52°. Dari hasil analisis kestabilan lereng, pada umumnya nilai kemiringan lereng hasil dari nilai SMR berada pada kondisi labil sampai stabil sehingga perlu dilakukan penurunan muka air tanah pada beberapa bagian agar dihasilkan desain final lereng yang stabil.